Royals - Chapter 19.2

263 17 0
                                    

________________________________
____________________

C19.2 : Supposed to be official

____________________
________________________________

Playlist : Justin Bieber - Intentions ft. Quavo

________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________

Waktu berlalu dengan cepat. Kami semua sudah menyelesaikan makan siang kami meskipun belum beranjak pergi. Malika sibuk dengan ponselnya—berbelanja melalui website. Sementara Karlyn dan Aleena membahas pelantikan pengurus baru Club Basket. Reyna, yang merupakan bendahara utama Student Council, sedang membuat rancangan anggaran biaya untuk pesta dansa musim dingin. Dan Nichole sendiri mengeluhkan tuntutan keluarga besarnya di China pada Emily.

Aku bangkit berdiri untuk mengambil air mineral. Saat aku kembali, sudah ada sekitar sepuluh gadis yang mengerubungi meja para sahabat laki-lakiku seperti lebah. Tidak perlu menebak siapa yang senang meladeni mereka. Sudah jelas Rhysand. Entah apa yang dikatakan si pangeran pada gadis berambut pirang sehingga pipi gadis itu berubah semerah bibirnya.

Lalu mataku menangkap pemandangan yang entah mengapa membuatku kesal. Ada gadis berambut merah bata, sepertinya freshmen, mencoba mengajak Navhaniel berbicara. Tanpa meletakkan terlebih dahulu gelasku yang terisi penuh, aku melangkah melewati meja para sahabat perempuanku dan menghampiri mereka.

"Kalau kau tidak ada rencana setelah ini, aku dan teman-temanku akan melakukan hiking." Tawar gadis itu. Tidak menyadari aku sudah berdiri di dekatnya

"Rencanamu menarik, Putri Merida." Aku melangkah maju, meletakkan telapak tanganku di bahu Navhaniel. "Tetapi Navhaniel sudah punya rencana sendiri."

"Oh ya? Dia tidak mengatakannya."

Aku tersenyum yang tidak sampai ke mata. "Kau pikir siapa kau sehingga Navhaniel harus mengatakan rencananya padamu?"

"Kau sendiri siapa?"

"Jangan macam-macam, Carla." Rhysand memperingatkan.

Carla menoleh pada Rhysand dengan tatapan kesal. "Aku tidak macam-macam. Lagipula, kenapa aku harus merasa terintimidasi olehnya?" Sekarang tatapan Carla sudah kembali padaku. "Cerita-cerita tentang Skyla Clarke ternyata tidak sesuai dengan apa yang kusaksikan selama ini. Dia tidak semenyeramkan itu."

Masih dengan tersenyum, aku memiringkan sedikit kepalaku. Mengamati penampilannya dari ujung kepala hingga kaki. Orang kaya baru. "Kau tahu, Carla, ada alasan mengapa orang-orang bercerita tentangku." Detik selanjutnya, aku menumpahkan semua air di gelasku ke sepatunya. "Dan lihat! Sepatu-kelas-duamu basah. Bagaimana mungkin kau bisa mengajak Navhaniel pergi disaat kau sendiri tidak bisa?"

THIS FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang