Royals - Chapter 11.1

367 22 0
                                    

________________________________
____________________

C11.1 : Was A Normal Day

____________________
________________________________

Playlist : Anne-Marie & James Arthur - Rewrite The Stars

Playlist : Anne-Marie & James Arthur - Rewrite The Stars

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________

"Jangan lupa selesaikan membaca A People's History of the United States sebelum Annual First Spencers Reunion." Kata Mister Aaron, guru bahasa Inggris yang menurutku paling baik di sekolah ini sebelum beliau keluar dari kelas.

Aku membereskan barang-barangku di meja. Tidak banyak. Hanya binder tebal untuk mencatat hal-hal penting berserta pena dan MacBook.

"Kau mau ke kantin bersamaku?" Tanyaku pada Dylan yang duduk di sebelahku.

"Sejak kapan kau peduli untuk bertanya?" Tanyanya balik. Membuatku terkekeh pelan. Aku memang akan selalu memaksa apapun jawabannya.

Selama dua minggu ini, aku benar-benar berusaha menyibukkan diri. Rhysand selalu menemaniku meskipun aku seringkali mengusirnya karena tingkahnya yang menyebalkan. Aku juga berhasil membuat Dylan tidak marah lagi karena kejadian Rickardo meskipun sebelumnya dia bersikeras mengatakan bahwa dia tidak marah.

Para sahabat perempuanku, seperti biasa, menjadi tempat paling nyaman untuk menghabiskan waktu. Dan aku akhirnya menuruti keinginan Franz dan Jonathan untuk berhenti melatih para freshmen di Club Voli. Mereka mengatakan emosiku sedang tidak stabil dan bisa mengakibatkan kami tidak akan memiliki orang lagi untuk dilatih.

"Kudengar kau mendekati seorang gadis. Siapa?" Aku membuka pembicaraan dengan Dylan saat kami berjalan di koridor menuju Achroite. Sejak awal kami berteman, baru kali ini aku mendengar berita seperti ini tentang Dylan. Bahkan aku tidak pernah mendengar berita apapun tentangnya sebelumnya. Dylan terlalu bersih.

"Kenapa kau bertanya?"

"Ck! Jangan jawab pertanyaan dengan pertanyaan, Dylan!"

Dylan tersenyum. "Ada yang salah dengan itu? Aku hanya tidak mau membicarakannya."

"Dia menolakmu ya?" Candaku.

"Dia bahkan tidak melihatku."

Aku mengernyit bingung mendengar jawaban Dylan. "Bagaimana mungkin? Kau kan baik, pintar, sedikit tampan, dan—"

"Ya. Ya. Ya." Potong Dylan. "Tapi aku bukan Rhysand ataupun Franz. Semua laki-laki di sekolah ini harus bisa memiliki nilai lebih dari mereka jika ingin mendapatkan seorang kekasih mengingat semua gadis sangat menyukai mereka berdua."

"Tidak semua." Aku tersenyum santai padanya. "Gadis cantik yang ini tidak menyukai mereka."

"Kau pernah sangat menyukai Rhysand."

THIS FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang