❝FOR THOSE WHO LOOK UP TO THE SKY.❞
_____________________________________________
SKYLA ALEA CLARKE, cucu perempuan pertama dari keluarga pemilik perusahaan senjata nomor satu dunia. Cantik dan cerdik. Posisinya sebagai ratu di sekolah swasta paling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________
Sudah lebih dari satu bulan sejak perkemahan musim gugur di Joshua Tree National Park. Selama itu pula hubunganku dengan Skyla menjadi semakin baik setiap harinya.
Meskipun aku tidak suka fakta bahwa dia seringkali mengabaikanku demi menghabiskan waktu bersama para sahabatnya, aku sama sekali tidak bisa balas mengabaikannya. Skyla terlalu spesial untuk diabaikan, untuk melewatkan kesempatan bersamanya. Dia berbeda.
Mungkin itulah mengapa para sahabatnya sangat menyayangi dan menerimanya terlepas dari sifatnya yang keras kepala dan terkadang meledak-ledak. Karena itulah Rhysand tidak pernah sepenuhnya melepaskannya. Aku sendiri sangsi ada orang yang bisa menjauhi Skyla setelah mengenalnya.
"Nave!"
Aku melepaskan pandanganku dari hamparan danau buatan Spencers yang terbentang luas di hadapanku dan menoleh pada asal suara. Kudapati Arthur berjalan ke arahku dengan beberapa berkas di tangannya.
"Ini yang kau minta beberapa bulan lalu." Katanya sembari menyodorkan berkas itu padaku. "Sudah kuusahakan semampuku."
Mataku menyorot tajam pada berkas itu dan Arthur bergantian. Kedua tanganku sama sekali tidak bergerak di dalam saku celana. "Kau sudah pastikan tidak ada satu orangpun yang tahu tentang ini?"
Arthur mengangguk. "Lagipula, sebenarnya untuk apa kau menginginkan data sedalam ini tentang Bianca dan para minionnya? Terlebih ini, data tentang Rickardo Van Kirk."
"Mereka mengusik milikku." Jawabku singkat sebelum kemudian kembali menatap ke danau. Satu tanganku terkepal saat mengingat tikus-tikus itu berniat melayangkan tangan kotor mereka pada Skyla.
Sejujurnya aku tahu Skyla dapat melindungi dirinya sendiri. Tetapi tetap saja. Tidak boleh ada yang menyentuhnya. Gadis bermata abu-abu itu milikku. Milik Navhaniel Grayson. Siapapun yang memperlakukannya dengan tidak sepantasnya harus membayar mahal. Sangat-sangat mahal.
"Beli lima persen saham keluarga mereka atas nama Camelion Corp. dalam waktu satu bulan." Perintahku. "Apapun caranya."
"Camelion Corp.? Perusahaan cangkang yang kau ciptakan tiga tahun lalu?" Kurasakan Arthur menatapku. "Dia masih beroprasi?"
"Tidak. Dia hanya beroprasi untuk sesuatu yang sangat penting."
"Tetapi kau tidak pernah mengoprasikannya setelah meresmikannya."