Princess - Chapter 9.2

370 22 2
                                    

________________________________
____________________

C9.2 : You're No Fine At All

____________________
________________________________

Playlist : David Archuleta - Crush

Playlist : David Archuleta - Crush

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________

Di luar restoran pengawal Grayson tadi berdiri berjajar di dekat Ferrari Navhaniel dan dua SUV hitam yang sepertinya menjadi kendaraan mereka. Aku hanya menoleh sekilas pada semua itu sebelum kemudian berjalan mengikuti trotoar.

Skyla Clarke : Grace, jemput aku. Aku akan mengirimkan lokasinya padamu lima menit lagi.

Satu detik.

Empat detik.

Sepuluh detik.

Grace White : Baik, Nona.

Setelah membaca jawaban dari Grace, aku melipat tanganku di depan dada. Seakan menyembunyikan ponselku.

Berjalan kaki sendirian di Los Angeles bukan yang pertama kalinya untukku. Entah sudah berapa kali aku melakukan ini. Jika saja ayah atau ibuku tahu, mereka pasti sudah melarangku habis-habisan. Mereka selalu takut akan bahaya yang bisa saja menimpaku. Wajar kurasa. Meskipun tidak setiap saat aku mau mengerti.

Emosi yang meluap-luap dalam darahku sudah sedikit mereda. Aku sendiri tidak tahu mengapa aku bisa sekesal itu. Padahal seharusnya kekesalan yang kurasakan tidak sebanyak tadi.

Semua itu salah Navhaniel. Dia tidak menjelaskan, apalagi menyangkal.

Persetan! Dia mengakuinya atau tidak, akan kupastikan itu terakhir kalinya dia menganggapku sama dengan gadis-gadis berisik penggemarnya. Terlebih karenanya aku tidak menghabiskan makananku. Aku bahkan belum menyentuh hidangan penutup.

Aku menghembuskan napas sembari mendongak ke langit senja kemerahan. Sungguh menyebalkan.

Rolls Royce putih berplat CLARKE yang dikendarai Grace berhenti di sebelah trotoar di hadapanku lima belas menit kemudian. Wanita setengah baya itu tersenyum sembari membukakan pintu. "Selamat sore menjelang malam, Nona."

"Senang bertemu dengamu lagi, Grace." Balasku sembari tersenyum padanya lalu masuk ke mobil dan duduk di kursi penumpang.

Kemudian aku tersadar. Aku bersumpah sempat melihat Ferrari hitam seperti milik Navhaniel tadi ada di tikungan tak jauh di belakangku. Mungkin orang lain. Tidak mungkin hanya ada satu mobil seperti itu di dunia ini. Atau mungkin tipe lain mengingat aku tidak banyak mengetahui tentang kendaraan.

THIS FEELINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang