❝FOR THOSE WHO LOOK UP TO THE SKY.❞
_____________________________________________
SKYLA ALEA CLARKE, cucu perempuan pertama dari keluarga pemilik perusahaan senjata nomor satu dunia. Cantik dan cerdik. Posisinya sebagai ratu di sekolah swasta paling...
Playlist : Calvin Harris - This Is What You Came For ft. Rihanna
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________
"Bagaimana hari Karlynku yang cantik?" Tanya Franz setelah mereka duduk di meja sebelah meja kami. Tidak jauh. Hanya berjarak sekitar satu meter. "Apa kau sudah makan?"
"Kau buta?" Karlyn membuang pandangan lalu menyendokkan spaghetti aglio e olio ke dalam mulutnya yang sontak membuat Franz tertawa. Bagitupun aku dan yang lain.
"Berapa lama lagi kau akan terus menyakiti hati Franz dengan mengabaikan semua perhatian tulusnya?" Tanya Jonathan. Kejahilan menari-nari di matanya. "Tega sekali."
"Sudahlah Franz, kau menyerah saja. Sepertinya sampai kapanpun kau tidak akan bisa mendapatkan hati Karlyn yang berharga." Timpal Rafael.
Kali ini Karlyn tidak membalas dengan perkataan. Dia hanya mengangkat tangannya dan memberikan gestur kasar dengan spaghetti yang masih mengantung di mulutnya.
Terkadang aku bingung bagaimana bisa gadis dengan kepribadian menyenangkan seperti Karlyn dapat berubah dalam sepersekian detik saat memasuki lapangan basket. Seolah sosok yang selama ini membuatku tertawa tidak pernah ada. Hanya seorang gadis yang hebat dalam pertandingan.
Karlyn dan Aleena memang pantas menyandang gelar sebagai wakil dan ketua Club Basket Perempuan Spencers. Aku yakin siapapun bisa melihat bakat mereka dengan sangat jelas dalam cabang olahraga itu.
Pembicaraan terus berlanjut dengan santai. Mulai dari hal-hal tidak penting hingga rencana untuk berlibur bersama dan lain-lain. Tidak ada sama sekali yang membahas perusahaan ataupun semacamnya. Tidak pernah.
Sesekali aku mendapati Rhysand melihat ke arahku. Entah apa yang dipikirkannya. Bohong jika aku mengatakan caranya menatapku tidak mengganggu. Aku sangat amat terganggu. Rhysand sialan. Dia seakan sedang mengatakan sesuatu dari mata hazelnya yang sialnya tidak aku mengerti. Tentu saja itu membuatku jengkel.
Tiba-tiba teriakan dan tarikan napas tertahan kembali terdengar di seluruh penjuru kantin. Tidak seperti sebelumnya, kali ini lebih...histeris.
Keheningan yang tercipta setelahnya tidak bertahan lebih dari dua detik karena suara langkah santai yang teratur memenui area makan luas ini. Membuat semua orang menatap pada sosok yang telah mencuri perhatian itu. Termasuk aku.
Kurasakan dunia mulai runtuh di bawah kakiku selayaknya pasir yang tergerus ombak. Aku seolah membeku. Aku bahkan tidak tahu apakah aku masih bernapas saat mata biru gelap itu bertemu dengan mataku.