❝FOR THOSE WHO LOOK UP TO THE SKY.❞
_____________________________________________
SKYLA ALEA CLARKE, cucu perempuan pertama dari keluarga pemilik perusahaan senjata nomor satu dunia. Cantik dan cerdik. Posisinya sebagai ratu di sekolah swasta paling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________
Aku dapat merasakan kekaguman yang kental di seluruh penjuru ruangan. Cassandra Nova Grayson, putri pertama dari pasangan Hardeen dan Brianna Grayson sekaligus keturunan perempuan pertama dari silsilah panjang keluarga Grayson. Darah yang mengalir dalam dirinya bahkan lebih suci daripada darah bangsawan manapun.
Meskipun aku sudah pernah bertemu dengannya, tetap saja karisma yang dipancarkan kakak Navhaniel ini masih sangat memikat.
"Selamat siang, semuanya." Sapa Cassandra padaku dan para sahabatku setelah dia sampai di sofa kami. Membuat yang lain sontak berdiri, menunjukkan rasa hormat padanya. Ya. Kecuali aku karena adiknya yang sialan ini menahan tanganku.
"Selamat siang, Nona Grayson." Balas mereka, sebelum kembali duduk setelah Cassandra mempersilahkan mereka duduk dengan gerakan tangannya.
"Senang bertemu denganmu di sini, Cassandra." Aku tersenyum ramah, mengabaikan nada suaraku yang canggung. Demi Tuhan! Situasi ini benar-benar membuatku malu.
Mungkin karena aku menyebut nama Cassandra, Navhaniel seketika menarik kepalanya dari bahuku dan terduduk tegak meskipun tangannya masih menggenggam tanganku. Dia pasti sangat terkejut.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Navhaniel, gagal menyembunyikan keterkejutannya.
"Kuharap adikku tidak menyusahkanmu, Skyla." Cassandra menatapku dengan satu alis terangkat. Senyum cerahnya berubah geli ketika iris biru gelapnya berpindah pada Navhaniel yang sudah lebih santai. "Kau tahu di dunia ini ada benda yang disebut ranjang kan, Nave?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Cassandra, Navhaniel memijat pelipisnya pelan. "Bukankah sekarang kau seharusnya berada di Lake Como?"
"Pesawatku akan terbang dalam tiga jam." Jawab Cassandra. "Kita akan pergi ke sana bersama-sama."
Aku bersumpah dapat merasakan dengan jelas Navhaniel mengeratkan genggamannya padaku meskipun sesaat. "Tidak." Tolaknya begitu saja.
Masih dengan senyum cantik yang terukir indah di bibirnya, Cassandra memiringkan kepalanya sedikit. "Nave... Kau sungguh ingin berdebat denganku?" Cassandra bertanya lembut. "Kau akan ikut bersamaku, Navhaniel Grayson."
"Tidak."
Penolakan Navhaniel yang kedua kalinya membuat Cassandra menegakkan tubuh. Aku sendiri khawatir dengan nasib Navhaniel setelah ini. Terkadang Navhaniel memang tidak tahu situasi untuk menunjukkan kekeraskepalaannya.
