❝FOR THOSE WHO LOOK UP TO THE SKY.❞
_____________________________________________
SKYLA ALEA CLARKE, cucu perempuan pertama dari keluarga pemilik perusahaan senjata nomor satu dunia. Cantik dan cerdik. Posisinya sebagai ratu di sekolah swasta paling...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
________________________________
Lima bulan yang lalu.
Lake Como, Italia...
Aku benci wanita di hadapanku. Jalang tidak tahu malu yang baru kuketahui kemarin bernama Brooke Samos. Matanya yang melirik-lirik tajam, senyum yang sama palsunya dengan wajah dan tubuhnya, serta setiap tarikan napasnya. Aku mengutuk semuanya.
"Pangeran," Mungkin dia berpikir bahwa dia sedang mengeluarkan suara yang lembut sekarang setelah berhasil menghadang langkah santaiku menyusuri jalan setapak tak jauh dari mansion kakekku yang langsung menampilkan pemandangan spektakuler Lake Como. Namun kenyataannya, yang sampai ke telingaku saat ini tidak lebih dari desisan ular. "Kau belum mengatakan apapun sejak kemarin. Aku jadi berpikir, apakah Adam berbohong padaku saat dia mengatakan bahwa kau anak laki-laki yang periang?"
Tidak. Jawabannya adalah tidak. Adam Grayson—kakekku, tidak berbohong jika dia menggambarkan Navhaniel sebelas tahun lalu. Saat aku masih mempercayai pahlawan super itu ada. Saat kakakku masih tinggal di mansion orang tua kami di Long Island. Saat aku masih menganggap kakekku adalah pria terhangat yang akan selalu ada untukku.
Hidupku sempurna. Aku bocah laki-laki paling kaya di dunia. Tidak hanya materi tapi juga kasih sayang. Hingga hari itu. Hari di mana aku berkunjung ke mansion kakek dan nenekku—tempat ini, untuk menghabiskan musim panas saat umurku masih tujuh tahun tapi malah memergoki kakekku sedang dilayani seorang wanita bertubuh sintal yang tidak memakai sehelai benangpun.
Aku memang masih anak-anak saat itu. Tapi aku tidak bodoh. Aku punya otak untuk tahu bahwa yang dilakukan kakekku dan wanita itu adalah sebuah kesalahan. Aku tahu nenekku tidak akan menyukai suaminya bersama wanita lain. Aku saja benci saat ayahku harus pergi dengan wanita yang bukan ibuku meskipun untuk bisnis.
Tapi aku tidak pernah mengatakan apapun tentang apa yang kudapati hari itu pada siapapun. Di situlah letak kesalahanku. Kakekku terus membawa wanita-wanita lain ke mansion saat nenekku tidak ada. Mungkin karena dia tahu aku akan diam saja. Dan akibatnya, rasa bersalah menggerogotiku hingga detik ini. Terlebih saat perceraian nenek dan kakekku bertahun-tahun yang lalu. Seharusnya aku bisa menghentikan kakekku.
"Aku tahu, Pangeran. Kau marah karena kau bukan lagi pewaris utama keluarga Grayson." Aku masih bergeming di tempatku. "Tapi kehadiran adik ayahmu ini sudah kehendak Tuhan. Aku bisa apa?"
