Sakti terus menatap gadis berambut sebahu itu dari balik kaca spion motornya. Wajah cantiknya sangat membuat debaran jantung Sakti selalu berpacu lebih cepat. Sekarang gadis itu sudah resmi menjadi pacarnya. Iya Pacar.
Luna dibalik helm yang ia pakai, masih saja melamun memikirkan sesuatu hal yang sejak pagi mengganggu pikirannya.
Bagaimana keadaan rumah saat ini?
Itu yang sekarang Luna pikirkan.
Sakti terus memandang wajah cantik Luna dari kaca spion. Luna akibat acara melamunnya, jadi tidak pokus dengan kenyataan. Lihat saja, motor Sakti sudah diam berhenti tapi penumpang di belakang malah tak kunjung tersadar.
Sakti akhirnya berdekhem untuk membuyarkan lamunan sang pacar.
"Ekhem... Permisi cantik, ojegnya sudah berhenti," sindir Sakti menahan tawanya.
Luna kaget, dia langsung saja turun dari atas motor Sakti. Luna kini menghadap Sakti, dengan segala tingkah polosnya.
"Maaf, Luna tadi sedang melamun Sakti," ucapnya takut.
Sakti terkekeh dan mengangguk. Tangannya bergerak cepat melepaskan helm dari atas kepala Luna, setelahnya Sakti mengacak pucuk rambut Luna penuh dengan kegemasan.
"Emesnya... Udah ah, ayo masuk--Eh aku parkir motor dulu bentar yah, kamu diem di sini dulu. Jangan kemana-mana sebelum aku dateng oke?" tanya Sakti menampilkan senyuman paling manisnya.
Luna tersenyum kecil dan mengangguk sebagai jawabannya. "Iya Sakti."
🌑🌑🌑
"Mana ih Lunanya? Gak ada juga! Lo bohongin gue ya Bim?" tanya Sasti kesal menatap tajam wajah Bimo.
Bimo yang tak terima dituduh pun hanya bisa menggeleng dengan cepat.
"Ngapain gue bohong sih Sas, gue tuh anak jujur dan anti bohong-bohong club yah!" ucap Bimo mencari pembelaan.
Sasti memutar bola matanya. "Oh atau ini cuman akal-akalan modus lo aja yah? Oh... Gue tau, ngaku aja deh kalo sebenarnya lo suka kan sama gue Bim? Ih ya ampun, pengecut amat jadi cowok. Masa pake acara modus segala sih," omel Sasti.
Bimo langsung menyumpal mulut Sasti dengan kentang goreng yang ia pesan tadi. Mabok kentang, mabok kentang dah tuh Sasti.
"Mm... Mmm...." Sasti susah bicara karena kini mulutnya diisi penuh oleh kentang goreng milik Bimo.
Bimo sialan!
Sasti memukul tangan Bimo. Membuat lelaki itu mengaduh kesakitan. Sasti jadi punya lesempatan untuk dapat mengunyah semua kentang yang sudah ada dalam mulutnya. Karena sudah habis tertelan semua, Sasti segera mengambil minum dan langsung meminumnya.
"BIMO ANJ--"
"Sasti."
Ucapan Sasti terpotong gara-gara kehadiran seorang gadis cantik dengan pakaian dres yang dipinjamkan tadi siang. Luna dengan semua kegemasan yang ada dalam dirinya, langsung membuat Sasti senang saat melihat kehadirannya.
"LUNA!" teriak Sasti senang.
Sasti berlari menghampiri Luna dan langsung saja memeluk tubuh mungilnya. Begitupun sebaliknya dengan Luna. Gadis itu tanpa ragu juga membalas pelukan Sasti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Areva | Selesai✔️
Novela JuvenilFOLLOW SEBELUM BACA!! REVISI✔️ Jadi bagaimana aku bisa pulang jika rumahku saja sudah dibuat hancur berantakan oleh orang-orang di dalamnya. Rumah yang seperti apalagi yang harus aku percaya? "Kapan aku bahagia... Kapan waktu itu datang... Kapan sem...