BAB 41

1.5K 68 7
                                    

Jangan lupa dengerin lagunya❤

BANYAK TYPO MOHON DIMAKLUMI ^_^

SIAPKAN MENTAL KALIAN!

TARIK NAPAS DALAM-DALAM SEBELUM MEMBACA.

TARIK....

BUANG....

HUFT....

OKEY

••¢START••¢




Lantas lelaki mana lagi yang harus Luna percaya? Di saat sekarang saja, semua lelaki terlihat sama di mata Luna. Walaupun tidak semuanya, namun kenap Luna harus bertemu orang-orang yang hanya membuat hidupnya semakin sengsara saja?

••¢••

Sakti memacu kecepatan motor dengan cepat. Hatinya sesak dan sakit dikala melihat Luna dibonceng lelaki lain. Sakti rasanya ingin sekali membunuh Rangga saat itu juga. Sakti heran, kenapa Luna berubah sikapnya dan menjadi Luna yang dingin juga cuek. Jika semuanya karena Sakti, maka Sakti harus memikirkan cara agar dirinya dan Luna bisa berbaikan lagi. Tapi... Di satu sisi Sakti marah pada Luna karena gadia itu lebih memilih pulang bersama Rangga di banding pulang bersama dirinya yang jelas berstatus sebagai kekasihnya. Arghh Sakti rasanya ingin sekali memukul orang yang berada di sekitarnya.

Sakti menatik pedal gas. Mempercepat jalan motornya. Kini dia bagaikan pembalap yang sedang berada di jalur balapan motor. Emosinya terlalu menguasai dirinya. Kecewa dan kesal menjadi satu.

Ckit!!

Sakti menghentikan motor dengan sangat tiba-tiba. Dia melihat dengan kedua matanya sendiri bahwa di ujung jalan sana, gadis cantik berambut sebahu itu tersenyum bahagia bersama seorang lelaki yang bahkan belum lama kenal dwngam dirinya. Sungguh... Rasanya Sakti ingin menghampiri mereka berdua. Tapi, Sakti tidak sanggup menghadapi Luna saat ini. Apakah hari ini adalah hari di mana sikap asli Luna terungkap? Sikap Luna yang sebenarnya? Dari pada lebih sakit lagi, Sakti memilih untuk menjalankan motor berbalik arah.

"Bajingan!" umpat Sakti pelan lalu menarik pedal gas untuk segera pergi dari sana.

Siapa sangka, pada saat Sakti akan memarkirkan motor untuk berbalik arah, di sana ada seorang lelaki berbadan tinggi yang mencegatnya.

"Lo! Minggir!" titah Sakti.

"Boleh gue nebeng?" Deo menampilkan wajah datar.

Sakti hanya diam. Tanpa menunggu persetujuan dari Sakti, Deo sudah naik ke jok belakang motor milik Sakti. Setelah itu Sakti melanjutkan perjalanannya. Entah kemana sekarang arah dan tujuannya. Yang pasti pikiran Sakti saat ini sedang kacau seklai. Sakti tidak yakin jika sekarang otaknya berpikir dengan sehat dan lancar. Kenapa/ karena saat ini semua yang ada di dalam otaknya hnaya diisi dengan nama Luna semuanya. Rasanya Sakti hampir gila memikirkan wanita itu.

"Stop. Berhenti di sini dulu." Deo menepuk-nepuk bahu Sakti, membuat lelaki itu segera mengehntikan kendaraan yang sedang dia kendalikan tersebut.

Sakti membuka helm fullface miliknya, lalu menengok ke arah samping di mana Deo berdiri. "Mau lo apa?"

"Ini tentang Luna." Deo menatap lurus dua bola mata Sakti.

Luna Areva | Selesai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang