Sasti masih saja tidak mau makan. Hanya masuk beberapa suap bubur dalam setiap harinya. Ayahnya saja sampai bingung, harus bagaimana lagi dia membujuk Sasti agar mau makan banyak. Di setiap malam anaknya ini selalu menangisi sahabatnya.Sasti berdiam diri di meja belajar miliknya. Perlahan membuka surat dari Luna untuknya.
Surat untuk Sasti.
Hallo Sasti, apa kabar?
Bagaimana keadaan kamu sekarang?
Apa kamu baik-baik saja?
Apa kamu bahagia Sasti?"GUE GAK BAIK LUNA! GAK BAIK!" Sasti menangis begitu membaca surat ini.
Jika Sasti udah baca surat ini, berarti Luna sudah benar-benar pergi. Luna pergi Sasti... Luna gak ada lagi. Luna pergi untuk selama-lamanya.
Sasti jangan salahkan diri Sasti untuk kepergian Luna. Sasti jangan nangis yah... Jangan jadi lemah ketika Luna udah gak ada di dunia.
Luna sudah tenang di sini Sasti.
Luna bahagia.
Sasti... Sekarang Luna udah pergi. Gak akan ada lagi seorang anak perempuan pembawa sial di rumah Luna. Gak akan ada lagi anak yang selalu membuat sial keluarga Luna.
Gak ada lagi Sasti.
Sasti... Kepala Luna sakit... Kepala Luna sangat sakit. Kepala Luna selalu sakit saat malam hari. Luna selalu nangis tiap malam. Luna selalu menahan sakit kepala ini, dan Kenapa rasa sakit itu selalu semakin kencang dan membesar? Kenapa Luna harus sakit sih Sasti?
Kenapa kanker otak ini sangatlah menyiksa Luna?
Kenapa semua ini harus terjadi sama Luna?Sasti itu malaikat baik yang udah dikirim Tuhan buat Luna. Sasti sahabat terbaik Luna. Sasti itu teman yang selalu membuat Luna bahagia. Di dekat Sasti, Luna jadi bisa tau bagaimana cara agar membuat hidup menjadi lebih berwarna dan berarti. Luna sangat sayang Sasti.
Ketika semua orang membenci, kamu malah menetap. Ketika orang lain menghindar, kamu malah mendekat. Ketika semua orang menyuruhku jatuh ke dalam jurang yang paling dalam, kamu malah mambawaku pergi dan menuntun tanganku menuju indahnya pelangi.
Sasti itu seperti pelangi.
Selalu hadir ketika Luna nangis dan merasa sendiri.
Bersama Sasti, Luna jadi bisa ketawa dan tersenyum dengan bahagia setiap hari.
Sasti jangan pernah nangis yah, jangan pernah merasa sendiri. Luna selalu ada di sini. Di dalam hati Sasti.
Sasti gak boleh sedih terus atas kepergian Luna yah.
Sasti itu orang hebat, Sasti itu orangnya kuat dan gak lemah.
Luna sayang Sasti.
Terima kasih untuk semuanya Sasti.
From Luna Areva to Sasti
"Lo kuat Lun. Lo hebat, dan lo bukan pembawa sial. Lo sekarang gak akan kesakitan setiap malam lagi Lun. Lo pasti gak akan kesakitan lagi kan. Iya kan?" Sasti menangis meremas surat Luna.
"Lo sahabat terkuat bagi gue Lun. Lo hebat bisa lewatin semua ini."
"Gue harap, kita bakal jadi sahabat lagi dikehidupan selanjutnya Lun."
Tbc
-
-
-
-
-Jangan lupa tinggalkan jejak❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Areva | Selesai✔️
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! REVISI✔️ Jadi bagaimana aku bisa pulang jika rumahku saja sudah dibuat hancur berantakan oleh orang-orang di dalamnya. Rumah yang seperti apalagi yang harus aku percaya? "Kapan aku bahagia... Kapan waktu itu datang... Kapan sem...