Hampir jika tidak sadar
---
Hari ini Deo berangkat sekolah lebih awal. Ada hal yang perlu dia tuntaskan di sana. Ini bukan tentang Geng lagi, tapi ini menyangkut urusan pribadi. Ini menyangkut tentang keluarganya.
Deo mengendarai motor ninja berwarna hijau. Deo sudah tidak sabar ingin segera tiba di sekolah. Hasratnya ingin memukul Rangga sudah dia tahan sejak malam, dan kini tinggal bagian pelampiasan. Kecepatan motor Deo tambah agar segera sampai di sekolahnya.
Selama perjalanan, Deo sudah merencanakan semuanya. Mulai dari acara balas dendam, juga rencana dirinya untuk membela Luna di hadapan orang tuanya.
Dari kejauhan, Deo melihat gerombolan geng Anta sedang berkumpul di warung yang selama ini menjadi basecampe mereka. Pandangan mata Deo pokus kepada lelaki berjacket sama dengannya. Muka memar, dan sedang tertawa lepas bersama yang lainnya.
Deo turun dari motor. Wajahnya datar dan langsung duduk bergabung bersama anggota geng lainnya. Kedatangan Deo dengan wajah tidak seperti biasanya membuat beberapa anggota bertanya-tanya.
"Bos, kemarin malam kemana? Tumben gak ikut party?" tanya salah satu anggota.
"Iya Bos, padahal seru. Anak-anak aja sampe sewa hotel--"
Brak!
Deo menggebrak meja. Membuat semua perhatian tertuju kepadanya. Apalagi anggota gengnya yang nampak takit dengan situasi saat ini.
Deo melirik anggotanya. Senyuman sinis dia tampilkan. Dia berkata, "Oh ya? Sayang, gue gak ikut."
Mendengar jawaban Deo, semuanya tertawa lepas menimpali. Sampai tibalah suara Deo kembali mensunyikan suasana.
"Lo pasti ikut ke sana kan Ga?" Deo menatap dingin Rangga yang sejak tadi hanya diam menyimak sambil mengaduk es teh manis. Terlihat keringat dingin keluar dari kening Rangga.
Rangga dengan wajah penuh keringat, berusaha menyembunyikan rasa kagetnya. Dia tertawa, "Oh itu tadi malam g-gue gak ikut karena--"
"Gue telpone lo pas sore, bilangnya lo lagi unboxing cewek Ga? Emang raja mesum lo bego, hahaha!"
Semuanya tertawa lepas. Seolah itu adalah candaan yang sangat amat membuat perut terpingkal-pingkal. Bagi Deo itu bukanlah candaan. Itu adalah sesuatu hal serius yang wajib dia selesaikan sekarang juga.
"Cewek?" Deo memiringkan kepalanya. Berusaha melihat wajah ketakutan dari seorang Rangga.
"Itu g-gue... Bercanda! Gue dikepung! Iya dikepung sama gerombolan anak sekolah sebelah. Itu tuh cowok yang deket sama adik lo De, siapa tuh namanya Sakti! Iya Sak-"
Bugh!
"PENGKHIANAT!"
Deo melayangkan satu pukulan pada Rangga, dan itu belum cukup untuk membalas ketakutan dan rasa trauma adiknya.
Anggota geng Anta mulai memisahkan keduanya. Deo langsung berontak dan berkata, "KALO ADA YANG IKUT CAMPUR! LAWAN GUE SATU-SATU!"
"Bos, gak kaya gini lah. Kita biasanya juga kalo berantem nyelesainnya dengan cara baik-baikkan? Ayolah Bos, kita bicara--"
Rangga yang tersungkur di tanah mulai berdiri walau tubuhnya agak lemas. Masalahnya, luka kemarin masih basah, dan sekarang ditambah luka yang Deo berikan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luna Areva | Selesai✔️
Teen FictionFOLLOW SEBELUM BACA!! REVISI✔️ Jadi bagaimana aku bisa pulang jika rumahku saja sudah dibuat hancur berantakan oleh orang-orang di dalamnya. Rumah yang seperti apalagi yang harus aku percaya? "Kapan aku bahagia... Kapan waktu itu datang... Kapan sem...