BAB 37

1.2K 56 8
                                    

Sepintar-pintarnya menyembunyikan bangkai, maka nanti juga akan ketahuan.

°°°°°

Widia tengah menunggu seseorang di dalam kafe. Sudah 30 menit menunggu, dan orang yang dia tunggu belum sampai juga. Kemana sebenarnya, dia ini.

"Dasar kampret. Udah gue bikang jangan telat," sembur Widia saat seseorang itu baru duduk di depannya.

Pakaian lelaki di hadapan Widia sangatlah tertutup rapat. Hodie hitam, juga masker hitam sedang ia kenakan. Memang sepupu Widia itu sangatlah ahli dalam penyamaran.

"Sorry," balasnya.

Widia memutar bola matanya. "Jadi, di sini gue ingin lo deketin Luna terus, supaya gue juga bisa deketin Sakti. Gimana, setuju gak?"

Lelaki itu menaikkan satu alisnya. "Caranya?"

"Ck, kasih dia hal romantis kek. Cokelat, bunga atau barang mewah. Pasti Luna gak akan nolak lo Rangga," ucap Widia kesal dan gregetan.

Rangga membuka tudung hodie yang ia kenakan. Perlahan menurunkan masker hitam yang sempat menutupi kegantengan wajahnya. "Susah Wid, gue udah coba beri dia handphone harga lima belas juta, dan dia nolak itu."

Widia memutar bola matanya. "Emang kampungan banget ya, si Luna."

Rangga menaikkan satu alisnya. "Kampungan apanya? Orang dia tuh anak orang--"

"Misqueen? Gue udah tau Rangga. Oke, gimana kalo besok lo dateng ke sekolah dan beri Luna cokelat atau bunga. Gue jamin dia gak bakal nolak lo, Ga."

Rangga mengangguk. "Oke, bakal gue coba. Tapi, apa yang bakal lo lakuin buat deketin Sakti pacarnya?"

"Itu soal gampang, dan itu bakal jadi urusan gue sendiri. Udah ya, gue cabut dulu."

Rangga?

Widia?

Mereka sepupuan. Iya, sepupu. Kenapa, gak percaya?

Hmm ... Makin lancar saja, Widia cari kesempatan buat menghancurkan hubungan Luna dan Sakti. Iya, kan?

Sakti dan Luna berada dalam motor yang sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sakti dan Luna berada dalam motor yang sama. Berpijak pada bumi yang sama. Memiliki perasaan yang sama. Berada di bawah langit yang sama. Namun, apa yang membedakan di antara keduanya?

Keadaan.

Keadaan lah yang membedakaan mereka. Sakti itu pangeran, dan Luna hanya lah seorang asisten pembantu. Begitu, jika mereka masuk dalam sebuah serial televisi. Luna penuh dengan luka. Sedangkan Sakti penuh dengan kebahagiaan.

Luna Areva | Selesai✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang