53

1.2K 48 0
                                    

💕happy reading💕
  


"Maaf" Satu kata yang keluar dari bibir Gallen. Sepertinya jaziya belum mau meladeni Gallen ia masih tetap fokus pada eisha

"Kamu udah siap buat cerita tentang kejadian satu setengah tahun lalu?"

"Bisa berdua aja?" Tanya eisha. Jaziya menatap Gallen mengisyaratkan untuk abangnya keluar. Keenam lelaki itu beranjak keluar dan menyisakan mereka berdua

"Udah tinggal berdua, mulai cerita"

Eisha menatap kedua netra indah milik jazy. "Sebelumnya aku mau ngomong sama kamu kalau kita sahabatan bertiga, dan teman aku yang satunya sekarang sedang di rawat di RS untuk proses penyembuhan. Namanya khiana dia ngalamin gangguan jiwa setelah kejadian waktu itu. Dia juga di ancam. Tapi bedanya dia berani buat brontak dan dian juga berani buat laporin semua itu ke polisi, tapi setiap tindakan yang akan khiana lakuin selalu ada yang ngawasin dan berakhir khiana di teror setiap hari sampai ia merasa terancam dan berakhir ia depresi. Khiana juga baik dia selalu ngutamain sahabat gak kayak aku, aku terlalu takut tentang keluarga aku. Sampai masalah sebesar ini aku malah ngehindar bukan bantuin jehan, maafin aku" Suara eisha mulai bergetar menandakan sebentar lagi ia akan rapuh kembali. Jaziya memegang pundak eisha untuk menyalurkan semangat

"Udah terlanjur juga, mungkin kalau gue jadi lo, gue bakal nglakuin hal yang sama kayak lo, gue tau lo sayang sama keluarga lo. Gue udah maafin lo"

"Waktu itu kita pas pulang sekolah, awalnya khiana nawarin jehan buat bareng kita naik mobil khiana tapi jehan nolak, dia bilang dia mau pulang bareng sama atlaka sebelum itu kak gallen juga udah nawarin buat bareng tapi lagi lagi jehan nolak. Sampai akhirnya dia dapat notif dari nomer yang gak jehan kenal dan detik itu juga jehan langsung lari ninggalin aku dan khiana. Aku dan khiana bingung karena tiba tiba jehan lari tanpa ngomong apa apa sama kita, dan bodohnya aku sama khiana waktu itu kenapa aku gak langsung nyusulin jehan!" Kedua netra eisha mulai memanas ia akan merasakan sedih kembali jika mengingat kejadian itu. Dengan rasa yang bersalah. Rasanya tak sanggup jika ia harus melanjutkan ceritanya

Jaziya kembali menyalurkan ketenangan pada eisha dan menatap sendu ke arah eisha "masih bisa?"

Eisha mengangguk dan menghapus air mata yang berhasil lolos dari netra indahnya. Begitupun dengan jaziya yang hanya mendengarkan dengan perasaan marah, dendam, sedih

"Saat aku sama khiana sampai di tempat kejadian, kita udah lihat jehan di bawah pohon dengan seseorang yang membelakangi kita lagi mukul jehan. Aku sama khiana langsung lari buat nolongin jehan dan lihat pelakunya. Tapi kita kalah cepat sama orang itu dia langsung lari. Dan kita gak bisa ngejar orang itu dengan tangan khiana memegang ponsel buat ngevidio kejadian itu untuk di jadiin bukti, setelah itu gue hubungin ambulan tepat saat itu juga kak Gallen datang dan bantuin kita buat bawa jehan ke RS. Kita juga gak tau pasti tapi saat kita sampai di rumah sakit khiana ngasih vidio itu buat di tunjukin sama kak Gallen. Detik setelah kita lihat vidio itu kita nyimpulin kalau lelaki itu atlaka!" Eisha mulai menangis sejadi jadinya di dalam pelukan jaziya. Meskipun jaziya merasa sangat terpukul tapi ia tetap berusaha tegar dengan semuanya

Kalian di part ini dan next part akan tau dan paham sama konfliknya. Jadi jangan lupa vote dan comment, biar aku juga semangat buat bikin konfliknya❤🥰

Next!

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang