65

1.2K 46 0
                                    

💕happy reading💕

"Gak habis pikir gue sama cesar, berani banget nyerang tanpa dirga!" Ucap arden. Sekarang inti fuerza berada di markas utamanya untuk mengobati luka luka kecilnya. Meskipun kecil tapi juga harus di obati kan takut infeksi jatuhnya🥺

"Gimana pun juga kita harus cepat lurusin masalah ini" Ucap atlka

"Semakin hari cesar di pimpin lucky gue ngerasa dendam mereka sama kita semakin menjadi" Sahut baben

"Woiiii, ngomongin apa ni, coba gue tebak pasti lagi ngomongin jaziya kan?" Ucap ojan yang baru datang dengan mententeng gorengan bakwan yang baru ia beli

Keempat lelaki tadi hanya diam untuk memahami ucapan ojan

"Hooh gue juga gak habis pikir sama tu cewek" Sahut arden

"Pengen bantu aja!" Sahut sarkan yang sedari tadi hanya menyimak percakapan temannya

"Tapi ada yang aneh gk sih, kenapa lucky bisa kenal sama jazy?" Ucap ojan dengan mencomot bakwan

"Bela dirinya jago juga kan tu cewek!" Sahut baben

"Tapi tetep cantik kok, apalagi tadi air keringatnya netes beuhhh ber damage banget njir!" Ucap arden dengan senyum senyum membayangkan seraya memakan bakwan

Plakkk

"Halu terosss, gue tebas ni pala lo" Geplakan atlaka mendarat sempurna pada kepala arden

"Ada yang cemburu nih, bau baunya!" Goda baben

"Pawangnya nih bosss senggol dong" Lanjut ojan

"Senggol senggol di tebas pala lo mampus lo" Sewot arden karena ia yang mendapat geplakan itu. Sementara sarkan hanya tersenyum sesekali tertawa karena lelucon temannya

"Makanya jangan halu sama yang ada pawangnya!" Ucap sarkan

"Gimana tla udah sayang beneran nih sama jaziya" Goda baben kembali

"Siapa bilang?"

"Kelihatan lo tadi meluk jazynya dalem banget, kayak lo itu gak mau jauh jauh dari jazy, dan gk mau kalu jazy kenapa napa" Sahut arden dengan senyum menggoda

"Ngomong sekali lagi, gue ancurin lo pada!" Sewot atlaka

"Iya iya bos"

☃☃☃

"Lo gak pa pa kan?" Tanya rani

"Gue gak pa pa"

Keempat temannya menghembuskan nafas pelan, tenang

"Ya udah gue pulang dulu" Pamit jazy

"Lo yakin mau pulang sendiri?" Tanya jani memastikan

"Biasanya juga gitu, gue buru buru soalnya, mau ke rumah sakit!" Jelas jazy

"Yaudah hati hati, zy". Gadis itu hanya mengangguk kemudian pergi

5 menit berlalu jaziya, tetap setia berada di halte dekat sma mandala untuk menunggu angkutan umum, dan sesekali ia melirik arloji di pergelangan tangannya. Sepertinya nihil jika angkutan umum jam segini masih ada, akhirnya ia memutuskan untuk berjalan menelusuri jalan. Kembali cuaca hari ini tidak mendukung dirinya, setelah tadi ia bertemu laki brengsek itu sekarang duniapun tak mengizinkan ia untuk bahagia dan tenang.

Tubuh mungilnya telah basah kuyup karena air hujan berhasil mengguyurnya. Sesekali petir bergemuruh memasuki pendengaran jaziya. Kalian harus tau jaziya paling takut sama yang namanya petir dan suaranya, nanti aja ya aku kasih tau alasannya

Jaziya berjalan ke tepi kembali untuk berlindung dari petir dan hujan ia merunduk seraya memegangi kedua telinganya dengan bibir bergetar dan air mata kembali lolos dari netra indahnya, ia paling benci dengan situasi yang membuat traumanya kembali

"Ma hiks ma!" Lirih jaziya

"Mama jaziya hiks takut hiks" Berkali kali ia memanggil sang mama. Biarkan jaziya bahagia Tuhan, kenapa dunia kejam sekali dengan kehidupan nya!?

"Abang hiks hiks" Kembali petir bergemuruh membuat jaziya semakin takut dan semakin membuat ia merunduk. Namun ia merasa ada seseorang menjulang tinggi di depannya

"Takut petir!?" Tunggu! Sepertinya jaziya mengenal suara itu. Ia mendongak untuk memastikan dan benar duagaanya

"Nga_aaaa glduukgg. Belum sempat jaziya melanjutkan ucapannya suara gemuruh itu kembali terdengar. Gadis itu dengan gerakan cepat memeluk tubuh lelaki didepannya

Atlaka hanya tersenyum melihat gadis itu bertingkah lucu. Gila atlaka dia itu takut malah senyum, dan bilang apa lucu

"Nyaman?" Tanya atlaka. Jaziya tersadar dengan apa yang ia lakukan

"Dih pd lo, gk sengaja doang" Elak jaziya dengan melepas pelukannya.

"Ngapain masih di sini?" Jaziya mendongak menatap atlaka kesal, pertanyaan apaan tu, emang dia gak bisa lihat keadaannya masih hujan, yakali pulang sekarang

"Lo buta?, gak bisa lihat?" Sewot jaziya

"Mau sampek kapan di sini!?" Tanya atlaka

"Sampek hujan nya redalah, yakali sampek lo lahiran!" Jelas jaziya tanpa menatap atlaka

Atlaka hanya mengedikkan bahunya, "gue lihat lo tadi nangis, cepet banget lo tenangnya".sepertinya atlaka akan menjadi banyak bicara jika bersama jaziya

"Gak semua harus lo tau" Jaziya memang pandai merubah mimik wajahnya dan situasi dalam dirinya. Ia melangkah untuk menerobos hujan, karena jika ia terus bersama atlaka yang ada malah tambah emosi

"Mau kemana?"

"Pu aaaaaa MAMAAA" Kembali suara gemuruh terdengar. Gadis itu mengurungkan niatnya untuk melangkah pergi

Sedangkan atlaka hanya tertawa renyah di belakang tubuh mungil jaziya

"Ngapain ketawa?, gak lucu tauk!" Ucap jaziya dengan mata menajam

Atlaka berhenti tertawa dan menatap jaziya "bareng gue aja!"

"Gak mau!"

"Lo mau di sini sampai kapan dodol?"

"Sampai reda lah"

"Lo gak lihat sekarang jam berapa, lo anak gadis, ya meskipun gue ragu sih lo cewek beneran atau gak!" Atlaka mengalihkan pandangannya

Jaziya mendelik tajam ke arah atlaka "gak usah bantuin kalau emang gak ikhlas". Setelah beberapa menit hujan mulai reda, jaziya kembali ingin cepat pulang, dan menemui mamanya

"Pulang sama gue!"

"Gak mau"

"Lo pulang sama gue atau besok bakalan kesebar kalau lo pacar gue!" Ancaman atlaka sepertinya tidak berpengaruh buat jaziya

"Bulshit, gue gak takut" Jaziya melangkah pergi dari hadapan atlaka

Lelaki itu hanya tersenyum devil menatap punggung mungil gadis itu yang melai menjauh dari hadapannya

Maaf baru up lagi, makasih buat yang masih setia nungguin up aku

Jangan lupa vote dan comment ya❤
Share juga ke teman kalian🥰

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang