61

1.2K 46 0
                                    

💕happy reading💕

Pagi ini jaziya kembali dengan ceria, meskipun anita masih di rumah sakit tapi setidaknya anita telah kembali kepada nya

"Pagi eis!" Sapa jaziya kepada eisha yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka

"Pagi zy, aku baru aja mau panggil kamu buat sarapan!" Balas eis

Jaziya telah menghadap makanan di depannya dan bersiap akan menyantapnya sama halnya dengan eisha

"Eis nanti lo ke rumah sakit ya, bawain makanan buat bang gallen dan nyokap gue, dan sekalian lo jagain mereka kemarin pihak rumah sakit hubungin gue kalau mama gue udah mulai membaik. Nanti gue kesana pas pulang sekolah!" Jelas jaziya

Eisha mengangguk, dengan perasaan yang sedikit tidak enak untuk kembali kerumah sakit dan bertemu gallen lagi tapi ia tidak bisa menolak permintaan jazy, karena ia takut itu akan membuatnya semakin sulit melupakan  dan teringat tentang masa ia saat masih di mandala

"Gak pa pa kan, gue minta tolong ya!"

"Iya zy, nanti aku ke sana!"

"Ya udah gue berangkat dulu ya!" Jaziya beranjak dari ruang makan seraya menenteng tas sekolah di pundaknya

"Iya hati hati!".

Pagi ini jaziya memang memutuskan untuk menaiki ojol saja, karena ia malas untuk mengendarai kendaraan sendiri.

Setelah beberapa menit akhirnya jaziya sampai dengan selamat " Neng jangan lupa kasih bintangnya ya!" Ucap tukang ojol itu

Jaziya mengacungkan jari jempolnya dan tersenyum "oke Pak, siap!"

Gadis itu melangkah melewati koridor mandala yang sudah ramai dengan siswa siswi mandala yang berlalu lalang dengan aktivitas mereka masing masing. Namun tujuan gadis itu bukan untuk ke 11 IPA 2 kelasnya tapi ia berjalan ke arah kelas ips 1. Sesampainya di depan pintu yang bertuliskan 11 ips 1 dengan sekali tendangan pintu itu terbuka menampilkan siswa di dalamnya terkejut

Gadis itu berjalan ke arah segrombolan murid perempuan yang sedang tertawa lepas

"Awww, ish apaan sih main narik narik rambut gue!?" Ringis mona karena ia mendapat serangan dari jazy. Posisi keduanya sekarang saling berhadapan dengan jazy lebih pendek sedikit dari mona

"Inget kata kata gue, gue gak akan pernah biarin lo dan mama lo hidup tenang jalang!" Ucap jazy dengan tegas

"Apa maksud lo, dasar ga jelas lo?!" Balas mona

"Gak usah sok goblok lo!, kelakuan anak emang gak pernah jauh dari orang tuanya, jadi tau gue nyokap lo emang gak pernah sekolah, gak pernah punya pendidikan, dan selalu ngajarin anaknya buat jadi murahan dan jadi iblis!" Ucap jaziya yang sedang di kuasai amarah. Jika sudah seperti ini gallen lah yang akan menenangkannya tapi karena gallen tidak sekolah hari ini jadi jazy bisa dengan bebas menjatuhkan lawannya

Semua murid dalam kelas ips 1 hanya menyaksikan tanpa ada yang berniat memisahkan "jaga ya omongan lo, gak usah ngatain nyokap gue!, tau apa lo tentang keluarga gue!?"

"Gue udah jauh kenal sama keluarga lo, lo nya aja yang kurang peka sama sekitar, oh gue tau!, lo terlalu sibuk ngurusin suami orang sih, dasar jalang!"

"Plaakkk" Suara itu di ciptakan bukan dari mona untuk jazy. Tapi dari lelaki tampan yang berdiri di depannya. Terlihat tamparan itu cukup keras untuk seorang perempuan bisa dilihat dari pipi jaziya yang memerah serta sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah. Gadis itu menatap atlaka dengan datar, semua siswa siswi yang memperhatikan mereka di buat terkejut dengan tindakan atlaka tak terkecuali inti fuerza dan teman jaziya mereka memang datang untuk melerai perkelahian itu.

Sedangkan Mona yang berada di belakang tubuh atlaka tersenyum devil ke arah jaziya. Jaziya tertawa hambar menatap atlaka "banci juga ya lo! Nampar perempuan selain banci lo juga brensek!. Tapi tenang gue gak akan laporin tindakan lo ini ke guru atau wali murid gue, dengan gini aja gue udah seneng buat buktiin ke semua kalau pangeran mandala yang mereka idam idamkan ternyata juga suka nyakitin perempuan bukan cuma batin tapi fisik juga!" Jeda jaziya. Atlaka hanya diam menatap kedua manik terang milik gadis di depannya, terbseit rasa kecewa dan marah pada dirinya sendiri karena telah melukai gadis itu

Jaziya beralih menatap mona "lo emang selalu bisa dapatin apa yang lo mau dari dulu, ini kan yang lo mau, tapi tunggu aja ini gak akan berlangsung lama sebentar lagi lo akan menderita dan kehilangan semua yang lo punya saat ini" Kembali jaziya menatap atlaka

"Lo berdua emang cocok, sama sama iblis, yang satu brengsek yang satu jalang. dan seorang iblis kayak lo gak pantas bersanding sama malaikat kayak gue, ingat! Keputusan gue buat gak Terima lo waktu itu adalah suatu kebenaran. Asal lo tau! Gue pernah mikir kalau lo baik gak seperti yang gue pikir sebelumnya. Tapi kejadian tadi udah cukup jadi bukti buat gue kalau lo emang iblis, gak akan pernah bisa jadi malaikat! " Ucap menohok dari jaziya yang di akhiri kekehan sinis dan hambar dari jaziya. Perkataan gadis itu sangat menembus jantung atlaka, ia merasa seperti mendapat beberapa tusukan pada dirinya.

Setelah itu jaziya berjalan pergi dari ips 1 yang diikuti keempat temannya

"Gak habis pikir gue sama tindakan lo tla!" Ucap arden

"Cuma gara gara dia lo nyakitin perempuan man!" Sahut sarkan dengan menunjuk mona yang telah duduk di bangkunya dengan wajah dibuat sesedih mungkin, emang dasar drama queen

Sedangkan baben dan ojan hanya menatap atlaka prihatin karena mendapat ocehan dari kedua temannya

"Ikut gue kita selesain di belakang!" Ucap arden. Setelah sampai di gudang mandala yang menjadi markas mereka jika di sekolah, sarkan dan arden menatap tajam atlaka

"Kenapa lo bisa kelepasan buat nyakitin perempuan, lo bilang ke gue buat gak mau nyakitin perempuan, kenapa? Ha!?" Tanya arden

Atlaka hanya diam, tak berniat mengeluarkan jawaban "jawab tla, lo kenapa?" Tanya sarkan

"Lo anggap kita sahabat dan keluarga kan, terus kalau lo punya masalah kenapa lo gak mau cerita?!" Lanjut sarkan

Ketiga temannya hanya ikut diam menunggu jawaban dari ketua mereka

"Kalau lo emang udah gak anggap kita sahabat dan keluarga lo, gue keluar dari fuerza!" Ucap sarkan yang langsung mendapat tatapan dari mereka

"Gila lo kan, jangan main main lah lo kalau bercanda!" Ucap baben

"Gue gak bercanda! Apa pernah gue bercanda sama ucapan gue?!"

"Gue sama kayak sarkan, buat apa bertahan di fuerza kalau ketuanya sendiri aja gak percaya sama anggotanya" Sahut arden. Atlaka mengacak rambutnya frustasi kemudian menatap sahabatnya satu persatu dengan wajah sendu

"Gue kelepasan!, karena gue sayang sama jaziya, gue gak mau kalau orang yang gue sayang jadi jahat sama kayak orang yang gue sayang sebelumnya. Gue tau yang gue lakuin salah karena itu di luar kendali gue, dan gue juga tau kalau pengaruh mona buat jadiin orang baik jadi jahat itu mudah, gue cuma pengen jaziya jadi baik dan gak pernah ngehina orang!"

"Emang lo tau masalah nya apa, sampai sampai jaziya berbuat kayak gitu?" Tanya arden. Atlaka hanya diam

"Itu bego nya elo!, elo gak tau apa apa tentang masalah jaziya sebelumnya sama mona terus lo langsung nyimpulin kalau jaziya akan berubah jahat!" Lanjut arden

"Gue emang belum kenal lama sama jazy, tapi gue yakin kalau jazy anaknya baik, dan mungkin aja mereka pernah punya masalah!" Ucap sarkan

"Kita aja bisa nyimpulin gimana jazy, masak lo gak bisa, selama lo suka sama seseorang berusahalah buat cari kebenarannya dulu jangan nyimpulin yang belum pasti, lo bisa nyesel!" Bijak sarkan

"Deabek! Lo bisa ngomong panjang juga, perlu dapat apresiasi sih lo!" Ucap ojan dengan diiringi tepuk tangan sendiri. Yang lain hanya menatap datar. Sementara sang empu yang di tatap hanya menampilkan cengiran tak berdosanya

Tinggalin jejak ya vote dan comment ya soalnya berarti banget buat author🥰❤

Dan makasih juga yang udah mampir ke cerita aku❤jangan bosan bosan ya, Terima kasih banyak🥰

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang