70

1.4K 45 4
                                    

💕happy Reading💕

Cup

Belum selesai jaziya melanjutkan ucapannya, sebuah benda kenyal berhasil menempel pada bibirnya menghentikan ucapannya. Gadis itu terkejut dengan tindakan atlaka

"Itu hukuman buat lo, karena ngebantah omongan gue!" Jaziya tersadar dari keterkejutannya

"Berani banget lo ambil first kiss gue, maksud lo apa ha?" Sewot marah jaziya

"Lo tau kan gue gak bakal main main sama ucapan gue, itu salah satunya"

"Asal lo tau Gue gak suka sama lo, Dan Gue Tambah Gak Suka Lagi Sama Lo Karena INI, gue benci sama lo atlaka" Ucap jaziya dengan mata mulai berkaca kaca menatap atlaka. Sementara atlaka yang mendapat respon seperti itu menjadi marah pada dirinya sendiri karena membuat gadis di depannya itu menangis

Dengan gerakan kilat atlaka menarik tubuh mungil jaziya dalam dekapannya. Masabodo dengan bajunya yang akan basah terkena air mata gadis itu

"Maaf" Lirih atlaka dengan penyesalan

"Mau lo apa dari gue, hiks gu hiks e kesel sama lo!" Ucap jaziya dengan sesekali memukul dada bidang jaziya

"Gue maunya lo, udah dong jangan nangis lagi, maafin gue. Gue cuma gak mau pacar gue sama cowok lain" Jaziya kembali tenang. Tiba tiba sebuah ide muncul

Kembali jaziya memberi jarak di antara mereka namun dengan posisi kedua tangan atlaka berada di samping kanan kiri pinggang jaziya

"Kalau gue pacar lo, jadi udah seharusnya dan kewajiban lo buat nglindungin gue dari apapun!" Ucap jaziya dengan menghapus sisa air matanya seperti anak kecil

"Itu udah pasti, makanya lo harus bersyukur dapatin gue!" Jawab atlaka dengan menoel hidung mungil gadisnya

"Termasuk dari mona!"

Atlaka mengerutkan keningn ya, kenapa harus mona?

"Kan lo tau sendiri setiap ada cewek deket sama lo, pasti mona gak akan tinggal diam dan itu termasuk gue tentunya" Jelas jaziya

"Siap, apapun itu untuk lo, jadi sekarang kita jadian beneran kan?"

"Kita jalani aja dulu yang ini, tapi tenang aja gue bakal jadi pacar ginian lo yang baik kok"

Meskipun hanya hubungan palsu, tapi atlaka sudah terlihat bahagia karena ia mendapat kepercayaan dari jaziya

"Dari pengamatan gue selama ini, sepertinya lo udah kenal mona sebelum sekolah di sini, emang itu iya?"

"Ngasal kalau ngomong, gue belum kenal lah sama dia, kalau iya emang gue kenal dari mana coba?, udah udah balik ke kelas" Jaziya akan melangkah pergi

"Lo yakin mau ke kelas, mau dapat hukuman?" Ucap atlaka

"Terus mau di sini terus sama lo, yang ada kita juga bakal di hukum ogeb!"

"Setidaknya gak dapat hukuman dua kali lipat dari guru mapel sama guru piket"

"Terus?"

"Lo ikut gue!"

"Kemana?"

"Udah ikut aja, ntar juga lo tau!" Atlaka menarik pergelangan tangan jaziya untuk menuju ke parkiran motor

"Gue bawa mobil atla, mobil gue gimana?" Ucap jaziya setelah sampai di samping motor atlaka

"Entar mobil lo biar temen gue yang urus"

"Eh bentar, kita mau lewat mana, yakali mau lewat gerbang depan"

"Siapa bilang lewat gerbang depan, lo ikutin gue ya" Atlaka mendorong motornya menuju ke halaman belakang, jalan pintas anggota fuerza untuk kabur

"Lo yakin ini aman?"

"Ssttt, diem aja!"

Setelah akhirnya berhasil keluar dari mandala kedua sejoli itu melajukan motornya entah kemana, yang penting mereka udah pergi dulu dari mandala

"KITA MAU KEMANA ATLA?!" teriak jaziya karena suarnya terbenam oleh suara kendaraan yang berlalu lalang di jalan

"NANTI LO JUGA TAU SENDIRI!"

tiba tiba ponsel jaziya bergetar menandakan ada panggilan masuk. Ia mengambil ponselnya di dalam saku

"ATLA MINGGIR BENTAR YA, GUE ADA TELFONE" Atlaka menepikan motornya. Jaziya turun dari motor dan menjauh dari atlka untuk mengangkat panggilan itu

"Hallo ada apa?"

"Ha?, terus mama gimana?, lo gak pa pa kan eis?" Panik jaziya, yang dapat di lihat atlaka dari jauh

"Iya iya gue pulang sekarang, lo tetap jagain mama ya, jangan bukain pintu buat siapa pun!"

"Iya, ya udah" Jaziya berjalan mendekat ke atlaka

"Atlaka gue harus pulang sekarang!"

"Tapi kan kita belum ke tempat yang gue maksud"

"Lain kali aja ya, gue harus pulang sekarang soalnya"

"Ya udah gue anterin"

"E_eh gak usah, gue bisa sendiri kok, mendingan sekarang lo pergi aja, gue gpp kok" Tolak jaziya gugup

"Sekalian aja, gue ke markas anterin lo dulu"

"Gak usah atlaka gue bisa pulang sendiri, lagian markas lo sama rumah gue beda arah juga!" Atlaka mengerutkan keningnya

"Dari mana lo tau kalau beda arah?"

"Aduhhh jaziya bodoh banget sih, ngapain pake ngomong gitu segala!" Batin jaziya

"E_eee kebetulan aja kali, eh itu ada taxi gue duluan ya, lo hati hati!" Jaziya memasuki taxi

"Aneh banget tu cewek, gue emang agak ragu sih sama tu cewek, gampang banget nerima gue. Artinya gue juga harus hati hati sama dia" Monolognya pada dirinya sendiri. Atlaka melanjutkan laju motornya membelah kota jakarta menuju markas fuerza

☃☃☃

"Makasih ya pak" Jaziya turun dari taxi, segera memasuki rumah

"Mama" Jaziya memeluk anita

"Mama gak pa pa kan?, semua aman kan?" Khawatir jaziya

"Iya mama gak pa pa sayang" Jawab anita

"Eisha mana ma?" Tanya jaziya

"Lagi bantuin bibi bersihin batu batu sama pecahan kaca"

"Mama jaziya khawatir sama mama, gimana ceritanya bisa gini lagi sih ma?" Tanya jaziya

"Mama juga gak tau sayang, tadi mama lagi nyiram bunga di halaman di bantuin eisha, tiba tiba ada suara pecahan kaca"

"Tapi beneran kan mama gk pa pa?"

"Cuma kena siku mama dikit aja, tapi udah di obatin eisha kok"

"Syukur deh"

"Aku cari eisha dulu ya ma"

Anita mengangguk dengan senyuman manisnya

"Eis, lo gk pa pa kan?"

"Aku gak papa kok"

"Nah itu dahi lo, di perban, kenapa tu?" Tanya jaziya

"Cuma kena batu dikit doang tadi"

"Gak ada petunjuk dari yang neror eis?" Tanya jaziya

"Gak ada zy"

Sekarang tujuan jaziya adalah mona, siapa lagi kalau bukan mona udah pasti ini perbuatan mona, emang yang tu iblis gak ada kapoknya, gejek gk sih sama mona?, gejek banget lah iya banget

Jangan lupa vote dan comment ya teman, kalian bosen gak sih sama cerita nya?, semoga aja gak ya❤

Beri semangat aku ya guys, aku juga butuh penyemangat dong, buat lanjutin ceritanya🙏🥰❤

Jangan lupa sahre juga ya!!!!! 🥰

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang