62

1.2K 45 0
                                    

💕happy reading💕

"Sakit ya, gue ambilin kpas sama obat dulu!" Ucap mitha. Kelima perempuan itu memang membawa jaziya ke UKS tapi sebenarnya jaziya menolak. Namun karena paksaan dari keempat temannya akhirnya jaziya nurut ke UKS

"Gila aja si atlaka!" Dumel jani

"Mau gue balesin nonjok gak zy?" Tanya sasa

"Gue udah gak pa pa, cuma luka biasa aja!" Balas jaziya

"Oh iya, kak gallen kemana?, kok tadi dia gak datang nenangin lo!" Tanya Rani

"Bang gallen di rumah sakit!"

"Kak gallen sakit apa emang?" Sahut mitha yang telah kembali dengan kotak p3k nya

"Biasa anak mo_awww sakit mit!" Ringis jaziya

"Eh_maaf maaf kekencengan ya?!" Jaziya mengambil alih kapas yang ada di tangan mitha

"Biar gue sendiri aja!" Ketus jaziya

Setelah beberapa saat jaziya mengobati lukanya. Ia memutuskan untuk kembali ke kelas padahal keempat temannya telah melarangnya. Bukan jaziya kalau gak keras kepala!

Suatu keberuntungan bagi mereka, karena kelas mereka jamkos. Semua pandangan satu kelas memperhatikan kedatangan gadis itu dengan wajah yang terdapat ukiran sedikit

"Lo kenapa zy?" Tanya dion selaku ketua kelas yang bertanggung jawab dengan anggotanya

"Gara gara temen lo lah, apa lagi emang?" Jawab mitha sewot

"Temen gue yang mana dulu nih, kan temen gue banyak!" Sombong dion dengan wajah tengilnya

"Atlaka lah bego!" Jawab mitha dan Rani bersamaan

"Di apain emang nya?"

"Udah ya lo gak usah kebanyakan bacod, kalaupun lo kita kasih tau percuma! Karena lo sendiri juga gak bakal brani kan negur ketua lo yang banci!" Ucap jani

Dion hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan berjalan kembali ke arah bangkunya

Jam istirahat tiba dimana para siswa siswi mandala berhamburan menuju kantin untuk mengisi perutnya

"Kalian duluan aja, gue mau ke toilet dulu!" Ucap jaziya

"Gue temenin ya" Tawar sasa

"Gak usah gue sendiri aja, sana gih keburu rame kantin nya!" Ucap jaziya dengan merapikan bukunya

"Ya udah jangan lama lama ya, cepet nyusul!" Perintah Rani

"Siap"

Jaziya berjalan menuju toilet siswa perempuan. Setelah selesai dengan aktifitasnya ia akan berjalan keluar, namun kembali langkah nya terhenti karena di hadang ketiga gadis dengan dandanan yang menor

"Mau kemana?" Tanya mona dengan berjalan maju dan itu membuat jaziya melangkah mundur

"Kenapa mau cari gara gara lagi sama gue?" Tanya jaziya tenang

"Ternyata lo cerdas juga ya dalam menghadapi lawan, dan mencari sesuatu!" Ucap mona membuat jaziya tetap tenang

"Apa sih jalang?"

"Jaga ya omongan lo!, ternyata lo udah bebasin nyokap lo, dan lo juga tau dong kalau di sana waktu itu ada siapa aja?" Mona sedikit tersenyum devil menatap jaziya

"Gue tau semua!, di sana ada seniornya jalang, sama seniornya brengsek!" Jaziya menatap mona dengan tajam

Mona mencekram rahang jaziya dengan menekan kencang "gue gak akan biarin lo dan mama lo hidup dan hancurin hidup gue!"

Jaziya bergerak memegang tangan mona yang mencengkram nya dengan kuku panjangnya ia mencengkram kuat tangan itu hingga mengeluarkan darah segar yang menetes hingga pemilik tangan itu meringis. Jaziya melepaskan tangan itu dari rahangnya kemudian ia sayat kulit itu menggunakan kukunya dan membalik mencekram rahang mona dengan sebelah tangannya memlintir tangan mona yang masih di genggamannya, seraya memutar tubuh mona menghadap ke kaca besar dalam kamar mandi

"Dengar! Sebelum lo nyentuh gue dan mama gue, gue yang akan hancurin hidup lo dulu!" Jaziya menjeda sebentar sebelum melanjutkan ucapannya

"Lo pasti ingat jehan kan?, gadis yang mau gantiin setiap seseorang yang lo bully, dia saudara gue. Dan gue mau lo berakhir mati, sama kayak yang lo lakuin sama dia!" Ucap tegas jaziya yang penuh dengan ancaman serius. Jiwa seperti psichopat jaziya telah keluar, itu tandanya ia siap kapan saja menghabisi, dan bermain sayat dengan lawannya. Namun ia tidak mau terlalu cepat untuk membunuh. Karena sepertinya bermain dulu dengan lawan mainnya yang ini lebih seru daripada harus membunuh langsung

Mona merasa tercekat dengan ucapan jaziya, serasa tak dapat bernafas dan sulit untuk menekan salivanya "jadi gue tegasin jangan macam macam sama gue!" Setelah peringatan terakhir jaziya menghempaskan tubuh mona hingga membentur tembok. Kedua temannya langsung membantu mona berdiri

Jaziya berjalan menuju kantin untuk menyusul keempat temannya "lama banget?, baru aja mau gue susulin" Ucap jani

"Biasa sakit perut" Alibi jaziya

Terima kasih udah mau mampir, jangan bosan ya💕❤, tapi kalau bosan bilang ya dan tinggalin jejak gak bamerbayar kok vote dan comment nya🥰❤

JAZIYA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang