Pekerjaan

601 50 0
                                    

~Endless Love~

Berjalan melewati gang-gang sempit menuju rumah, dengan keadaan yang lemah tak mampu berjalan dengan benar serta merasakan  pusing di kepalanya. Itulah yang terjadi setiap hari.

"Arrgghh! Kepala ku sakit sekali... Yoona dimana kau?" teriak nya sambil membuka pintu. Ya, tentu saja itu adalah ayahnya Yoona yang tak lain semalam ia tengah mabuk bersama teman-temannya.

Yoona berseru tatkala melihat ayahnya yang berjalan dengan gontai. "Ayah, kenapa kerjaan mu setiap hari hanya mabuk?" Entah yang keberapa kali keluhan itu keluar dari bibir manisnya. Yang jelas, Yoona sudah sering memperingati dan mengeluh atas apa yang pria ini lakukan.

"Aishh,, jangan banyak bicara! kau kerjakan saja pekerjaan mu tak usah memperdulikan ku." Begitulah sahutan yang setiap hari Yoona dapat.

Walaupun pekerjaan tuan Kim hanya mabuk dan main judi. Yoona tidak pernah sedikitpun membenci. dia sangat paham betul dengan si ayah, sejak kepergian ibunya, dia sangat strees. Itulah yang membuat nya menjadi seperti sekarang.

Seperti biasa, sarapan pagi sudah terhidang di atas meja. Yoona selalu mempersiapkan dan memperhatikan si ayah.

"Ayah, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu, bangun dan makanlah, aku akan berangkat kerja sekarang." Yoona berseru, memegangi bahu ayahnya dengan lembut.

Setiap hari, Yoona akan berjalan kaki untuk menunggu bus yang akan membawanya pergi ke tempat kerja. Yoona akan berdiri dengan yang lainnya, menunggu bus datang. Hari-hari Yoona lewati dengan senyuman yang menghiasi. Gadis yang tak mengenal lelah, kuat, karena ini semua demi ayah dan dirinya.

Selang beberapa menit, ia pun sampai ditempat kerja. Yoona bekerja di kedai milik ibu sahabatnya, Indy. Sahabat Yoona sedari kecil, bahkan kebersamaan mereka yang rekat itu dijuluki bak seperti saudara.

"Pagi, Bi." sapa Yoona yang baru saja tiba. Begitu ramah dengan senyum yang sudah terpatri begitu indah.

"Ahh, kau Yoona," sahut bi Nira sembari melap meja.

Mata indah gadis itu menatap kesekitar, ada hal tak biasa sepagi ini."Kemana Indy? Tomben sekali pagi ini ia tak terlihat?" seru Yoona sembari memasang celemek hitam.

"Bi Nira, kemana Indy? Seharusnya dia sudah ada di kedai, tapi aku sama sekali tidak melihat batang hidungnya?" tanya Yoona saat ini yang tengah menghampiri.

"Indy. Dia kemaren pergi ke rumah nenek nya yang ada di Busan. dia sangat merindukan neneknya makanya ia pergi untuk menjenguk." jelas bi Nira.

Yoona menghela nafasnya, pasalnya Indy tak berkabar."Kenapa Indy tak memberitahuku?"

"Dia hanya pergi dua hari, selepas itu ia akan balik." sahut bi Nira. Ia mengerti jika sahabat anak nya ini kesal, mereka berdua memang seperti saudara saja.

"Yoona, kau tau lelaki langganan kita yang sering duduk di depan itu." Tangan wanita paruh baya itu menunjuk kearah tempat duduk yang ia maksud, "dia selalu menanyakanmu."

''Untuk apa ia menanyaiku, Bi?" Bukan hal baru lagi, pasalnya sudah sangat sering seperti ini.

"Yoona. Kau ini, tentu saja orang itu tertarik padamu." jelas bi Nira. Sangat banyak lelaki yang tertarik kepada Yoona bahkan ada yang ingin melamar gadis itu jika saja dia menyetujui.

"Itu tidak benar Bi," sanggahnya. Yoona tau siapa lelaki itu, ia tampan dan memiliki senyum yang manis. Dia masih anak kuliahan.

"Apa kau tau, dia selalu memperhatikanmu?" kata bi Nira lagi, "dia sangat tampan," puji bi Nira seraya menyenggol lengan Yoona. Wanita itu mencoba menggoda ternyata.

"Bibi, aku sama sekali tak begitu tertarik dengan lelaki manapun saat ini." Jelas saja Yoona berkilah, ia hanya ingin fokus pada hal utama. Yaitu, merawat ayahnya dan membahagiakan nya juga.

"Ah, benarkah?" Terus saja wanita paruh baya ini menggodai.

"Aku hanya ingin fokus kepada ayah, dan kehidupan ku sekarang, Bi."

"Yoona. nanti, kau akan hidup bersama pasanganmu juga."

"Iya Bi. Tapi bukan sekarang."

Bukan hanya satu dua orang yang menanyai Yoona. Namun sudah beberapa tetapi Yoona tidak terlalu menanggapinya bahkan ada yang sudah mengajaknya menikah, lagi-lagi Yoona menolak. Bukan nya Yoona tak ingin memmiliki pasangan, namun mengingat keadaan ayahnya yang tak mungkin Yoona tinggalkan apalagi ia adalah tulang punggung keluarga.

Yoona sudah berjanji pada dirinya bahwa ia akan selalu menjaga dan memberikan kebahgiaan untuk nya. Meski tuan Kim sekarang dalam keadaan yang tidak baik tapi Yoona yakin, ayahnya akan berubah menjadi lebih baik lagi sama seperti dulu waktu ada sang ibu disisi mereka.

***
Bersambung. 11:45 Pm

Halo semua, sebelum lanjut membaca pastikan kalian sudah follow ya

Dan jangan lupa votenya☆
1vote dari kalian sangat berarti bagi penulis pemula seperti ku.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang