Problem

168 27 5
                                    

~Endless Love~


Pagi ini di awali dengan kebersamaan yang manis. Misal, menghabiskan waktu kembali saat tadi malam sudah lelap tidur dengan berpelukan, dan pagi ini, kembali bersama melakukan kegiatan yang sama pula.

Berdiri di depan cermin kamar mandi seraya berpelukan, menatap diri pada pantulan kaca bening yang menampilkan kedekatan mereka berdua.

"Aku ingin menciptakan banyak tanda di leher mu, bahkan di wajahmu jika bisa. Biar seluruh dunia tau, bahwa Kim Yoona adalah milik Park Jimin."

Yoona terkekeh, lucu sekali prianya sepagi ini. Tangan nya terangkat mengusap rahang tegas Jimin yang berada di atas pundaknya."Kau tampan sekali. Aku bahkan tak mampu berpaling pada pria manapun. Kau menghipnotis ku."

Jimin mengeratkan pelukan nya. Suka sekali rasanya mendengar penuturan kata barusan, rungu nya terasa di gelitik."Sering-sering lah memujiku, aku merasa dapat banyak energi jika bibir mungil mu ini memujiku." Tangan kanan Jimin terangkat mengusap bibir wanitanya.

Mereka berdua masih saja berdiri, menghabiskan waktu di kamar mandi, setelah selesai membersihkan tubuh mereka. Yoona langsung berdiri di depan cermin seraya mengeringkan surai nya tadi, dan Jimin juga mengikuti.

"Aku sudah tidak sabar menikah dengan mu, sudah tidak sabar memenuhi perutmu ini dengan benih ku," seru Jimin, tangan nya mengusap perut Yoona dengan lembut.

"Sebentar lagi, harus sabar."

Iya, Jimin masih ada beberapa pekerjaan yang sangat penting bahkan ia harus sering lembur di kantor nya beberapa hari ini. Untuk menikah dalam waktu dekat sepertinya belum bisa dan masih membutuhkan beberapa waktu kedepan lagi seraya mempersiapkan pesta pernikahan yang akan Jimin persiapkan untuk wanita yang sebentar lagi akan menjadi ratunya.

Lagi, kegiatan mereka berdua harus buyar seketika tatkala bel selalu menggema di waktu yang tidak tepat. Ingin rasanya Jimin copot saja bel kecil samping pintunya itu, selalu mengganggu apalagi di pagi hari begini. Ini kan waktu kebersamaan mereka berdua yang tak dapat Jimin lewatkan, terlalu beharga soalnya.

"Lepaskan tangan mu, aku akan mengecek siapa yang bertamu sepagi ini."

Jimin berdecak tidak setuju."Ck! Kenapa harus datang di waktu yang tidak tepat begini, padahal Lee sudah ku peringati untuk tidak membiarkan siapa pun orang datang bertamu sepagi ini."

Yoona menutup bibir Jimin."Ingat sayang! Jangan memaki di pagi hari, tidak baik." Lalu dikecupnya bibir tebal itu sekilas sebelum keluar meninggalkan Jimin yang masih saja mengeluh kesal.

Selesai menggunakan pakaian nya. Yoona langsung berlalu keluar. Seperti biasa, melihat lubang kecil terlebih dahulu namun lagi-lagi tidak melihat adanya siapa pun.

Yoona menghela nafasnya kemudian membukakan pintu. Terdiam, Yoona menatap tamu yang berdiri di depan nya lekat, seorang wanita yang sudah jelas sangat ingin dia hindari namun malah bertemu dengan tatapan yang biasa wanita itu layangkan, ketidaksukaan.

Wanita yang berdiri di depan nya terdengar mendengus."Kau. Aku pikir, tidak akan kembali ke sini lagi," serunya.

Yoona memutar bola matanya malas, untuk apalagi wanita ular ini kemari? Benar-benar tidak tau malu, setelah ber-alibi dan sekarang kembali lagi entah apa yang akan dia lakukan.

"Waktu mu lima menit untuk menjawab pertanyaan ku, dan waktunya dimulai setelah aku selesai bertanya," putus Yoona,"untuk apa kau kemari? Jika kau hanya ingin berkata kebohongan lebih baik pergi sekarang juga."

Tidak henti-henti nya wanita itu mendengus."Aku rasa, kau sudah kehilangan rasa malumu, Kim Yoona." Dia meremehkan, bahkan menatap Yoona begitu rendah seakan dirinya berada di ketinggian.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang