Dentuman

250 25 0
                                    

~Endless Love~

Brakk!

Pintu besar berwarna coklat itu berhasil di buka. Betapa bergemuruh nya amarah yang sudah di ujung tanduk itu kini kian berkobar bahkan meluap seakan ingin segera di ledakan sekarang juga.

"SILAA!" Dengan langkah cepat si pria menarik tubuh pria bernama Sila itu lalu menghajar nya tanpa ampun. Hujaman pukulan yang berdegup itu terus ia kerahkan di perut Sila tanpa jeda.

"BRENGSEK!" geram nya yang kini sudah kesetanan,"beraninya kau menyentuh wanitaku.. rasakan ini!" Terakhir meninju pipi kanan Sila sampai dia benar-benar tidak berdaya terkulai di atas lantai.

"Jimin." Yoona melirih masih dengan luruhan air mata bersyukur prianya bisa datang di waktu yang tepat. Entah apa yang terjadi jika Jimin terlambat semenit saja.

Langsung saja Jimin memeluk wanitanya dengan erat penuh haru. Ia bisa merasakan betapa bergetar nya tubuh sang wanita yang tengah ketakutan.

Jimin mengurai pelukan. Menatap wanitanya yang sudah tidak karuan dalam penampilan nya, bahkan mata si wanita masih saja berair dan memerah.

"Maafkan aku, sayang." Tangan Jimin menyelipkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik wanitanya."Sekarang kita harus pergi." Yoona mengangguk setuju lalu pergi bersama Jimin meninggalkan kamar serta Sila yang masih meringis kesakitan.

Tubuh Yoona masih sangat lemah, mengingat tidak ada satu makanan pun yang masuk kedalam tubuhnya. Yoona hampir saja jatuh jika Jimin tidak memegangi tubuhnya dengan erat.

Lantas Jimin memilih untuk menggendong wanitanya ala bridal style agar mempermudah Jimin membawa Yoona pergi. Kedua tangan Yoona melingkar di leher Park Jimin dengan erat.

Belum sempat menuruni tangga, Jimin harus kembali bersembunyi karena ada orang nya Sila yang tengah berlalu di ruang tengah.

"Jim, aku takut." Tentu saja Yoona takut, ini keadaan yang sangat mencekam. Bisa saja mereka tidak selamat.

"Peluk erat leherku dan sembunyikan wajahmu di dadaku, jika kau merasa benar-benar takut," sahut Jimin. Ia tidak akan melepaskan wanitanya meski nyawanya sendiri dalam bahaya.

"Tapi-" langsung saja Jimin mengecup bibir wanitanya sekilas. Seakan ingin menyatakan bahwa semua ini akan baik-baik saja.

"Sayang. Yang harus kau lakukan hanyalah diam di pelukanku. Mengerti?" Yoona mengangguk lalu mengeratkan tangan nya di leher Jimin.

Saat kondisi dirasa sudah aman. Dengan sangat pelan Jimin menuruni anak tangga yang lumayan banyak itu. Diluar juga sudah terdengar gaduh, mungkin ketiga sahabatnya sudah mulai menyerang dan ini juga jadi kesempatan Jimin untuk segera mungkin membawa Yoona ke tempat yang jauh lebih aman.

Ruang tengah hampir kosong oleh orang nya Sila, karena mereka semua berpusat pada ketiga sahabatnya Jimin.

Kini Jimin sudah berhasil sampai di lantai dasar. Langkah selanjutnya ia akan mencoba pintu bagian belakang karena hanya itu satu-satu nya pintu yang paling aman.

Segera mungkin Jimin membawa wanitanya berlalu namun

Duarrr!

Suara tembakan namun meleset itu hampir saja mengenai tubuh Jimin, dan itu juga yang membuat langkah nya harus terhenti.

Langsung saja iris mereka menatap ke arah atas yang ternyata itu adalah Sila. Dengan seringaian iblisnya, karena telah berhasil memberhentikan langkah Jimin.

Tubuh Yoona kembali bergetar sangat hebat. Dentuman yang terdengar melintasi cuping nya membuat Yoona tidak berkutik karena syok. Jika peluru itu tidak meleset mungkin yang kena adalah tubuh Park Jimin.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang