Always

210 21 0
                                    

~Endless Love~


Begitu indah. Sang surya jauh lebih dulu menampakkan diri, menyiratkan cahaya jingga yang begitu menawan. Masuk tanpa di suruh menelengsak ke celah gorden abu-abu yang sedikit tersingkai.

Membuat atensi wanita bermata indah itu perlahan terbangun. Di edarkan nya pandangan tepat ke dinding, melihat arah ujung jarum jam yang kini menempati di angka jam 7 pagi. Pantas saja, sang surya sudah dengan nakal membangunkan dirinya.

Ada satu pria yang masih saja enggan bangun. Entah dia memang pulas? Atau memang malas Yoona tidak tau, yang dia lihat sekarang adalah seorang pria tampan dengan wajah damai nya juga deru nafas yang berhembus begitu menenangkan.

Tidak berhenti tersenyum, mungkin manis nya dari senyuman yang terbit adalah sarapan di setiap paginya. Melihat pemandangan sang suami yang masih saja dengan nyaman memeluk tubuhnya.

Semenjak Yoona positif hamil, suaminya ini begitu lebih manja. Seperti tidur yang minta di elus, makan minta di suapi, minta di peluk dan cium kala mau berangkat bekerja. Tidak ada yang berubah dari sebelumnya, hanya saja, suaminya ini jauh lebih manja dari biasanya.

Pelan di jauhkan satu tangan yang masih nyaman melingkari tubuhnya. Tidak lupa memberikan morning kiss terlebih dahulu pada bibir tebal Jimin lalu bangkit menuju kamar mandi.

Disinilah, setiap pagi dan sudah hampir setiap hari Yoona akan mual. Biasa, morning sickness bagi wanita hamil muda seperti Yoona, yang sudah di kabarkan berjalan tiga minggu.

Sungguh, mual yang setiap pagi terjadi akan membuat tubuh Yoona lemas. Terburu lagi Jimin dengan sigap berlari ke kamar mandi guna memijit perpangkalan leher sang istri. Siap menemani istrinya apapun yang terjadi. Intinya, dia harus merawat bersama. Keadaan, kesehatan Yoona adalah paling utama.

Dengan lembut Jimin mengusap perut wanitanya yang rata. Melingkarkan tangan kanan nya di bahu istrinya.

"Bagaimana? Masih mual hm?" tanya Jimin.

Yoona masih letih, terlihat lemas."Sepertinya sudah membaik," sahutnya lalu membersihkan mulutnya dengan aliran air.

Setelah membersihkan diri bersama. Mereka berdua langsung menuju dapur, dan Jimin sudah siap siaga membuatkan beberapa makanan sehat untuk istrinya juga si calon baby.

Saat kehamilan, dia begitu mual jika dihadapkan dengan roti. Maka dari itu, semua yang beraroma roti, langsung di singkirkan dari dapur bahkan di dalam rumah tidak ada yang boleh memakan roti. Demi kebaikan istrinya yang sedang tidak suka dengan makanan satu itu.

Hanya itu saja, Yoona belum mengidam yang aneh-aneh. Dia malah lebih suka merawat berbagai bunga miliknya dan juga seperti jalan-jalan di sekitaran rumah menghirup udara segar yang begitu menyejukkan. Sangat baik pula bagi wanita hamil seperti Yoona yang harus lebih banyak berpikiran tenang. Jauh dari strees karena itu akan berdampak buruk untuk dirinya.

"Sayang," panggil Yoona begitu manja lalu memeluk sang suami dari belakang.

Jimin tengah membuat beberapa makanan. Menyayur juga menggoreng ikan. Dia libur hari ini karena pekerjaan nya juga tidak terlalu banyak.

"Iya, sayang. Mau sesuatu?" tanyanya seraya mengusap lingkaran tangan sang istri.

Jimin tak kuasa menahan senyum manis nya. Istrinya ini juga sangat manja, dia suka mendapati perlakuan istrinya yang seperti ini.

Yoona menggeleng di belakang tubuh Jimin. Dia tidak minta apapun, sungguh. Yang dia mau hanya ingin memeluk tubuh atletis suaminya.

Aroma tubuh nya juga menjadi candu untuk Yoona. Begitu suka, bahkan aromanya membuat rasa rindu yang tidak tertahan kan jika saja mereka tengah berjauhan.

"Nanti siang, aku mau ke rumah Taehyung. Boleh ya?" ijin nya masih memeluk dengan nyaman.

"Tomben!"

Yoona juga tidak mengerti, namun kenyataan nya dia sangat ingin sekali ke hunian pria pemilik senyum kotak itu. Dia juga rindu Sely, si anjing lucu milik Taehyung.

"Boleh ya?" bujuknya sekali lagi, suara nya kian memanja membuat Jimin gemas sendiri.

Jimin membalik tubuhnya, saat ini mereka sudah berhadapan dengan tangan Yoona yang masih melingkari tubuh prianya dengan erat. Begitupun sebaliknya, Jimin melingkarkan tangan nya pada tubuh mungil istrinya seraya mengusap pipi Yoona yang merona.

"Iya. Kita akan kesana."

Senyum di bibir Yoona mengembang. Menghiasi wajah cantiknya yang kini terlihat begitu manis. Di kecupnya oleh Jimin beberapa kali, bibir yang menjadi candunya dua tahun terakhir ini.

"Mau kemana lagi?" tawar Jimin.

Yoona nampak berpikir sebentar. Banyak tempat yang ingin ia kunjungi salah satunya namsan tower. Sudah lama sekali dia ingin kesana, masa mudanya hanya sekolah juga bekerja. Mana sempat dia menghabiskan banyak waktu ke tempat-tempat unik sekaligus membuatnya selalu penasaran. Memang, pada awalnya Yoona bisa saja jalan-jalan bersama Indy ataupun Juan, tapi bukan berarti jalan-jalan mereka menghabiskan waktu bersenang-senang. Bahkan menikmati musik di pinggiran jalan saja sudah termasuk untung bagi Yoona. Yang mana waktu nya sangat terbatas, seperti pertunjukan musik seorang pria yang sekarang ini masih saja mempertunjukan aksinya di tempat yang sama.

"Ada, satu tempat yang ingin aku kunjungi, tapi-" Yoona menggigit bibirnya, menjeda ucapan takut saja jika keinginan nya kali ini tidak di setujui.

"Kemana? Katakan saja maka aku akan membawamu, asalkan bersamaku," sahutnya, ayolah, ini untuk kebahagiaan wanitanya juga kan? Jimin tidak mau membatasi keinginan nya asal perginya bersama dengan Jimin. Itu tidaklah masalah, mungkin jika perginya bersama orang lain maka Jimin akan menimbang ulang.

"Namsan tower, aku ingin sekali kesana, boleh?" Iris Yoona berbinar. Jujur, ingin sekali rasanya kesana.

Yang kata orang, tempat bagi para sepasang kekasih yang  sudah menikah baik belum. Maka tidak salah juga kesana untuk melihat secara langsung bagaimana sebenarnya tempat yang di jadikan ladang gembok itu.

Ada juga yang bilang bahwa tempat itu adalah tempatnya para pasangan bermunajat. Siapa yang datang kesana mungkin bisa di kabarkan bahwa bisa saja akan berjodoh. Meski itu adalah mitos, namun tetap saja banyak nya para pemuda yang meyakini bahwa tempat itu adalah sumber doa yang juga bakalan terkabul.

"Boleh, habis dari rumah Taehyung, kita kesana."

Senang sekali rasanya, di peluknya lebih erat tubuh Jimin yang kini dengan nyaman kepalanya di benamkan pada dada bidang suaminya. Yoona juga suka detak jantung nya, helaan nafasnya yang membuatnya ikut tenang. Nyatanya, berada di samping Jimin ini sungguh membuat rasa stress bisa hilang. Selain memberikan ketenangan maka dia juga akan memberikan kenyamanan. Yang tidak akan dapat di temukan pada siapa pun terkecuali dengan satu pria tampan ini, Park Jimin.

Jimin mengecupi pucuk kepala istrinya dengan sayang. Dia, satu wanita yang dia miliki dan sangat di cintainya. Jimin janji, Yoona akan selalu berada dalam genggaman nya, melindungi nya sampai dia tua, sampai irisnya tak mampu lagi melihat indah nya dunia, memejamkan mata dan meninggalkan kenangan indah bersama perasaan nya yang akan tumbuh sampai kapan pun.

Intinya,

"Always love you."

***

Bersambung 6:07 PM

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang