Merindu

208 23 2
                                    

~Endless Love~

Malam sudah kian larut. Keheningan juga begitu terasa, yang bersuara hanya jarum jam yang terus saja berputar mempercepat waktu.

Baik Jimin maupun Yoona. Mereka masih sama-sama terjaga, pelukan mereka tidak mengurai sama sekali bahkan Jimin mengikis jarak yang ada, seakan tidak memberikan kekosongan pada celah antara tubuh mereka. Tangan nya masih saja mengusap lembut rambut wanitanya hingga suara nya dapat memecahkan keheningan.

"Apa kau tau? Dalam dua hari ini aku sangat mengkhawatirkan mu."

"Aku meminta maaf padamu atas semua yang terjadi." Meski bukan dirinya yang salah, tetap saja Yoona merasa apa yang terjadi sekarang karena dirinya.

Jimin mengeratkan pelukannya. Ia tak mau tubuh Yoona berada jauh dari tubuhnya. Meski tubuh si wanita sudah sepenuhnya ada dalam dekapan sampai detak jantung masing-masing dapat terasa.

"Apa kau akan menghukumku?"

"Untuk apa aku menghukum wanitaku?"

"Karena Sila telah berhasil menciumku. Aku sungguh memberontak saat itu, tapi ia terus memaksaku," jelas Yoona yang mulai kembali bergetar saat mengingat itu.

Jimin menghela nafasnya, lalu mengurai pelukan menatap iris indah yang sangat ia rindukan dua hari ini."Aku tidak akan menghukummu, justru aku akan menghukum Sila karena telah berani menyentuh wanitaku." Lalu Jimin mencium bibir Yoona sekilas.

"Tidurlah. jangan pikirkan apapun lagi. cukup pikirkan lelakimu ini saja."

"Tanpa kau minta. Aku selalu memikirkan mu. sungguh." Pelan Yoona mengambil sebelah tangan Jimin lalu menaruh nya di dada."Kau sudah berada di sini san juga sudah memenuhi pikiran ku."

"Harus, aku tidak akan membiarkan mu memikirkan hal lain kecuali aku," sahut Jimin lalu menjawil hidung mancung wanitanya.

"Kenapa begitu?"

"Harus begitu. sudahlah sayang, sebaiknya sekarang kau tidur. pejamkan matamu." Lalu Jimin memeluk tubuh wanitanya kembali.

"Bagaimana aku bisa tidur, sedari tadi kau selalu mengajakku berbicara."

"Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu."

Akhir kalimat dari keduanya. Mereka sama-sama terpejam. Saling memeluk dan saling memberikan kehangatan satu sama lain.

Diluar hujan begitu deras, bahkan angin bertiup sangat kencang membuat sebagian orang lebih memilih menarik selimut guna mengahangatkan tubuh.

***

Hal yang paling menyebalkan adalah, ketika tubuh membutuhkan yang namanya kesendirian, namun yang ada malah sebuah atensi lain yang hadir sebagai peganggu.

Sofa adalah tempat persinggahan utama saat tiba di hunian. Tubuhnya begitu lelah bahkan terasa remuk.

"Hyung."

Yang dipanggil masih sangat nyaman dalam pejaman matanya namun tetap berdehem."Hmm."

"Apa kau sudah bisa beralih kaksud ku, tentang perasaan mu itu? Apa kau sudah move'on?"

Demi penghuni laut yang tengah bersembunyi di bawah batu, dia masih enggan untuk membahas masalah ini."Kenapa kau menanyakan hal itu? Aku sama sekali tidak ingin memikirkan hal itu."

"Aku hanya ingin tau," sahutnya yang masih menyandar di bahu sofa," teman lama mu, maksudku teman kita, dia ada di Korea. Apa kau tidak ingin memanfaatkan nya?"

"Berhentilah bicara jika kau hanya ingin melantur," sahutnya.

"Bagaiamana jika Hana menyukaimu, hyung?"

Mulai konyol. Lantas dia membuka matanya menatap ke arah pria manis itu dengan tatapan yang tidak bisa di artikan, lalu menaruh punggung tangan nya di kening guna merasakan sesuatu, mungkin saja ada yang tidak beres. Bisa saja sahabat nya yang satu ini kerasukan setan yang suka berbicara tidak jelas. Atau mungkin kehabisan obat akibat kejadian tadi siang.

"Kenapa hyung?" tanyanya tidak mengerti, irisnya memperhatikan punggung tangan yang berada di kening nya. Lalu menghela nafasnya sambil menjauhkan tangan tersebut."apa yang kau lakukan ini hyung? Aku masih waras dengan apa yang aku ucapkan barusan."

"Kenapa kau bisa bilang Hana menyukaiku? Itu sama sekali tidak mungkin. Kami bertemen."

"Aku yakin dengan apa yang aku katakan.''

"Terserah. Aku sudah lelah sebaiknya kau pulang." Langsung saja dia beranjak dari hadapan Jeon, hendak menuju kamarnya untuk segera beristirahat.

"Yaaa! Kau meninggalkan aku, hyung," teriaknya lalu ikut menuju kamar.

Sudah berapa kali Taehyung mendengus lelah karena sedari tadi langkahnya terus saja di ikuti. Mulai dari pulang dan sekarang ia mengikut lagi sampai rumah tidak berhenti, sebenarnya apa mau pria ini? Ia sangat lelah tapi Jeon masih saja mengikuti seakan dirinya tidak merasa lelah sedikitpun.

"Berhenti mengikuti ku Jeon Jungkook," serunya tidak suka.

"Aku menginap saja ya, hyung."

"Di kamar sebelah. Kau bisa tidur disana."

"Aku maunya bersamamu, boleh ya?"

Untuk kali ini saja ia ingin tenang, terbebas dari pria manis bersifat anak kecil ini. Merengek seperti meminta permen loly yang membuat dirinya geli dan jengah.

Tidak ada pilihan lain selain harus sabar, dan mungkin jika bersama dengan pria manis ini, ia harus banyak menyetok rasa sabar nya.

"Aku lelah. Bisa tidak untuk jangan menggangguku."

"Aku ingin tidur bersamamu malam ini, boleh ya hyung?"

Taehyung menghela nafasnya begitu frustasi lalu menarik Jeon menuju ke luar kamar, ia sudah lelah bahkan karena ulah Jeon yang seperti ini sudah membuat emosi nya meluap.

"Dengar ya, Jeon. Aku sudah berbaik hati padamu dan sekarang. Aku meminta padamu untuk jangan menggangguku. Kau tidur di kamar sebelah." Langsung saja Taehyung menutup pintunya dengan keras.

Didalam. Ia menghela nafas begitu lega lalu menuju kasur nya untuk segera berbaring, siap bermimpi indah yang selama ini ia nantikan.

Berbaring di atas kasurnya sambil menatap langit-langit kamar. Mencari suatu hal yang membuat bayangan nya seketika bermunculan.

Seketika terlintas ucapan Jeon mengenai tentang Hana yang mungkin saja menyukainya. Dia merasa tidak mungkin karena sudah lamanya bersahabat, membuatnya akan terus nyaman menjadi seorang sahabat begitupun dengan Hana.

Iya, dia akui bahwa Hana sekarang jauh lebih cantik. Banyak perubahan yang terjadi padanya setelah 5 tahun tidak bertemu. Bahkan ia sempat tidak mengenali paras Hana karena terlalu banyak perubahan.

Memori dimana ia bersama Hana kembali bermunculan. Betapa indahnya surai Hana yang tergerai panjang di terpa oleh angin, yang bertiup di tambah lagi manis nya senyum Hana dan lesung pipi nya yang membuat seorang Hana menjadi gadis yang begitu menarik juga cantik.

Taehyung tidak bisa memungkiri jika Hana memang gadis yang sangat cantik.

Paras nya yang menawan, juga sikapnya yang sangat baik membuat dia juga nyaman jika bersama. Selama bersahabat, Hana memang dikenal sosok sahabat yang sangat baik juga pengertian. Bahkan jika ingin menilai sosok Hana, maka dia akan menilai bahwa Hana adalah sosok gadis yang terbilang sempurna.

Pintar, cantik, baik membuat seorang Hana begitu menarik.

"Apa iya, Hana menyukaiku?"

***
Bersambung  7:47 PM
Revisi : 13 Februari 2022

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang