Undangan

185 24 1
                                    

~Endless Love~

Satu hal yang paling membuat diri bahagia adalah, ketika bangun di pagi hari, melihat wajahnya yang tertidur di samping dengan wajah damainya. Deru nafasnya yang menenangkan, pelukan erat yang sedari malam belum mengurai. Lantas hal itu membuat seorang wanita bermata indah mengulas senyum bak manis nya madu beruang.

Ditatap nya mata sipit yang masih merekat tertutup. Tangan kanan nya terangkat untuk menyentuh wajah tampan berkulit putih mulus tersebut dengan telunjuk nya, bermain cantik dari atas pelipis sampai menuju bibir tebal nya yang merah natural juga kenyal. Netra nya jatuh pada bibir itu dan terpaku sesaat sebelum mengecup nya satu kali.

"Tampan sekali," bisiknya. Di usapnya bibir tebal tersebut menggunakan jemari nya.

Hal indah yang paling manis adalah ketika menghabiskan waktu bersama pasangan. Seperti di pagi hari misalnya, memandangnya, mengecup juga memeluknya. Seperti sebuah keharusan yang tidak boleh terlewatkan.

Betah berlama-lama dengan wajah tampan nya, membuat Kim Yoona masih enggan beranjak, netra nya kembali jatuh pada dada bidang Park Jimin yang masih tidak mengenakan pakaian. Iya, tadi malam sehabis bercinta, dia langsung tidur. Berbeda dari wanita kesayangan nya yang dipakaikan kemeja putih milik Jimin sendiri karena katanya udara sangat dingin. Padahal si pria malah abai saja pada dirinya dan lebih memilih tidur apa adanya saja.

Jemari lentik nya mengusap belahan dada bidang Jimin dengan lembut. Dada bidang putih dan lagi berbentuk sangat indah, seksi dan menggiurkan tentunya. Di gigit nya bibir mungil yang disukai Jimin itu sambil merasakan belain lembutnya pada dada bidang prianya yang sangat memabukkan iris.

Dia juga memiliki pucuk dada, namun tidak sebesar miliknya yang jauh lebih disukai Park Jimin.  Yoona tersenyum saat merasakan detak jantung prianya yang berdetak begitu tenang. Betapa mencinta nya Yoona pada pria tampan yang memiliki sejuta pesona ini.

Pria yang dulunya sangat ia benci. Namun sekarang malah menjadi pria yang dia cinta dan takut akan kehilangan. Digerakkan nya lagi jemari lentik nya namun terburu di cegat, membuat iris nya menatap jemarinya yang di cegat lalu pelan menatap ke arah wajah Park Jimin yang sudah terbangun, dengan mata sipitnya yang terbuka sempurna.

Terburu si pria menindihi kembali tubuh indah wanitanya sampai berhasil mengukung nya seperti tadi malam.

"Puas bermain-main nya, hm?" Suara lembut nya menggema di rungu si wanita yang membuatnya suka.

Wanita bermata indah itu menggigit bibir bawahnya, dengan telanan ludah yang lumayan kasar. Di tatap nya manik pria yang menatap nya seakan ingin memangsa.

"Aku-"

Belum sempat melanjutkan terburu Park Jimin menyatukan bibir mereka. Mendiamkan nya sebentar dan perlahan melumatnya dengan iris yang juga perlahan menutup. Disesapnya dengan lembut lagi, di hisapnya bibir mungil yang manis itu penuh dengan rasa. Sampai iris wanitanya juga ikut terpejam merasakan sapuan bibir tebal prianya yang sepagi ini sudah membuat bibirnya di manja.

Si pria menggigit pelan bibir bawah wanita cantiknya, lalu dengan segera memasukkan lidahnya mengabsen gigi rapi nan putih milik si wanita.

Decapan menggema di ruangan yang hanya di terangi oleh secelah cahaya matahari yang masuk. Rasa yang kembali menggebu hadir merasakan nikmat nya percumbuan di pagi hari.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang