Pelukan

243 25 0
                                    

~Endless Love~

Cahaya surya berganti dengan gelapnya malam. Namun, aktivitas yang digeluti wanita itu masih saja membuat nya sibuk. Bagaimana tidak, sekarang ini dia sedang sibuk memasakkan makan malam di dapur penuh riang gembira menyambut kedatangan prianya nanti serta mengajak nya makan malam bersama.

"Ini enak." Dia mencicipi sup ikan yang ia buat."Dia pasti suka," bisik nya lagi yang kini mengulas senyum nya begitu manis.

Semua sudah terhidang. Yoona sengaja memasak banyak malam ini meski hanya berdua. Duduk di kursi sambil menunggu kedatangan Park Jimin yang sampai sekarang belum juga datang. Ini bahkan sudah jam 9 malam, apa mungkin Jimin lembur? Entahlah, Yoona juga tidak tau karena saat perpisahan tadi pagi, dirinya dan Jimin sudah tidak berkabar lagi.

Sesekali kedua manik indah nya melihat ke arah jam dinding. Tidak terasa, sudah hampir dua jam Yoona menunggu Jimin namun masih belum ada tanda jika dia datang. Beberapa kali mengehela nafas sebelum akhirnya Yoona benar-benar tertidur di atas meja makan dengan kedua tangan nya yang ia gunakan sebagai bantalan.

Selang beberapa menit, yang ditunggu akhir nya tiba. Terlihat sekali, wajah lelah nya yang kusut, terlihat banyak pikiran. Jas hitam nya sudah menggantung di lengan kirinya. Sungguh, hari ini Jimin benar-benar pusing akibat kabar perusahaan nya yang bisa dibilang di ambang kerugian besar bahkan di ambang kebangkrutan.

Baru saja hendak menaiki tangga nya, iris Jimin menangkap sosok wanita yang baru saja ia sadari karena pikiran nya yang sangat kalut tadi. Jimin menghela nafasnya merasa bersalah juga kasihan melihat si wanita yang tertidur di atas meja makan menunggunya.

Jimin mendekati. Menatap sendu Yoona yang terlihat sangat cantik dengan tidur pulas nya. Kembali menatap meja makan yang sangat banyak terhidang makanan.

"Maaf," bisiknya kemudian mengecup pucuk kepala Yoona penuh sayang.

Park Jimin duduk tepat di sebelah wanitanya. Memandang wajah damai nya yang sangat cantik juga penuh dengan kelembutan. Jimin bersyukur bisa memilikinya.

Tangan nya terangkat untuk menyingkirkan helaian rambut yang sedikit menutupi wajah damai nya."Terima kasih, sayang," bisik Jimin begitu pelan dengan mata yang sudah mulai berair.

Jimin benar-benar sangat lelah. Mengingat, perusahaan nya sedang di ujung tanduk sekarang ini. Hanya Yoona satu-satu nya penyemangat Jimin yang ia punya. Entah apa yang tejadi jika wanitanya ini tidak ada di sisi nya. Si wanita yang dapat membuat harinya kembali berwarna. Yoona mampu membuat dia kembali merasakan yang namanya kasih sayang mengingat, sudah puluhan tahun Jimin tidak mendapatkan juga rasakan.

Mungkin untaian kata tidak akan pernah cukup untuk menyatakan sebuah perasaan. Duka lara yang ia alami selama bertahun-tahun dapat kembali pulih dan membuatnya bangkit setelah hadir nya sosok wanita sebagai penyemangat hidup.

"Sayang. kau sudah pulang." Yoona terbangun, Entah sudah berapa lama ia tertidur tadi.

Jimin hanya mengangguk seraya tersenyum tipis.."Kenapa tidak tidur di kamar, hm?"

"Aku menunggumu," jawabnya kemudian mengamati setiap wajah bahkan irisnya jatuh pada kedua manik Park Jimin,"kau menangis?"

Jimin mengelak."Tidak." Tentu Yoona tidak akan percaya begitu saja. Jimin berbohong. Yoona dapat menangkap itu dari irisnya.

Yoona yakin, pasti ada sesuatu yang tidak baik-baik saja saat ini. Langsung saja ia memeluk Jimin begitu erat.
Seakan Yoona ingin memberitahu bahwa berceritalah karena ia juga ingin ikut andil merasakan bagaimana yang dirasakan oleh prianya. Yoona yakin sekali kalau ada something yang telah melanda.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang