Separate

189 23 1
                                    

~Endless Love~

Hari ini, kesabaran Jimin akan kembali di uji. Bukan hanya dirinya, Yoona pun sama. Karena Yoona sendiri yang memutuskan sebelum resminya hubungan keduanya, maka Yoona meminta untuk tinggal di rumah ayahnya. Hanya untuk sementara sebelum menikah, tiga hari lagi.

Berat hati sudah pasti dirasa, namun jika keinginan wanitanya yang sudah bertekad itu membuat Jimin tak bisa berkilah dan mau tak mau menurut saja. Lagi pula, dia sudah lama sekali berpisah dengan sang ayah yang juga sangat dirindukan Yoona. Tuan Kim juga akan menjadi ayah mertuanya nanti.

"Sudah beres." Jimin duduk di tepian kasur. Irisnya menatap koper kecil itu kembali membawa sedikit kepiluan di hatinya.

Yoona menutup kopernya dan terburu Jimin menarik tubuhnya. Memeluknya begitu erat membenamkan kepalanya di dada Yoona begitu nyaman.

Si wanita mengusap surai Jimin begitu lembut, ini akan kembali sulit Jimin alami sebab berpisah bukanlah keinginan nya namun keinginan si wanita.

"Hanya sebentar sayang. Lepas ini 'kan aku akan tinggal bersamamu," seru Yoona.

"Iya, aku tau. Tapi yang perlu kau tau, waktu tiga hari adalah waktu yang lama bagiku. Aku akan merindu dengan sakit sebab aku tak bisa memeluk mu. Menyentuhmu lagi, meminta di usap ketika tidur. Aku membutuhkanmu, Sayang."

Yoona menghela nafasnya. Benar, Jimin benar bahwa beberapa malam ini dirinya begitu manja, tidur meminta di elus sampai ia terlelap dengan pelukan yang erat seakan takut Yoona pergi dari dekapan nya.

Tidak tau saja, Yoona juga akan menderita karena rindu. Tapi ini kan hanya tiga hari, tidak satu tahun juga dan ini demi kebaikan nya juga nanti. Saat bertemu maka mereka sudah sah menjadi suami istri. Tinggal di hunian yang sama kembali seperti hari-hari yang telah dilewati bersama.

Yoona mengurai pelukan. Menangkup wajah tampan prianya, menyunggingkan senyum lalu mengecup kening, kedua mata sipitnya, hidung mancung nya lanjut lagi pipi kanan kiri dan terakhir bibirnya. Melumatnya sebenatar kemudian melepasnya.

"Semuanya akan indah, sayang."

Jimin mengangguk dengan lirih kemudian memeluknya lagi begitu erat. Helaan nafas dari Yoona dapat Jimin rasakan. Entah kenapa pula akhir-akhir ini ia ingin sekali di manja oleh Yoona.

Perjalanan telah di lalui, sejam lamanya. keduanya sampai di hunian sederhana wanitanya yang dulu awal pertemuan mereka cukup begitu pilu namun akhirnya mereka sama-sama merasakan kebahagiaan lewat pertemuan penuh dengan luruhan air mata itu. Tepatnya satu setengah tahun yang lalu.

Jimin menggenggam erat jemari wanitanya, membawanya masuk menuju rumah. Dan seperti biasa, hunian nya terkunci. Sang ayah sudah berangkat kerja di kedai bi Nira rupanya. Mereka berdua masuk kedalam, masih sama saja tidak ada yang berubah.

Sunyi menyelimuti. Yoona bisa bayangkan bagaimana ayahnya seorang diri disetiap harinya, pulang kerja lelah namun tidak ada yang menyambutnya dengan senyuman, itu kenyataan yang jauh lebih pedih.

"Sayang. Kenapa masuk sini, 'kan sudah aku bilang tunggu diluar," keluh Yoona. Dia yakin bahwa prianya tidaklah tuli namun dengan langkah ringan dia juga ikut masuk kedalam kamar nya.

"Aku 'kan calon Suami mu. Tidak masalah bukan jika aku memasuki kamar calon Istriku. Lagi pula tidak ada larangan," sahutnya seraya menatap kesekitar.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang