Feel Queer

167 21 5
                                    

~Endless Love~

Sudah tiga hari ini Yoona pergi. Dan selama itu juga dia selalu berhasil menghindari pesuruh Jimin yang beberapa kali ke rumahnya. Hati Yoona masih saja perih, ia tidak terima dengan semua perkataan Gaeun beberapa hari lalu. Pikiran nya masih beradu, all hasil, egonya menyuruhnya untuk tetap berdiam diri, jauh dari jangkauan Park Jimin.

Seperti biasa, Yoona akan menyiapkan sarapan pagi untuk sang ayah yang akan segera berangkat bekerja. Jika dulu Yoona yang bekerja, kali ini sang ayah yang menggantikan Yoona bekerja di kedai milik ibu sahabatnya.

"Kau yakin masih tidak ingin pulang?" Sang ayah bertanya, dia sudah beberapa kali menanyakan hal ini.

"Pulang kemana, Ayah? Bukankah ini rumah Yoona?" sahut Yoona seraya tersenyum tegar ke arah sang ayah. Dia tau persis apa yang sedang ingin di bahas pria paruh baya itu, namun Yoona masih enggan jika menceritakan Park Jimin.

"Kalian bertengkar?" Tidak, hanya saja Yoona pergi.

"Ayah. Ayah tidak perlu memikirkan itu. Yoona hanya ingin pulang ke rumah dan tinggal disini," sahut Yoona, ia masih menyembunyikan.

Satu jam berlalu, Yoona menyapu lantai, membersihkan rumah seperti biasa. Sang ayah sudah berangkat bekerja sehabis sarapan pagi. Tiba-tiba,Yoona merasa sangat mual, membuatnya berlari ke arah wastafel dapur untuk memuntahkan isi perutnya. Lambung nya terasa di aduk dan tidak enak. Yoona putuskan untuk istirahat kemudian duduk di kursi kayu, memijit kepala karena kepalanya juga terasa sedikit pusing.

"Apa jangan-jangan, aku hamil?" tebak Yoona ragu, di helakan nafasnya lalu memejamkan mata sebentar."Sepertinya, aku harus periksakan ini ke Dokter. Tapi, apa beli tespeck saja ya?" Yoona Jadi bingung sendiri, ia takut saat mengecek menggunakan tespeck hasilnya tidak akurat dan malah membuatnya takut jika saja hasilnya adalah garis dua.

Keputusan Yoona sudah bulat, dia akan memeriksa nya saja ke rumah sakit. Tapi, Yoona terhenti tatkala sudah meraih tas kecil miliknya. Jika ia pergi sendiri lalu dokter benar-benar mengatakan nya hamil? Bagaimana? Dan juga Park Jimin, jika dia tau lalu dia malah tidak mengakui dan bertanggung jawab, Bagaimana jika itu terjadi?

"Sepertinya, aku harus memeriksa kan nya dengan Jimin, sekalian saja, biar dia tau hasilnya dan mau bertanggung jawab," putus Yoona lalu menuju ke apartemen Jimin.

***

Park Jimin, mata sipitnya mengerjap seraya meringis memegangi kepalanya yang terasa masih saja berat serta pusing. Bahkan tangan kirinya terasa kebas akibat ada seseorang yang meniduri lengan nya menjadikan nya sebagai alas.

Jimin masih tidak sadar sepenuhnya, pelan penglihatan nya sudah mulai terlihat, lalu menatap ke samping dan terperanjat kaget. Segera Jimin bangun membulatkan matanya tidak percaya. Bisa ia lihat bahwa tubuh wanita yang berada di samping nya hanya menggunakan kemeja putih, miliknya lalu Jimin melihat ke dalam selimut yang mana dia polos, tanpa sehelai kain pun. Dilihatnya lagi seisi kamar yang berantakan sekali.

"Apa yang telah aku lakukan?" kata Jimin frustasi.

"Eoh, sudah bangun," seru wanita itu yang ikut duduk tepat di samping Jimin.

Jimin menatap nya dengan tatapan tajam."Gaeun. Katakan, apa yang terjadi semalam?"

"Kau lupa?" sahutnya lalu berkata,"kita sudah tidur bersama, kau memaksaku dan terjadilah malam yang panjang di antara kita," jelasnya.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang