Sedikit Celah

147 23 0
                                    

~Endless Love~

Setibanya di kantor Sila.  Langkah cepat membawa Jimin masuk kedalam kantor dengan amarah yang membuncah tidak sabar untuk menghajar ataupun membunuh Sila ditempat.

Bahkan sahabatnya, Jeon juga tidak mampu menyamai langkah Jimin yang jauh lebih dulu di depan nya.

"SILA," teriak Jimin menggema dipenjuru lantai terbawah.

Semua orang nampak terhenyak kaget dengan suara lengkingan Jimin yang bisa dibilang, ia sudah menaruh amarahnya di ujung tanduk.

Hingga salah seorang karyawan disana menghampiri yang juga membuat perhatian Jimin memusat padanya. Langsung saja Jimin mendekat, lalu menarik kerah baju nya dengan kuat.

"Kau. Cepat katakan dimana Tuan sialan mu itu?" Dengan iris nya yang tajam, rahang nya juga ikut mengeras dengan gertakan gigi yang kuat.

Dua orang di sebelah pria yang tidak berdaya itu ingin melerai namun dia memerintah untuk tidak ikut campur.

"Saya tidak tau dimana Tuan Sila," sahutnya dengan tenang.

Pria itu terlihat lebih tua dari Jimin dan sepertinya dia adalah bawahan Sila ataupun kepercayaan Sila juga mungkin.

"Jangan berani membohongi ku, cepat katakan! Dimana Sila?"

Dari arah belakang, sahabat Jimin, Jeon melerai."Hyung. Tenang lah." Dia merasa tidak enak karena dilihat oleh beberapa karyawan kantor yang seperti ketakutan melihat murka nya Jimin.

Jimin menatap kesekitar, tidak peduli lalu menyeret orang nya Sila tanpa ampun menuju ke arah luar. Dengan kasar Jimin mendorong, menatap orang itu begitu tajam.

"Hyung. Kita harus tenang, jangan membuat keributan di kantor orang." Jeon menenangkan amarah Jimin yang sudah di ujung tanduk.

Orang yang tadi tersungkur di jalanan keramik langsung di bantu oleh kedua orang nya juga. Tidak mungkin dia sebagai orang kantor bahkan kepercayaan Sila tanpa tau dimana kediaman bos nya. Ini mustahil bagi Jimin.

Sampai Jimin ingin kembali mendekati orang nya Sila itu, terburu sahabat nya Taehyung dan Yoongi menghalangi.

"Jim. Tenanglah. Kita tidak bisa menghakimi seseorang begini." Yoongi mencoba menenangkan. Ia sendiri tau persis bagaimana perasaan Jimin sekarang. Tapi bukan berari juga membuat keributan seperti ini bahkan menjadi pusat bahan perhatian.

Kali ini Yoongi yang berseru,"Maaf atas kekacauan ini. Tapi kami datang kemari ingin bertanya dengan baik-baik. Apakah anda selaku orang kepercayaan Sila tau dimana dia tinggal."

"Saya tidak tau pasti. Dan sekarang ini Tuan sedang tidak ada di kantor," terangnya.

Tangan Jimin mengepal kuat. Ia bersumpah dalam hatinya akan membunuh Sila jika sampai wanitanya kenapa-napa.

Yoongi menatap Jimin lalu menghela nafasnya. Menatap kembali kedua sahabatnya itu mengisyaratkan untuk lebih baik kembali saja kedalam sedan. Mereka semua menurut, membawa Jimin yang masih terbakar amarah.

Keberuntungan memang tidak sedang berpihak pada Jimin. Ia harus menghela nafas hampa karena tidak mendapati apapun.

Sesampainya di dalam sedan. Jimin nampak mengusap wajah nya begitu frustasi, sahabatnya Min Yoongi menatap nya begitu iba. Baru kali ini ia melihat sosok Jimin yang benar-benar pilu dan menyedihkan.

Jeon sebagai kemudi menatap Taehyung, Yoongi bergantian. bingung kembali menyelimuti kemana tujuan selanjutnya. Tidak ada yang bersuara, apalagi Jimin yang hanya menunduk serta menutupi wajah nya dengan tangan.

Jeon menghela nafasnya, ia kemudian perlahan menjalankan sedan nya meski tak tau arah ingin kemana. Hari juga sudah semakin gelap, lantas ia memutuskan untuk membawa Jimin ke apartemen nya saja. agar Jimin bisa tenang dan juga bisa beritirahat disana.

"Jimin, kau sebaiknya istirahat. Kita akan melanjutkan pencarian besok." Yoongi bersuara.

Jimin menghela nafasnya. Lalu mengikuti apa yang dikatakan sahabat nya itu. Tidak ada pilihan karena ia sendiri juga tidak tau harus mencari kemana lagi? Tenaga nya sudah semakin habis terkuras yang membuat nya melemah ditambah lagi pikiran kacau, yang menyeruak di dalam kepalanya. Membuat kepalanya juga ikut pusing atas semua yang terjadi.

"Aku akan menginap disini, kalian berdua pulanglah dan kembali besok pagi!" seru Yoongi mengambil keputusan.

Jeon dan Taehyung mengangguk setuju. Yoongi membawa Jimin masuk menuju apartemen nya, sedangkan mereka berdua masih berada di dalam dan menyandar di kursi sedan.

Hari ini begitu melelahkan."Hyung."

Yang di panggil berdehem."Hmm?"

"Bagaimana kalau kita kembali ke kantor Sila?" 

"Maksudmu?" Taehyung masih tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh pria manis ini.

"Ikut saja hyung. Nanti aku jelaskan." Langsung saja Jeon menjalankan sedan nya kembali menuju kantor nya Sila.

"Apa rencana mu?"

"Aku sangat yakin sekarang, kalau Sila ada di kantornya."

Taehyung diam enggan menyahut lagi. Ia mengikut saja apa yang dilakukan Jeon.

"Kau lihat tadi keadaan Jimin hyung? Dia begitu sangat rapuh karena Yoona Noona. Aku benar-benar tidak tega melihat nya seperti itu, seandainya bisa, akan aku pecahkan masalah ini sekarang juga, sungguh." Jeon memang tidak tegaan kepada hyung nya. Meski ia sering dikatai anak kecil tapi ketahuilah, bahwa hanya Jeon yang lebih peka terhadap perasaan.

Meski mereka juga sudah lelah. Tapi itu tidak membuat Jeon dan Taehyung menyerah. Mengingat, keadaan Jimin kembali yang seperti orang tidak semangat untuk hidup itu membuat mereka berusaha keras untuk menemukan wanitanya.

Sedan Jeon tiba di kantor SL Group. Sedan nya sengaja diparkir lebih jauh agar tidak ketahuan kalau mereka sedang menunggu si pemeran utama, Sila.

Hampir setengah jam lamanya mereka berdiam diri di dalam sedan. Tidak ada tanda-tanda Sila keluar bahkan kantor nya sudah terlihat sepi karena ini sudah menunjukan pukul 8 malam.

Hampir putus asa namun saat itu juga secercah harapan muncul. Orang yang ditunggu-tunggu menampilkan diri nya yang saat ini memasuki sedan mewah nya lalu berjalan.

Langsung saja Jeon mengikuti dari arah belakang sedikit jauh agar tidak ketahuan.

***

Jimin menatap cermin kamar mandi apartemen nya. mengingat kembali beberapa momen bersama dengan si wanita. Hal itu membuat Jimin kembali sangat rapuh, rasa cemas kembali hadir. entah apa yang Sila lakukan kepada wanitanya sekarang?

mungkin, ini juga karma untuk seorang Park Jimin terhadap dirinya sendiri. Mengingat, ia dulu pernah membawa si wanita secara paksa dan membuat Yoona benar-benar rapuh. mungkin seperti ini juga perasaan Yoona pada saat itu.

Jimin kembali menatap cermin. Seketika bayangan Yoona hadir di pantulan cermin itu dengan senyumnya yang manis. Karena terlalu cemas dan berharap wanitanya masih ada, membuat nya seketika hadir menjadi sebuah bayangan yang terlihat begitu nyata.

Mengingat, pagi tadi dia masih melihat wajah wanitanya, masih bisa memeluknya dan masih bisa menciumnya. Namun, saat ini ia benar-benar merasa kehilangan orang yang sangat ia cintai.

"Aku bersumpah. Akan menemukan wanitaku kembali. Dan kau Sila, aku akan menghanjar mu dengan tangan ku sendiri jika kau berani menyentuh wanitaku."

***
Bersambung 12:25 PM
R

evisi : 12 Februari 2022


Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang