Expression

145 21 0
                                    

~Endless Love~

Malam ini, Yoona memilih menyetujui menginap di kediaman Juan. Lagi pula, jika dia pulang kerumah maka Jimin akan berhasil menemukan nya dan kembali membawanya pulang. Pikir Yoona begitu, apalagi saat Indy satu jam lalu mengatakan bahwa pria tampan itu mencari keberadaan nya. Sebenarnya Yoona merasa kasihan juga jika dia harus begini, namun harus bagaimana lagi? Yoona tidak mempunyai pilihan selain pergi, dan dia juga butuh sendiri saat ini.

"Belum tidur."

Yoona menoleh ke arah Juan, dia duduk tepat di sebelah nya. Wanita cantik itu menghela nafas kemudian irisnya menatap langit malam yang bertabur bintang, sangat indah sampai Yoona betah menatapnya jauh lebih lama lagi.

"Aku belum mengantuk," sahut Yoona kemudian.

Juan tersenyum menatap wajah cantik Yoona lalu ikut menatap langit malam."Sudah lama sekali, kita tidak begini, maksudku, bersama duduk menikmati langit malam yang indah."

"Kak Juan benar, sudah lima tahun lamanya."

Seketika, Juan meraih tangan Yoona untuk ia genggam, menatap mata indah yang selama ini Juan rindu. Melihatnya lagi adalah suatu kebahagiaan bagi Juan."Yoona, aku tau mungkin sekarang bukan waktu yang tepat, tapi aku berharap lagi padamu, ikutlah dengan ku." Yoona masih menatap netra Juan yang memancarkan siratan penuh, sama seperti dulu waktu Juan menyatakan perasaan nya waktu di danau.

"Ikutlah dengan ku, tinggal bersamaku di London. Aku akan menikahimu dan kita akan tinggal bersama disana, aku janji akan menjagamu dan membahagiakan mu."

Jujur, untuk kesekian kalinya hati Yoona merasa perih. Juan adalah pria yang baik, namun untuk yang kesekian kalinya pula Yoona tidak akan bisa menerima Juan.

"Yoona. aku serius dengan ucapan ku, terbukti di saat kita berpisah selama lima tahun lamanya, dan aku masih belum bisa melupakan mu. Aku belum bisa beralih pada wanita manapun karena aku masih mencintaimu. Aku sudah berusaha untuk menjauhkan mu dari pikiran ku namun aku kalah, aku tidak bisa dan perasaan itu menyiksa ku sampai aku tidak tau harus berbuat apa terkecuali bersama mu." Juan berharap lebih kali ini, selama bertahun-tahun dia masih memendam perasaan nya yang tak kunjung dibalaskan membuat nya tersiksa. Yang dia mau hanya Yoona, hanya wanita ini.

Di genggam nya lebih erat tangan Yoona dan menaruhnya di depan dada."Adakah secercah celah dihatimu untuk cintaku? Aku membutuhkan tempat itu Yoona. Aku membutuhkan nya," ungkap Juan kembali, netra nya berkaca-kaca, tatapan nya mendalam jauh, sama dengan perasaan nya yang sudah semakin dalam.

Kembali lagi, kali Ini Juan menempatkan telapak tangan Yoona pada dadanya."Kau bisa rasakan itu bukan? Jantung ku selalu begitu jika dekat dengan mu, Please give me your love." Rasa cinta nya sudah menggebu, rasanya kian sesak jika harus di pendam terus menerus.

Yoona bungkam, bahkan dadanya terasa di jerat. Mendengar pernyataan Juan terus saja membuatnya sedih bahkan rasa bersalah akan terus menghantuinya karena Yoona tetap tidak akan bisa.

"Kak Juan." Pria itu masih menatap iris Yoona begitu dalam, menunggu keputusan yang selama ia harapkan. Sedangkan Yoona akan tetap saja dengan keputusan nya."Maaf."

Juan menghela nafasnya. Titik, satu bulir air mata yang jatuh sangat cepat menerjuni pipinya."Please," mohon nya,"aku akan memberimu waktu untuk ini. Aku tau ini terlalu cepat bukan? Oke, berapa lama untuk kau berpikir maka aku akan memberikan waktu selama kau mau."

Yoona menarik tangan nya dari dada Juan. Air mata nya juga meluruh jatuh."Jangan menungguku. Aku minta maaf karena aku tidak akan bisa menerimanya." Yoona menunduk, merasa sangat bersalah namun perasaan tidak dapat dia paksakan. Yoona tidak bisa.

Bagai di hunus jutaan peluru, hati Juan kembali sakit untuk kedua kalinya. Mata Juan memejam lalu menguatkan dirinya untuk kesekian kalinya.

Ditatapnya kembali wajah wanita yang menunduk."Apa yang kurang dariku? Katakan? Aku akan memperbaiki nya dan aku akan menjadi pria yang kau mau."

Sebegitu ingin nya Juan menjadi prianya Yoona. Namun keputusan akan tetap saja sama, si wanita tidak akan bisa menerimanya karena hatinya sudah sepenuhnya untuk Park Jimin.

"Kak Juan." Yoona memberanikan diri menatap manik Juan yang masih berair."Aku minta maaf, namun keputusan ku masih sama. Aku masih lebih nyaman saat kita menjadi Kakak Adik, kau melindungiku, mengkhawtirkan ku. Tapi bukan sepasang kekasih, melainkan sebagai seorang saudara. Aku senang dengan gelarmu, aku menghargai perasaan mu dan perjuangan mu tapi sekali lagi. Maafkan aku yang akan tetap bilang bahwa aku masih belum bisa mencintaimu." Yoona menyeka air matanya lalu berdiri pergi dari hadapan Juan.

Tinggal lah Juan sendiri dengan kepiluan, dihelanya nafas begitu dalam dan kembali menitikkan air mata. Penolakan adalah salah satu pernyataan yang tidak akan bisa diterima begitu saja. Menginginkan nya adalah sebuah harapan yang sering Juan impikan. Memilikinya adalah sebuah mimpi besar yang saat ini Juan perjuangkan untuk menjadi nyata.

Namun, lara hati harus di terima untuk kedua kalinya. Wanita yang begitu sangat dia cintai masih sama, menolaknya dan akan tetap menganggap mereka kakak adik. Yang sudah jelas, Juan meminta hubungan ini jauh lebih dari kata tersebut. Dia menginginkan ada ikatan cinta di antara mereka berdua.

Selama lima tahun Juan tidak dapat melupa. Selama itu pula Juan masih berharap hahwa kepulangan nya bisa di nanti dan mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Pria seperti apa yang kau mau, Yoona?" lirih Juan.

Yoona menatap Juan dari dinding berbahan kaca bening. Di bukanya sedikit celah gorden, menatap pria yang masih duduk di tempatnya.

"Maaf," lirih Yoona.

Bagaimana pun cara Juan, Yoona tetap tidak akan bisa menerimanya sebagai kekasih meski bukan Jimin yang sekarang ini menempati hatinya. Yoona memang lebih nyaman Juan menjadi kakak nya tidak lebih.

Yoona akui, Juan adalah pria baik, pengertian bahkan dia selalu mampu melindungi Yoona dari apapun. Namun, perasaan Yoona tidak bisa dipaksakan jika dia belum bisa membalas cinta seorang pria sebaik Juan.

Katakan jika Yoona bodoh karena sudah menolak cinta tulus dari pria tampan itu. Maka Yoona akan mengakuinya jika dia merasa bodoh lagi karena jatuh pada pesona pria yang mungkin selama ini hanya memanfaatkan dirinya saja.

Untuk kali kedua Yoona hancur. Gaeun benar, pada akhirnya Yoona akan menjadi wanita menyedihkan.

Disandarkan tubuh mungil nya ke dinding kaca tersebut sampai merosot ke bawah. Luruh air mata menjadi sebuah kepiluan yang di rasa. Dada nya sesak, bahkan jika bisa, Yoona ingin pergi saja menyusul sang ibu.

"Aku lelah."

***
Bersambung 1:26 PM.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang