Pengakuan

191 26 2
                                    

~Endless Love~

"Cantik sekali, bagaimana aku bisa berpaling, jika wanitaku saja bisa sesempurna ini," bisik Jimin dalam keheningan. Yang ada hanya deru nafas Yoona, dia masih tidur dengan lelap.

Suka sekali rasanya menatap pahatan wajah yang terbentuk sempurna. Mata indah, hidung mancung hahkan lebih mancung daripada Jimin. Lalu jatuh lagi pada birai mungil yang menggoda iman. Kalau sudah dihadapkan begini, mana tahan Jimin, pasti tergoda dan akan membuatnya ingin segera menikmati.

Satu kecupan mendarat di bibir Yoona. Pelan wanita itu mengerjapkan matanya karena perlakuan Jimin yang suka sekali mengganggu tidur nya.

"Cantiknya Jimin, ayo bangun," bisiknya kembali kemudian menggesekkan hidung nya pada hidung mancung Yoona.

Tubuh Yoona sudah mulai bereaksi dan sepertinya godaan Jimin akan berhasil.

"Berhenti menggangguku," pinta Yoona lalu berbalik badan memunggungi Jimin. Sampai iris si pria memperhatikan punggung tanpa helaian kain itu tersingkai membuat Jimin mendekat lalu mengecupi.

"Bangun tidak," goda Jimin tanpa henti dengan hujaman bibir tebal nya.

"Hentikan! Itu menggelikan, Park Jimin."

Jimin tidak akan berhenti sampai wanitanya benar-benar bangun. Sampai Yoona mendengus kemudian telentang, membuat tatapan mereka bertemu.

Jimin membasahi bibirnya tatkala melihat dua bongkahan kenyal milik wanitanya yang menyembul ke luar. Tangan Jimin terangkat untuk meremasnya lalu menyingkai selimut itu sampai batas perut, kemudian mengulum pucuk dada Yoona yang mengeras.

"Emhphh," desah Yoona tak tertahan.

Bagaimana bisa menahan jika apa yang dilihat Jimin sungguh menggiurkan, mematahkan iman Jimin yang memang pada hakiat nya tidak akan mampu berdiri sempurna jika melihat tubuh wanitanya.

Jujur saja, pucuk dadanya masih begitu perih, apalagi tadi malam cukup lama Jimin menghisapnya. Seperti tidak kenal bosan, Jimin malah lebih lama mempermainkan nya menggunakan lidah bahkan terus saja membasahi.

Suara bel menggema, Yoona benar-benar sudah tidak tahan ingin menghentikan sedangkan Jimin malah abai saja pada suara itu tidak peduli.

"Jim. Ada tamu," seru Yoona dengan sedikit desahan nya.

Hingga pengabaian Jimin memang harus dihentikan. Dengan tidak ikhlas Jimin melepaskan pucuk dada itu.

"Nanti lanjutkan, jangan-jangan itu tamu penting," seru Yoona.

Jimin mendengus kesal sekali, siapa yang berani mengganggu kegiatan manisnya pagi ini?" Jangan keluar seperti ini, pakai pakaian mu yang benar, mengerti?"

Yoona mengangguk. Setelah mengecup bibir Yoona sekilas Jimin benar-benar keluar kamar membukakan pintu. Sedangkan Yoona bangkit duduk melihat seisi kamar yang nampak berantakan akibat pergulatan tadi malam.

Yoona bangkit dari kasurnya, tidak lupa menggunakan bathrobe seraya membereskan kekacauan pada kamar mereka.

Selesai membereskan, Yoona masuk ke kamar mandi membersihkan tubuhnya. Sampai pada kaca tepat di atas wastafel, Yoona memperhatikan Kulit putihnya yang sudah ditandai banyak nya tanda kemerahan. Leher, apalagi bagian dada nya tatkala Yoona lihat begitu banyak sekali memenuhi.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang