Go

160 22 0
                                    

~Endless Love~

Setelah meyetujui ajakan Jimin pergi. Mau tidak mau Yoona harus ikut pergi daripada bibir tebal prianya bergumam terus menerus membuat Yoona pusing sendiri mendengarnya.

Sampai sedan mewahnya berhenti di salah satu basemant Mall. Jimin turun dan membukakan pintu sedan untuk wanitanya. Di genggam nya jemari lentik itu lalu membawanya masuk kedalam pusat pemberlanjaan yang dipenuhi oleh ratusan bahkan ribuan orang.

"Jim. Kita sebenarnya mau membeli apa?" tanya Yoona saat dia sudah berjalan di bawa prianya melihat-lihat.

"Keperluan mu," sahutnya.

Keperluan? Bukankah keperluan nya sudah lebih dari cukup? Untuk apa lagi membelinya?

Sampai mereka berdua di salah satu toko brand ternama. Dengan gaun dan dres pesta yang cantik tersusun begitu rapi. Yoona yakini, wanita mana pun yang kemari pasti suka dan kalap karena dapat memabukkan iris.

"Selamat siang, Tuan, Nyonya. Ada yang bisa saya bantu," sapa salah satu pramuniaga toko dengan ramah.

"Saya mencari gaun pesta untuk Istri saya," sahut Jimin tidak lepas dengan rengkuhan nya pada Yoona.

Dengan segera pegawai wanita tadi membawa Yoona untuk memilih gaun pesta yang cantik-cantik berbagai macam warna. Sampai ada beberapa, Yoona masuk ke ruang ganti sedangkan Jimin duduk di salah satu sofa tunggu.

Di dalam ruang ganti, Yoona menatap dirinya merasa sedikit malu karena pakaian yang ia kenakan lumayan ketat, membentuk bagian tubuhnya yang terlihat sangat seksi. Apalagi bagian dadanya yang jatuh memperlihatkan belahan dadanya. Dengan ragu dia keluar sambil menutupi bagian dadanya, menatap Jimin yang memainkan ponsel.

Saat tiba di hadapan nya, Jimin menoleh, membasahi bibir nya sekilas memperhatikan dari atas sampai bawah. Sungguh, cantik dan seksi membuat Jimin tidak mampu berpaling. Tapi, pilihan nya bukan gaun pertama sudah pastinya, karena ini terlalu seksi untuk di halayak umum. Bagi Jimin, tubuh indah wanitanya hanya boleh di unjukan untuk nya, tidak untuk orang lain. Ingat itu!

"Ganti."

Yoona menurut dan kembali ke ruangan. Kali ini gaun berwarna navy dengan satu tali di pundak nya tapi sedikit kebesaran pada bawahnya yang menjuntai. Kembali lagi Yoona keluar memperlihatkan.

Jimin kembali memperhatikan nya dari atas sampai bawah. Gaun kedua memang cantik dan indah sangat cocok namun bawah nya terlalu heboh membuat Jimin tidak suka.

Jimin berdiri lalu memegangi bahu wanitanya, terlihat dari wajah Yoona yang sudah manyun akibat lelah berganti pakaian."Ganti ya, sayang," serunya lalu Yoona kembali masuk.

Yoona menghela nafasnya lelah. Di ambil nya gaun terakhir berwarna merah maron. Dikenakan nya, Yoona mengulas senyumnya karena ini gaun yang terlihat sangat cantik juga sangat pas dengan tubuhnya. Kembali keluar, di tatap oleh Jimin dengan senyuman manis pula.

"Kita ambil ini." Pada akhirnya jatuh pada gaun terakhir.

Segera Jimin membayarnya dan kembali berjalan-jalan mencari sesuatu lagi sebagai pelengkap penampilan wanita kesayangan nya itu.

Tiba lagi disebuah toko high heels ternama. Jimin membawa wanitanya masuk yang disambut oleh pegawai toko wanita begitu ramah. Si pria masih melihat-lihat koleksi high heels disana. Sedangkan Yoona menatap nya kurang minat. Jujur saja, wanita cantik itu kurang mengerti masalah fashion, jika pun akan pergi ke pesta atau ke acara lain nya, dia lebih suka memakai dres atau gaun apa adanya saja. Apalagi jika harus berbelanja seperti ini, menurut Yoona hanya membuang uang saja. Apalagi dia sendiri tau bagaimana lelah nya mencari selembar uang yang tidak akan mudah ia dapatkan, tentu ia harus menggunakan tenaganya dulu baru bisa mendapatkan nya. Jadi, untuk berbelanja seperti ini bukan lah Yoona sekali. Selagi dia memiliki gaun yang masih bagus dan layak di pakai, untuk apa ia beli? Iyakan? Fikir Yoona begitu.

"Sayang, duduk disini," suruh Jimin lalu di ikuti oleh Yoona yang duduk di sofa bulat, sedangkan Jimin berlutut di depan nya sambil mengarahkan high heels pada kaki jenjang nya.

"Bagaimana? Apa kau suka?"

Dilihatnya apa yang ia kenakan itu dengan kurang nya minat apalagi high heels berwarna blink-blink ditambah hak nya terlalu tinggi.

Yoona menggeleng."Terlalu tinggi."

"Baiklah. Pria mu ini akan mencarinya kembali. Tunggu disini ya, Nona manis," pintanya lalu berdiri meninggalkan Yoona.

Iris coklat nya memperhatikan kesekitar, yang mana disana banyak sekali sepatu berhak tinggi membuat Yoona berpikir, untuk apa orang memakai sepatu seperti itu? Menyulitkan berjalan saja, belum lagi jika tidak mahir dan membuat kaki pegal dan lagi, lebih parahnya bisa saja patah. Yoona bergidik ngeri sendiri sampai atensi pria tampan nya datang membawakan high heels untuk nya.

Dipasangkan kembali pada kaki jenjang wanita cantik itu. Kali ini, terlihat pas dan Yoona juga suka pada pilihan kedua yang menurutnya sangat pas, tidak terlalu tinggi berwarna silver ada beberapa permata di high heels cantik tersebut.

Pelan Yoona berdiri lalu berjalan menuju cermin yang setinggi tubuhnya. Di lihatnya lagi kaki jenjang nya yang nampak sangat indah.

"Kaki mu terlihat indah, sayang," puji Jimin tersenyum begitu manis membuat Yoona begitu mencandui.

Pilihan nya jatuh pada yang kedua. Dengan segera Jimin membayarnya lalu kembali keluar toko. Tidak dapat Yoona pungkiri jika ada beberapa pasang mata yang memperhatikan ke arah mereka, lebih tepatnya lagi ke arah pria tampan nya ini. Jimin nampak abai saja tidak peduli.

Siapa yang tidak terpesona pada pria tampan seperti Park Jimin yang maskulin itu. Pengusaha kaya raya apalagi dia adalah sosok pria yang penuh akan wibawa. Presensi sepertinya dapat menyihir para wanita yang menatap ke arahnya dan itu sudah makanan sehari-hari bagi Jimin tatkala ia pergi ke halayak umum begini.

Kali ini Jimin berhenti di salah satu pakaian wanita, lebih tepatnya lagi kebutuhan si wanita yang lumayan privasi juga membuat Yoona merasa malu dan memberhentikan langkah.

Berbisik,"Sayang. Mau apa kita kemari?"

"Ayo masuk."

Yoona menarik lengan Jimin tidak setuju."Sayang. Punyaku masih banyak dalam lemarimu."

"Apa kau tidak sadar? bahwa bra punyamu semua sekarang sudah tidak muat, jadi perlu membeli yang baru," sahut Jimin.

Yoona menatap kesekitar merasa sangat malu lalu memberi kode pada pria tampan nya untuk tidak bersikap aneh, karena Yoona sudah sangat-sangat malu. Di cubitnya perut Park Jimin agar lebih memahami.

"Pulang saja, aku malu sekali."

Jimin terkekeh gemas kepada wanitanya, andai mereka tidak di tempat umum. Sudah di pastikan Jimin akan mencium wanitanya sekarang juga.

"Bagaimana dengan milikmu yang kekecilan?" goda Jimin membuat Yoona tambah pusing.

"Jangan membahas itu, please, pergi dari sini sekarang juga," ajak Yoona tak henti.

"Tapi-"

"Jika tidak mau, tidak akan dapat jatah selama satu bulan."

Jimin tersentak. Merinding ngeri jika ia tidak dapat menyentuh wanita cantik nya yang mana tidak akan bisa Jimin lakukan.

"Yaaa! Ancaman mu membuatku takut."

"Terserah. Jika tidak mau pulang."

"Baiklah, kita pulang tapi nanti di kasih jatah lagi 'kan?"

***
Bersambung
Revisi: 23 Februari 2022 Jam 10:57 AM

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang