small family

254 19 0
                                    

Semua yang telah dilewati dengan sabar akan menuai keindahan di waktu yang tepat.

~Endless Love~

Hari kedua. Pagi ini cuaca begitu cerah, mentari menyapa seperti menari dengan lantunan indah yang membuat hari begitu menenangkan, membawa kebahagiaan yang tak luput dari rasa puji dan syukur kepada Tuhan yang menciptakan, menghadirkan begitu patut untuk di syukuri.

Cahaya itu dengan nakal membuat atensi seorang wanita terbangun. Kelopak mata indah nya tergerak dengan bulu lentik yang menghiasi dan menemani setiap pergerakan.

Sampai suara rengekan sang anak dapat terdengar dengan jelas membawanya untuk segera bangkit. Meringsut perlahan ingin turun dari atas kasurnya namun langkahnya terhenti kala Jimin memegangi lengan nya.

"Duduk disini saja," serunya lalu dengan cepat bangkit dari kasur, mengambil malaikat kecilnya yang menangis membuat hati Yoona melenguh mendengar bibir mungil anaknya yang terus saja merengek.

"Ouh! Putri Momy. Pasti haus ya?" Yoona sudah mulai membuka kancing pakaian nya, meloloskan dua kancing teratas dan langsung saja memasukkan pucuknya kedalam mulut mungil Hyunja.

Seketika itu pula putrinya terdiam. Manik mungil nya itu nampak mengerjap begitu lucu sampai membuat Yoona tidak mampu menyembunyikan rasa bahagianya lewat senyuman yang terukir begitu manis.

Tangan mungilnya juga ikut menggapai mengudara, membuat tangan Yoona langsung meraihnya lalu menciuminya dengan sayang.

Jimin yang melihat itu nampak menghela nafasnya. Dia harus bersabar karena mulai sekarang, perhatian istrinya itu akan terbagi. Rasa sayangnya juga akan terbagi kepada kedua anaknya dan dia juga harus terima jika akan menjadi nomer terakhir karena dua anaknya akan mengisi nomer terwahid yang menjadi pusat perhatian momy nya. Katakan bahwa Jimin menyimpan rasa cemburu itu, padahal anaknya sendiri.

"Aku jadi tidak rela, jika anak kita menjadi perhatian utama," keluhnya.

Yoona terhenti pada atensi putrinya yang tadinya masih sangat gemas bermain pada tangan mungilnya.

"Sayang. Kau tidak berniat cemburu pada anak kita 'kan?"

"Jika memang begitu, apa kau akan marah?"

Yoona terkekeh gemas pada suaminya ini. Dia sangat tampan namun jangan lupakan bahwa suaminya ini juga begitu manja pada Yoona, dia terus meminta di elus jika ingin tidur dan lagi--dia adalah pria yang suka terhadap perlakuan lembut istrinya.

"Bagaimanapun juga, kau adalah Suamiku, Jim. Dan kau adalah pria pertama yang aku cintai, aku tidak akan pernah mengurangi takaran cinta dan rasa sayang ku terhadapmu." Meski ada kelegaan di hati Jimin, tetap saja istrinya itu akan lebih memperhatikan kedua anaknya.

"Tetap saja. Kau akan lebih perhatian pada mereka berdua." Kan-- Jimin cemburu.

Kenapa pula harus bersikap begitu? Yoona menggeleng tidak percaya jika suaminya benar menaruh rasa cemburu. Padahal, jika saja dia tau, Yoona menyayangi anaknya dan suaminya Itu sama, tidak ada yang berubah apalagi kepada suaminya yang begitu sangat dia cintai.

"Sini." Yoona menepuk sebelah sisi kasurnya.

Terburu Jimin mendekat lalu langsung dipeluk oleh Yoona. Tidak lupa mengecup pipi suaminya itu sebentar. Bukankah itu adalah hal wajib? Mencium dan berlaku manis kepada suaminya yang pernah Jimin katakan dulu jika Yoona harus memberikan morning kiss di setiap paginya.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang