Hancur

484 49 1
                                    

~Endless Love~

Warning 21++

Pintu berhasil terbuka. Irisnya masih awas, menatap kesekitar dengan hanya sedikit celah saja ia mulai mengamati setiap ruangan.

Tentu iris Yoona dapat melihat si pria yang masih saja duduk di sisi ranjang, dia masih memakai handuk belum memakai pakaian. Niat Yoona malah urung kembali untuk keluar, bagaimana bisa ia keluar dengan handuk seperti ini. Namun harus seperti apa lagi? Apa iya dirinya akan berdiam diri di kamar mandi sampai pagi. Itu pasti tidak mungkin lalu harus bagaimana? Ohh Tuhan, Yoona butuh bantuan saat ini.

Sebuah suara dapat membuat darah Yoona kembali berdesir hebat, itu suara Jimin,"Aku tau kau sudah selesai mandi. Cepatlah keluar, jika masih saja enggan, jangan salahkan aku jika aku menarik paksa."

Itu sebuah ancaman yang tak main-main. Mengingat betapa kejam nya dia terhadap ayahnya tadi maka Yoona tidak bisa menyimpulkan bahwa itu hanya sebuah lelucon. Dengan terpaksa Yoona keluar sambil terus mengeratkan lilitan handuk yang berada di dadanya. Langkah nya sungguh pelan, menatap Jimin sekilas yang sekarang menatap nya penuh arti. Si pria menampilkan senyum, dengan segera Yoona menunduk sambil terus merapalkan doa di dalam hatinya.

Jemari kaki Yoona menegang. Siapa yang tidak gugup di tatap begitu lekat dalam keadaan yang bisa dibilang sangatlah memalukan seperti ini. Dengan Yoona yang hanya menggunakan handuk bahkan jika tidak di pegangi handuk itu bisa saja melorot.

Iris pria menatap penuh puja. Ia menggigit bibir tebal nya menatap Yoona yang seksi dan indahnya bukan main. Bahu polos juga paha mulus plus tumbuh indah nya yang mampu membuat Jimin terpesona kagum akan keindahan.

'Dia cantik sekali, dan seksi. Aku menyukai ini'

Tanpa pikir panjang. Dengan sigap Jimin menghampiri Yoona yang masih berdiri di tempatnya.

"Sungguh indah, Aku sangat menyukai ini," puja Jimin sambil membelai bahu Yoona menggunakan punggung tangannya.

Yoona menyingkir, satu langkah untuk ke samping. Ia tidak rela tubuhnya di sentuh begitu saja. Ini bahkan sudah termasuk pelecehan dengan sesuka hati ia membelai tubuh Yoona tanpa permisi.

Jimin masih menatap dengan intens. Ternyata si gadis malu-malu pikir nya. Sungguh, pikiran Jimin sudah rusak sehingga ia tidak mampu mengambil kesimpulan jika Yoona tengah diselimuti rasa takutnya.

"Jangan takut, aku tidak akan menyakitimu." Bukan nya ketenangan yang Yoona dapatkan. Malah ia tambah takut dan gugup ketika Jimin kembali mendekat.

''A-aku mohon. Jangan menyentuh ku seperti ini." Tentu Yoona menolak tidak terima. Sungguh, ia ingin sekali memukul pria yang sudah berani menyentuh tubuhnya. Jika seandainya dirinya memiliki kemampuan.

Jimin menyeringai, langsung saja menggendong Yoona ala bridal style menuju ke atas ranjang lalu merebahkan nya cukup kasar.

"A-apa yang akan kau lakukan?" Yoona takut bukan main. Saat ini tubuhnya sudah di tindihi oleh setengah tubuh Jimin yang juga menatap nya penuh ketertarikan.

Si pria menatap wajah si gadis lalu jatuh pada bibir Yoona yang teramat menggoda."Hanya bermain-main."

Langsung saja Jimin membungkam bibir Yoona dengan sangat rakus seakan itu adalah sesuatu yang tidak harus disia-siakan begitu saja. Yoona jelas memberontak, menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan kiri guna melepas penyatuan bibir yang tidak Yoona inginkan.

Kaki Yoona terus saja meringsut. Tubuhnya tak mampu berbuat apapun, tangan nya bahkan sudah di pegangi oleh Jimin, menaruhnya di kedua sisi tubuhnya.

Cairan bening itu kembali runtuh dan mengaliri sudut matanya. Ia tidak pernah dibeginikan sebelumnya. Ia sama sekali belum pernah berciuman namun sekarang, ia malah di lecehken oleh seorang pria yang jelas saja tidak ia kenal sama sekali. Seorang pria yang sudah membuat ayahnya menangis.

Endless Love (M)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang