Chapter 6

845 100 2
                                    

Jeno bergegas masuk melalui pintu depan Paradise Club yang merupakan salah satu aset dari sahabatnya, Johnny. Matanya melihat sahabatnya yang sedang berada di salah satu meja di dekat pintu masuk―Mark dan Hyunjin, dia langsung menghampirinya.

Well, halo, Jen. Bagaimana menurutmu?❞ Tanya Mark.

Tanpa tanggapan, Jeno menyentak gelas Scotch dari tangan Mark dan menenggaknya dalam satu tegukan yang berapi-api. ❝Hm, seburuk itu ya?❞ Tanya sahabatnya itu sambil menyeringai.

❝Maaf, sobat. Aku sudah berada di neraka acara keluarga sepanjang hari ini.❞

❝Pembaptisan itu?❞

Jeno mengangguk, ❝acaranya dimulai tengah hari, tapi ada pesta di rumah saudaraku.❞

Jeno bergidik saat memikirkan bagaimana dia disudutkan oleh masing-masing saudaranya sepanjang hari. Meskipun mereka menyudutkannya di waktu yang berbeda tetapi pesan mereka tetap sama. Dia sudah berumur tiga puluh dua, sudah waktunya untuk menetap dan meneruskan nama keluarga. Itu adalah neraka hidup.

❝Aku baru bisa lolos satu jam yang lalu.❞

Mark mengerutkan alis camarnya, ❝maksudmu, tidak ada minuman keras di pesta itu untuk setidaknya sebagai pengalihan?❞

❝Yeah tapi jika aku mulai minum alkohol, pastilah semua saudaraku akan lebih banyak memberi nasehat padaku. Belum lagi ayahku juga ikut terlibat dalam omelan itu.❞

❝Kalau begitu aku kira sudah saatnya kau mulai minum banyak. Kenapa kau tidak langsung ke bar dan mendapatkan Scotch lain untuk kita?❞ Hyunjin menyarankan.

❝Aku bisa meminta dua untukku dan masing-masing satu untukmu,❞ gerutu Jeno.

❝Langkah yang terlalu cepat sobat. Malam baru dimulai.❞

Jeno mengangguk dan sekali lagi berkelok-kelok di antara keramaian. Dia hampir sampai ke bar saat seseorang menabraknya, membuat dia kehilangan keseimbangan sejenak. Dia berbalik dan entah mengapa tubuhnya membeku. Dia sudah pernah bertemu dan bercinta dengan wanita ataupun pria cantik sebelumnya, tapi yang satu ini sangat spesial dan menarik. Dan sialnya, walaupun pria itu hanya menggunakan sweater kebesaran berwarna biru langit itu membuatnya semakin manis. Sesuatu tentang pria yang lebih kecil darinya itu membawa setiap fitur sempurna yang mereka miliki.

❝Kau baik-baik saja?❞ Akhirnya Jeno bertanya.

Pria itu menganggukkan kepalanya dengan cepat. ❝Aku minta maaf. Kakiku terpeleset karena itulah aku menabrakmu.❞

Jeno memberikan senyuman terbaiknya sehingga matanya tertutup sempurna tetapi membuat siapa saja tersipu melihatnya. ❝Tidak ada yang terluka.❞

❝Sekali lagi, aku minta maaf,❞ katanya.

Sebelum Jeno bisa menghentikannya, pria itu berbalik dan menuju ke sisi lain ruangan. Saat dia melihat bagian belakangnya, dia menggelengkan kepala dan melawan keinginan untuk menyesuaikan diri dengan desakan panas di bawah pinggangnya. Sekarang ada yang menarik, pria itu adalah tipe seseorang yang akan dia nikmati saat pulang ke rumah dan memastikan dia menjeritkan namanya berulang-ulang saat dia melakukan pelepasan. Sikap malu-malu yang dia miliki memicu minatnya.

Setelah meraih kedua Scotch itu, dia kembali ke tempat teman-temannya. Sudah dilihat Johnny bergabung dengan Mark dan Hyunjin. ❝Hei guys,❞ kata Jeno sambil tersenyum lebar.

Mark menatap Jeno dengan pandangan bingung saat mengambil gelasnya. ❝Apa kau sudah minum beberapa gelas lagi tadi?❞

❝Tidak. Kenapa memangnya?❞

❝Karena kau memiliki semangat dalam setiap langkahmu, tidak seperti lima menit yang lalu.❞

Jeno tertawa kecil, ❝itu karena aku menemukan seseorang yang akan menemaniku melewati malam ini.❞

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang