Chapter 11

730 92 2
                                    

Ketika pintu ditutup, Jaemin menghembuskan napasnya yang telah lama dia tahan dengan suara desahan yang berlebihan. Merasa letih, dia bersandar di meja kamar mandi. Pergi minum dengan Lee Jeno, apa kau sinting? Setiap wanita atau pria di gedung ini tahu reputasinya ❛setubuhi-mereka-dan-tinggalkan-mereka❜, kecuali kau siap patah hati, kau seharusnya menjauhi dirinya. Ingatan tentang pertemuan mereka di pesta Natal terlintas seperti badai petir merasuk ke dalam benaknya.

Menjadi orang baru di perusahaannya, Jaemin mengawasi setiap pria lajang yang berpotensi. Setelah memergoki Jeno sering menatapnya beberapa kali, dengan polosnya dia menanyakan pada Seungmin siapa pria itu. Seungmin langsung menggelengkan kepalanya begitu cepat, Jaemin yakin kepalanya akan mengalami salah urat. ❝Dia pria seksi penggoda, Jaem, jadi kau harus menjauh darinya kecuali kau mau ditiduri!❞ jawabnya.

Sahabatnya menimpali dengan deskripsi yang sangat detail mengenai Jemo yang terkenal suka mengeksploitasi wanita atau pria yang berbeda di perusahaan itu. Jadi ketika Jeno mendatanginya sambil berjalan santai dengan matanya yang menggoda dengan penuh kesombongan, Jaemin menolaknya mentah-mentah, lalu kabur begitu saja dengan penolakan keras Jaemin itu.

Jaemin menatap ke cermin, mengamati bayangannya lalu mengerang. Mengapa kau bahkan peduli dengan wajahmu? Semua yang dia pedulikan adalah penampilanmu dari leher ke bawah, bagian pinggang paling disukainya! Ya Tuhan, dari semua pria di gedung ini, kenapa harus Jeno yang datang untuk menyelamatkannya. Tuan Lee Fuckboy Jeno. Dia adalah tipe pria yang tidak terbiasa untuk ditolak, jadi dia pasti bangga bisa berhasil mengajaknya kencan.

❝Bagaimana denganmu?❞

Jaemin mengernyitkan hidungnya saat mereka mulai menyeberang jalan. ❝Tidak pernah. Aku jarang berada di tempat seperti itu.❞

Ketika Jeno menaikkan satu alis ke arahnya, dengan cepat dia berkata, ❝maksudku, aku tidak apa-apa pergi denganmu malam ini. Hanya saja ini bukan tempat nongkrongku bersama teman-temanku.❞

Dengan seringai khasnya, Jeno membuka dan menahan pintu masuk bar untuknya. ❝Biar kutebak. Karena kau bersamaku, kau tidak merasa khawatir tentang sekelompok bajingan yang sedang mabuk akan menggodamu.❞

❝Tepat. Well, mungkin hanya satu bajingan yang sedang mabuk.❞ Sambil melirik ke arah Jeno. ❝Tergantung seberapa banyak yang kau minum.❞

Mata Jeno melebar sebelum dia tertawa. ❝Aku akan mencoba menjaga diriku sendiri.❞

Seorang wanita muda berambut panjang berdiri di depan meja penerima tamu. Dia tersenyum lebar saat melihat Jeno dan membetulkan bajunya untuk memberinya pemandangan yang lebih baik pada belahan dadanya. Jeno menghargai usahanya dengan memberinya sebuah senyuman. ❝Bisakah kami mendapatkan satu tempat, Jenny?❞

❝Tentu, Jen. Ikuti aku.❞

Saat Jenny berjalan sambil menggoyangkan pinggulnya di depan mereka, Jaemin memutar matanya pada Jeno yang meresponsnya dengan mengedipkan matanya. Jenny menunjukkan tempat duduk pada mereka di meja remang-remang di belakang bar. Dia menyerahkan menu, kemudian menatap langsung ke arah Jeno. ❝Sampai jumpa!❞

Jeno memberinya lambaian kecil kemudian mengalihkan perhatiannya ke menu. Merasakan tatapan panas Jaemin, dia kembali lagi melihatnya. ❝Apa?❞

❝Tidak apa-apa,❞ gumamnya.

❝Jika tidak apa-apamu mengenai Jenny, aku sudah bilang aku sering datang kemari.❞

❝Aku tidak mengatakan apa-apa,❞ dia membantahnya.

❝Kau tidak harus mengatakannya. Tatapanmu yang mematikan itu sudah cukup memberikanku jawaban.❞ Jeno menyeringai ke arahnya, ❝karena aku tahu kau ingin bertanya, Jenny bukan salah satu dari gadis yang ingin kutaklukan, dan aku tidak pernah melihatnya di luar bar. Selain itu, ayahnya adalah pemilik tempat ini, dan dia tidak akan ragu untuk menendangku!❞

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang