Bonus 🔞

97 6 2
                                    

Jaemin meletakkan ponselnya setelah membalas pesan dari Bubu dimana mertuanya itu melaporkan kegiatan Baby Ji yang menginap di kediaman Jung. Jaemin menghela napas, agaknya ia merindukan bocah kecil kesayangannya tetapi suaminya mempunyai pendapat lain tentang malam ini. Ya, Jeno sengaja menitipkan Babi Ji karena besok ia akan libur bekerja dan sudah mempunyai rencana ❛Bulan Madu❜ yang tertahan dulu. Bagaimana tidak, setelah pernikahan keduanya disibukkan dengan jadwal kelahiran Baby Ji jadi barulah sekarang mereka bisa melakukannya.

Jaemin menolehkan kepalanya ke arah sofa di kamar, melihat seonggok kain berwarna hitam di atas. ❝Lee Jeno itu, benar-benar...❞ desisnya mengingat bagaimana wajah mesum prianya saat memberikan ❛pakaian dinas❜ yang harus dikenakan Jaemin. Dengan perlahan Jaemin beranjak dari duduknya dan mengambil pakaian berbahan satin itu dan masuk ke dalam kamar mandi sedangkan Jeno masih berada di dapur untuk mengambil minuman. Bergerak dengan cepat, Jaemin melucuti piyama Doraemonnya dan mengenakan baju kurang bahan yang sangat disukai oleh Jeno tersebut saat indra pendengarannya menangkap suara pintu kamar dibuka.

Jaemin keluar dari kamar mandi disambut wajah Jeno yang memandangnya sedikit berlebihan, bagaimana tidak, mata Jeno tidak berkedip sama sekali dan seringai tampannya terukir di bibir seksinya.

Oh my, look at you..❞ Ujar Jeno sambil membasahi bibirnya yang terasa kering. Kakinya melangkah perlahan ke arah Jaemin layaknya predator yang menandai mangsanya, tidak ada perasaan yang ditahan mereka bisa melakukan apapun malam dan besok hari tanpa gangguan dari sang buah hati. Tangannya menyusuri tulang selangka Jaemin dengan seduce, wajahnya tidak bisa menutupi jika kini Jeno terangsang. Bibirnya kini yang menjelajah membuat Jaemin mengeluarkan suara-suara rintihan yang membuat ❛adiknya❜ mengeras, dengan sekali tarikan Jeno mampu merobek baju Jaemin.

Setelah merobek bajunya, Jeno mulai melucuti celana miliknya. Jaemin menangkap isyarat dan mulai membantunya. Sesaat setelah Jeno melepaskan ikat pinggangnya, dia melapisinya dengan tangannya.

Ketika Jeno membungkuk untuk menurunkan celana dan boxernya, Jaemin mengambil kesempatan untuk memukul bokongnya dengan ikat pinggang. Pukulannya menggema ke ruangan.

Jeno terlonjak kaget sembari mengusap bokongnya. ❝Jaemin, apa-apaan sih itu tadi?❞

Dia cekikikan. ❝Kau tidak suka sedikit pukulan sekarang, heh?❞

Sudut bibir Jeno melengkung menyeringai. ❝Kini bukan aku yang mengatakannya.❞

Tanpa melepaskan pandangannya dari Jeno, Jaemin memukul bokongnya yang lain. Dia gemetar ketika menatap mata Jeno menggelap karena gairah. ❝Kenapa kau menamparku?❞

❝Karena kau telah menjadi seorang lelaki nakal.❞

Alisnya naik. ❝Benarkah?❞

❝Mmm, hmm. Segala yang kau pedulikan sejak kita tiba di sini hanyalah memuaskan keinginanmu.❞ Jaemin bersedekap. ❝Bagaimana denganku?❞

❝Ah, jadi harusnya aku lebih dulu memuaskanmu?❞

❝Ya, kumohon.❞

❝Dan apa yang kau ingin aku lakukan?❞

Kelancangan Jaemin perlahan meragu, dan tiba-tiba dia tidak mengira dia bisa mengucapkan kata-kata nakal itu. ❝Um, well... aku ingin kita berdua di hot-tub.❞

❝Dan?❞ Jeno membisik saat dia mencapai sekelilingnya untuk melepaskan kaitan lingerie Jaemin, sangat teliti.

❝Aku ingin mulutmu di diriku.❞

❝Benarkah?❞ dia menyapu bersih celana dalam Jaemin, membuatnya merasa sangat rapuh di bawah tatapan liar Jeno. Dia menjalankan ibu jarinya ke mulutnya dan menelusuri bawahnya. ❝Kau ingin mulutku di sini?❞

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang