Chapter 67

88 12 10
                                    

Jaemin menggeliat melawannya, dan saat Jeno melonggarkan pelukannya, Jaemin menatapnya dengan pencampuran agresif antara cinta dan gairah di matanya. ❝Bercintalah denganku Jeno,❞ pinta Jaemin.

❝Apa itu yang kau inginkan? Karena tidak ada yang lain di dunia ini yang lebih ingin aku lakukan.❞

Jaemin menggesekkan pinggulnya pada Jeno, Jaemin berkata, ❝aku menginginkanmu lebih dari apa pun di dunia ini.❞

Tangan Jeno memegang resleting di punggung Jaemin. Dia membukanya dengan sangat perlahan. Jaemin menggoyangkan badannya, mencoba dengan cepat melepaskan bajunya. ❝Mengapa kau begitu lama?❞

Jeno terkekeh. ❝Aku tidak menyadari kau begitu ingin cepat telanjang.❞

Mata Jaemin tampak menyala padanya. ❝Aku ingin dekat denganmu sedekat yang aku bisa. Aku perlu merasakan kulitmu di kulitku. Lalu aku tahu semua ini nyata... kita akan benar-benar menyatu di tempat di mana kita memulainya.❞

Dengan sebuah erangan, Jeno menyentakkan bajunya hingga terbuka, membiarkannya bergelung di lantai. Jeno membuka baju Jaemin dan melemparkannya. Saat tatapan kelaparan Jeno memandang dada Jaemin, dia menjilat bibirnya sendiri sebagai antisipasi. ❝Ini hanya aku atau—❞

Jaemin memutar matanya. ❝Cara untuk meruntuhkan sebuah momen.❞

Jeno terkekeh. ❝Maaf, tapi aku tak bisa tidak memperhatikannya bahwa mereka... tampak lebih besar.❞

❝Ya, dan mungkin mereka bisa bertambah besar lagi. Apa kau tidak ingat aku pernah mengatakannya padamu?❞

❝Itu pasti terlewatkan dalam pikiranku.❞ Dengan seringainya, Jeno berkata, ❝percayalah padaku, aku bukannya komplain.❞

Jaemin nyengir. ❝Aku tidak berpikir kau akan komplain.❞

Jeno mencium sepanjang pipinya dan menggigit lehernya sementara tangannya menangkup dan meremas dadanya yang membesar. Bibir Jeno mencium bibir Jaemin sambil membelai tubuhnya sampai napas Jaemin menjadi terengah-engah di bibir Jeno. Jeno melepaskan ciuman mereka untuk menghisap salah satu puting Jaemin. Jaemin menarik helaian rambut Jeno saat pria itu memutar-mutar lidahnya di puting sensitif Jaemin. Kemudian Jeno menggigit lembut putingnya dengan gigi, Jaemin berteriak, sambil mendorong putingnya ke arah mulut Jeno.

Setelah Jeno membuat salah satu putingnya mengeras, dia mulai menghisap dan menggigit putingnya yang lain. Sementara itu, Jaemin mulai menggesekkan dirinya pada ereksi Jeno. ❝Aku ingin dirimu sekarang, Jeno. Kumohon,❞ kata Jaemin terengah-engah.

❝Ini sudah terlalu lama, bukan?❞ Gumam Jeno di dadanya.

❝Oh, ya,❞ seru Jaemin, menyodorkan pinggulnya melawan tangan Jeno saat tangannya terbenam di bawah pinggangnya.

Ibu jari Jeno menyelip masuk ke karet pinggang celana dalam Jaemin lalu menariknya turun ke pahanya. Saat celana dalamnya menggantung di lututnya, Jaemin menendangnya lepas. Jari-jari Jaemin kemudian berjalan ke boxer pendek Jeno untuk melepaskannya dari pinggulnya.

Berdiri telanjang bersama, mereka saling menatap mata satu sama lain. ❝Aku pikir kita bisa melewatkan sebagian besar tahapan foreplay-nya, kan?❞

❝Mmm, hmm,❞ gumam Jaemin sambil menjalankan tangannya ke dada telanjang Jeno.

Jeno menjatuhkan dirinya sendiri ke atas tempat tidur. Dengan memegang tangan Jaemin, Jeno menarik Jaemin ke badannya. Jaemin mengunci matanya pada mata Jeno pada saat Jaemin bangkit untuk mengangkanginya. Saat kehangatan di antara kakinya menutupi batang kemaluan Jeno membuatnya mengerang. ❝Lilitkan kakimu di sekitarku dengan erat, babe.❞

Jaemin mematuhinya dengan cepat, dan kemudian Jeno mendorong dirinya bersama ke tengah tempat tidur. Kemudian tangan Jeno mulai menggali di antara kaki Jaemin, membuat Jaemin merintih. Saat Jeno menyodorkan jarinya ke inti Jaemin, dia merasakan cengkraman dinding-dinding rektumnya. ❝Aku hanya ingin memastikan kau siap untukku.❞

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang