Chapter 75

68 15 4
                                    

Saat Jaemin berada di ruang operasi, Jeno masih tertahan di luar karena perawat dan Dr

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Jaemin berada di ruang operasi, Jeno masih tertahan di luar karena perawat dan Dr. Karen memintanya untuk menandatangani persetujuan tertulis yang merupakan prosedur yang di dalamnya terdapat penjelasan seperti risiko, manfaat ataupun prosedur Caesar itu sendiri. Di saat seperti itu Jeno akan membacanya dengan teliti agar Jaemin-nya tidak akan mendapatkan malpraktik yang kerap terjadi di meja operasi.

❝Dok, pasien sudah mengalami kontraksi.❞ Satu perawat dengan datang dari ruangan samping tempat pemantauan membuat Dr. Karen dan Jeno bersiap-siap.

Jeno dibantu oleh perawat mengenakan Baju Tindak dimana seragam ini meliputi seragam scrub, apron medis, masker, penutup kepala, sarung tangan, dan terusan operasi. Hal ini untuk menjaga pengguna dan pasien dari bahan berbahaya seperti zat kimia dan partikel kotor. Jeno pun sudah membasuh kedua tangannya dimana sekali lagi dirinya mempraktikkan apa yang ditunjukan oleh perawat tersebut.

Jeno dan perawat yang mendampinginya masuk, ia langsung berdiri di samping Jaemin dan memegang tangannya. Operasi ini memakan waktu antara 30 dan 60 menit paling lama, jadi para keluarga hanya akan menunggu di ruang rawat Jaemin. Dan beberapa menit lalu Jaemin telah disuntikan bius lokal hingga pandangannya tidak terlalu jelas, hanya saja pendengarannya sedikit sensitif hingga Jeno harus memberikan penyemangat dengan suara pelan dan halus.

❝Baik, apa kalian siap?❞ Ujar Dr. Karen membuat Jeno mengganggu dan kedua tangannya menggenggam erat milik Jaemin.

Setelah tanda dari Perawat Anestesi sudah aman untuk melakukan operasi, tim Dr. Karen langsung bersiap dengan alatnya. Jeno memang tidak mengerti apapun yang diucapkan oleh Dr. Karen tetapi ia meringis saat perut Jaemin dibedah sekitar 10 cm. Ia menahan gejolak di perutnya dan akhirnya berfokus pada Jaemin seorang.

Dr. Karen dengan cekatan memasukkan tangannya guna meraih Baby Ji melalui sayatan yang telah dibuatnya. Dan pada menit kedua lima, Dr. Karen menggunakan forceps untuk membantu mengangkat kepala Baby Ji dan sepasang suami itu akhirnya mendengar suara pertama yang dikeluarkan oleh sosok malaikat yang dinantikannya.

Sebelum Baby Ji diberikan pada Jaemin, Dr. Karen segera mendapat pemeriksaan dengan cermat lalu setelah itu kontak kulit ke kulit dari Jaemin akan memperkuat ikatan awal dengan bayi dan mempermudah proses menyusui.

Ya, menyusui. Jaemin bisa mengeluarkan ASI.

❝Dan inilah dia!❞ seru sang dokter, mengangkat Jisung yang menangis dan masih berdarah agar Jaemin dan Jeno bisa melihatnya.

Dunia di sekitar Jaemin bergetar hingga terhenti, dan dia hanya bisa fokus pada tangisan Jisung yang kuat. Seolah-olah setiap molekul, setiap sel, dan setiap serat dalam dirinya sedang bersenandung dan mendengungkan kehidupan baru di hadapannya. Tubuh Jisung—dari daging dan tulangnya—adalah hal paling indah yang pernah dia lihat atau dengar. Air mata menyengat mata Jaemin yang melebar.

❝Wah, wah, tubuhnya besar walaupun dia lahir tiga minggu lebih awal,❞ puji Dr. Karen sambil tersenyum.

Jaemin tak bisa berkata-kata, dia mengulurkan tangannya pada Jisung, sangat ingin memegangnya. Dia serasa tidak nyata sampai Jaemin bisa meletakkan tangannya di atas tubuh mungilnya. ❝Tunggu sebentar, Mama. Biarkan kami sedikit membersihkannya,❞ kata Annie.

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang