Chapter 9

880 86 0
                                    

Jaemin berdiri di belakang untuk mengagumi hasil kerja kerasnya, senyum pendek penuh kepuasan terlintas di wajahnya. Entah bagaimana dia bisa menciptakan keajaiban, berhasil mengubah ruang konferensi lantai 4 yang suram menjadi bernuansa merah muda terlihat sangat indah seperti yang dia impikan. Dia sangat bangga akan dirinya sendiri mengingat mendekorasi dan merencanakan pesta sebenarnya bukan keahliannya. Tentu saja saat kesempatan datang untuk menjual gambaran yang diinginkan bagi setiap calon ibu pada pesta ❛baby shower❜ mereka, posisinya pada salah satu biro iklan utama di daerah Gangnam sangat membantu. Memiringkan kepalanya, dia memperhatikan spanduk ❝Bayinya Seorang Putri❞ yang tergantung sedikit miring ke kiri. Setelah dia membetulkannya, ujung-ujung jarinya merapikan bagian atas taplak meja warna pink pucat yang dihiasi dengan minuman dan hadiah yang dibungkus kertas warna-warni dari tamu yang akan datang.

Dia meniup sehelai rambut birunya yang keluar menutupi wajah. Ya, sebenarnya pesta seperti inilah yang kuinginkan untuk acara baby showerku —jika aku bisa mengadakannya suatu saat nanti. Rasa sakit yang menikam masuk ke dalam jantungnya sebelum bergerak zigzag menembus dadanya. Perasaan seperti ini sudah sangat familiar baginya saat ulang tahun ketiga puluhnya sudah semakin mendekat, melayang di atasnya seperti awan gelap, sementara menjadi Ibu bersama dengan Tuan Idaman, masih menghindarinya. Tidak memiliki suami dan anak lebih menyakitkan apalagi setelah kematian orangtuanya. Setelah kehilangan ibunya dua tahun lalu, dia sudah bersumpah akan menggantikan cintanya yang telah hilang dengan mencari suami dan memiliki seorang anak. Sayangnya, tidak apa satupun dari kehidupannya terlihat berhasil sebaik seperti yang direncanakan di dalam kepalanya.

Berjuang keluar dari lamunannya, dia membalik arlojinya—milik almarhum ibunya dulu—untuk mengecek waktu. Hanya lima belas menit sebelum tamu-tamu, sebagian besar teman-teman kerjanya, akan tiba. Oke, Jaem, saatnya untuk memainkan wajahmu. Seorang nyonya rumah di acara baby shower tidak akan membiarkan monster pencemburu bermata hijau merasukinya dan menyebabkan dia mengamuk, membalik meja dan melemparkan hadiah seperti Hulk yang sedang murka! Kendalikan dirimu!

Ucapan penyemangat tadi hanya berpengaruh sedikit pada emosi yang masih bergolak mengaliri dirinya. Dia mencengkeram meja sampai buku-buku jarinya memutih. Saat air mata diam-diam mengalir di pipinya, dia cepat-cepat menyekanya. Mengalihkan mata hijaunya dengan tajam ke langit-langit, sambil berbicara di dalam benaknya, Tolong bantu aku bisa agar melewati ini semua.

❝Kau tahu, aku punya kikir kuku di laci meja kerjaku jika kau ingin memotong pergelangan tanganmu. Akan jauh lebih cepat daripada apa yang kau lakukan sekarang!❞

Jaemin melompat dan mencengkeram dadanya. Dia berputar untuk melihat sahabatnya, Seungmin yang sedang menyeringai ke arahnya. Dengan panik dia mengusap air mata yang tersisa di matanya dengan punggung tangannya. ❝Astaga, Min, kau sialan menakuti aku!❞

❝Maaf. Kurasa kau begitu tenggelam dalam kesedihan dan membenci diri sendiri, kau tidak mendengar saat kupanggil namamu.❞

Merundukkan kepalanya Jaemin menjawab, ❝aku tidak tahu apa yang sedang kau bicarakan. Aku sedang memeriksa untuk memastikan semuanya baik-baik saja sebelum semua orang datang.❞

Seungmin memutar matanya, ❝Jaem, apa yang kau pikirkan untuk setuju membuat acara seperti ini? Bunuh diri perlahan-lahan secara emosional.❞

❝Bagaimana tidak? Ten-lah yang membuat aku mendapatkan pekerjaan di sini. Dia mengajari aku sampai aku tahu semuanya. Dia telah melakukan tiga kali Fertilisasi In-Vitro (inseminasi buatan). Jika ada orang yang layak dibuatkan acara baby shower, dialah orangnya.❞

❝Yeah, tapi kau tidak harus menjadi satu-satunya orang yang menyiapkan ini. Maksudku, dia akan sangat mengerti—terutama dengan semuanya yang terjadi akhir-akhir ini dengan Haechan.❞

𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang