Bab 49

271 25 3
                                    

AIR mata menusuk dan menyengat matanya, tapi Jaemin tertawa dengan histeris. "Apa yang aku lakukan di sini? Kupikir pertanyaan yang lebih baik adalah apa yang kau lakukan?"

Mendengar ada suara lain membuat wanita satunya memutar kepalanya. Tatapannya menyusuri dari wajah Jaemin turun ke perutnya yang membesar. Suara mendesis keluar dari bibirnya sebelum dia menggelengkan kepalanya. "Sialan, aku tidak mempercayai ini." Dia membalikkan kepalanya lagi kemudian marah pada Jeno. "Tidak heran kau tidak bisa ereksi! Rasa bersalah karena berselingkuh dari pasanganmu yang sedang hamil pasti benar-benar telah mengacaukanmu!"

"Dia bukan pasanganku... belum," jawab Jeno, suaranya berbisik.

Aeri itu memberikan tamparan keras ke pipi Jeno, dan Jaemin menggigit bibirnya bukannya berterima kasih padanya karena melakukan itu. Pada saat inilah, dia merasa senang ingin menyakiti secara fisik yang jauh lebih buruk kepadanya. "Aku tidak peduli siapa dia! Kau seorang bajingan yang brengsek!" Dia menjauhkan dirinya dari pangkuan Jeno dan menyambar bajunya. Setelah memakai pakaiannya, ia meraih sepatu haknya dan berjalan ke arah Jaemin. Kemarahan di wajahnya sedikit mencair. "Aku benar-benar menyesal. Aku mendengar di tempat kerja dia adalah seorang player, dan aku menginginkan permainan itu. Aku tidak tahu..." suaranya berhenti saat dia melirik perut Jaemin.

"Terima kasih," bisik Jaemin saat perempuan itu mulai berjalan melewatinya. Dia melompat mendengar suara pintu depan dibanting. Dengan kaki gemetar, dia melangkah sedikit maju, menutup kesenjangan jarak antara dirinya dan Jeno. Jeno bangkit dari sofa, sambil mengancingkan kemejanya.

Ketika Jaemin berdiri di sana, hanya menatap, Jeno menghembuskan napas panjang. "Katakan sesuatu."

Jaemin mengangkat alis ke arahnya. "Dan kau ingin apa yang kukatakan?"

"Aku tidak tahu... hanya apa pun untuk mencegahmu memandangiku seperti itu."

"Well, terus terang, Kurasa teman wanitamu sudah mengatakan yang terbaik. Kau seorang bajingan yang brengsek!"

"Aku setuju dengan kata itu."

"Hanya itu yang kau katakan? Bukan kata penyesalan atas betapa pentingnya hari ini dengan tiba-tiba tidak datang saat USG karena ingin berselingkuh?"

Jeno menggelengkan kepalanya. "Aku tidak tidur dengannya."

Jaemin mengangkat tangannya dengan jengkel. "Kau akan melakukannya sebelum aku mengganggu kalian!"

"Aku bersumpah, aku tidak ingin menidurinya. Aku baru saja bilang padanya bahwa aku tidak bisa melakukan itu, dan dia harus segera pergi. Ya Tuhan, kau mendengar sendiri saat dia mengatakan aku tidak bisa ereksi!"

"Dan itu seharusnya membuat aku merasa lebih baik tentang fakta bahwa kau memiliki pelacur yang menaikimu ketika aku masuk ke sini?"

"Dengar, aku mengaku bahwa aku mengacaukannya. Tapi aku benar-benar minta maaf."

"Oh, kurasa kau juga menyesal karena kau telah berbohong padaku saat kau bilang kau akan berubah. Ya Tuhan, aku begitu bodoh mempercayaimu akan memperlakukan aku secara berbeda dari mantan tunanganmu atau bahkan wanita lain. Aku seharusnya menyadari hal ini, siapa kau dan apa yang kau lakukan."

"Jaem, please, aku sangat menyesal!"

"Benarkah? Apakah kau benar-benar merasakan hal itu atau hanya beberapa kata yang kau pikir bisa kau katakan untuk memperbaiki keadaan di antara kita?" Suaranya tersedak dengan isak tangis yang meningkat di tenggorokannya. "Apa kau sungguh-sungguh dan betul-betul menyesal karena kau telah mematahkan hatiku?"

Jeno meringis. "Kau tak tahu apa yang sudah aku alami akhir-akhir ini. Aku tidak akan pernah menjadi semua yang kau butuhkan, Jaem. Dan tekanan untuk mencoba ke arah sana hanya akan menghancurkan aku."

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang