Bab 61

249 15 3
                                    

Sudah lama gak update, ini chapter terpanjang dan juga paling gak suka aku tulis. Semoga suka

★★★

Beberapa hari berikutnya bergulir seiring dalam irama yang monoton. Belum lama, Jaemin telah menghabiskan minggu pertamanya hanya istirahat di tempat tidur. Dia hanya membaca, menonton TV dan film, dan dia dikunjungi Seungmin dan Haechan serta saudara Jeno. Sesuai dengan janjinya, Granny datang selama satu hari, dan Jaemin maupun Jeno tidak bisa menahan dia untuk memasakkan mereka makan besar bersama dengan hidangan penutupnya. Jaemin sangat senang ketika Taeyong dan Jaehyun datang. Jaemin sangat bahagia melihat ibu Jeno itu sudah terlihat sehat dan benar-benar bertolak belakang ketika terakhir kali dia melihatnya. Ia dalam langkah menuju pemulihan, dan Jaemin sangat bersyukur.

Untungnya, cuti Jeno telah berubah dengan melakukan pekerjaan lebih banyak di rumah. Jaemin menyukai fakta bahwa Jeno terus sibuk sehingga dia tidak akan terus-menerus mengawasi Jaemin seperti induk ayam gila setiap saat setiap hari. Tapi itu bukan karena Jaemin tidak menikmati Jeno berada di sekitarnya. Dia menyukai fakta bahwa Jeno bersedia melakukan apa saja dan semua yang dia minta. Dia sebagai teman bicara yang baik dan fakta bahwa Jeno setiap kali makan menemani Jaemin dan biasanya tertidur saat menonton film, dan itu berarti Jeno akhirnya tidur di sisinya.

Setiap hari tampaknya mereka semakin dekat dan lebih dekat lagi. Tapi rasa khawatir telah menggerogoti jauh di dalam perut Jaemin. Dia takut dengan hormonnya dan kedekatannya pada situasi bedrest-nya akan membuatnya buta terhadap kebenaran dari karakter Jeno. Setelah semua itu, sebelumnya dia sudah pernah ditipu Jeno sekali. Bisakah dia benar-benar akan sepenuhnya mempercayai dia lagi? Bisakah secara emosional dia bertahan untuk membangun sebuah kehidupan dengan Jeno dan siap bila semuanya akan jatuh berantakan jika dia ditipu lagi?

Pada Senin sore, Jaemin baru saja bersiap untuk menonton secara maraton dari salah satu seri lama favoritnya, yaitu Sherlock Holmes, saat ponselnya berdengung di sampingnya. Melihat nama yang muncul di layar, detak jantungnya berakselerasi begitu cepat yang mengancam akan menendang keluar dari dadanya.

Itu dari Johnny, rekan dokter dari Kun yang sempat memeriksanya. Sebenarnya Jaemin tidak terlalu nyaman jika pria itu berada di dekatnya tetapi demi kesopanan, ia selalu berusaha untuk menepis ketidaknyamannya itu. Sebelum keluar dari rumah sakit, Johnny meminta nomer telponnya dengan alasan jika ada sesuatu yang mendesak Jaemin bisa menghubunginya.

 Sebelum keluar dari rumah sakit, Johnny meminta nomer telponnya dengan alasan jika ada sesuatu yang mendesak Jaemin bisa menghubunginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin menggelengkan kepalanya saat dia membaca dan mengulang lagi teksnya. Bukan hanya itu, dia selalu terdengar begitu berbeda dari laki-laki yang dia kenal, tapi dia selalu begitu baik dan bijaksana. Dia sudah menelepon dua kali untuk mengeceknya, tapi dia belum memulai pembicaraan tentang keinginannya untuk datang.

 Dia sudah menelepon dua kali untuk mengeceknya, tapi dia belum memulai pembicaraan tentang keinginannya untuk datang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang