Chapter 74

66 11 3
                                    

❝Selamat malam!❞ Ucap Jeno saat dia meninggalkan makan malam bisnisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝Selamat malam!❞ Ucap Jeno saat dia meninggalkan makan malam bisnisnya. Memutar bahunya, dia melawan kelelahan yang merasuki tubuhnya. Dia tidak menginginkan apapun lebih daripada kembali ke hotel dan mengakhiri malam ini dengan tidur. Ketika mendengar nada dering yang familiar dari Jaemin, dia merogoh ponsel dari sakunya. ❝Sudah merindukan aku, sayang?❞ candanya.

❝Kau tidak tahu,❞ jawabnya, suaranya tegang.

Jeno membeku di trotoar. ❝Jaem, apa ada sesuatu yang salah?❞

❝Um, well, jangan panik—❞

❝Sudah terlambat.❞

❝Air ketubanku pecah, dan aku baru saja masuk rumah sakit.❞

Jeno menutup mata merasa kesakitan. ❝Kau mungkin tidak serius.❞

❝Percayalah, aku berharap aku sedang bercanda.❞

❝Tapi semestinya kau melahirkan tiga minggu lagi. Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.❞

❝Dengar, tidak apa-apa. Kau hanya perlu pergi ke bandara.❞

❝Jaem, tidak ada satu pun penerbangan dari Singapura kembali ke Seoul malam ini.❞

❝Aku tahu. Karena itulah mengapa aku memiliki Rencana B.❞

❝Dan tepatnya apa itu?❞

❝Johnny sedang dalam perjalanan untuk membawamu pulang dengan pesawatnya.❞

❝Kau pasti bercanda.❞ Ketika Jaemin tidak menanggapi selama satu menit, Jeno berkata, ❝Jaem, kau masih di sana?❞

Jeno mendengar Jaemin menarik napas panjang. ❝Benar. Benar. Sakit.❞

Jeno meringis. ❝Oh sial. Maafkan aku. Aku sangat ingin sekali berada di sana untuk menggenggam tanganmu... untuk membantumu.❞

Beberapa detik kemudian Jaemin merespons. ❝Bagus. Kalau begitu kau akan bertemu Johnny di bandara—❞

❝Jaem, kau tahu aku takut menaiki pesawat kecil.❞

❝Jeno,❞ geramnya sebelum terengah-engah.

Ketika Jaemin mengerang kesakitan, Jeno tahu dia berada dalam kesulitan. ❝Biar kutebak, saat ini, kau tidak peduli tentang ketakutanku atau apa yang ingin atau tidak ingin aku lakukan, kan?❞

❝Tepat!❞ bentaknya.

❝Oke, oke. Aku akan menuju bandara, dan aku akan berada di sana secepat mungkin.❞

❝Bagus.❞

❝Aku mencintaimu, Jaem.❞

❝Aku mencintaimu juga.❞

Dengan rasa ketakutan dan was-was yang melonjak melalui dirinya, Jeno mengangkat satu tangannya yang gemetar dan melambai-lambaikannya ke bawah untuk memanggil taksi. Persetan dengan tasnya yang ada di hotel. Jisung akan lahir, dan dia sangat dibutuhkan untuk segera sampai di sisi Jaemin. Dia baru saja duduk di jok kulit taksi ketika ponselnya berdering lagi. Meskipun nomor tak dikenal, dia tahu siapa yang menelepon.

[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang