LET SHOUT OUT, HAPPY WEDDING DAY TO OUR NOMIN!!!
★★★
𝟑 𝐌𝐢𝐧𝐠𝐠𝐮 𝐊𝐞𝐦𝐮𝐝𝐢𝐚𝐧.
Jaemin memandangi bayangannya ke cermin satu badan milik Granny. Berbalik ke kiri dan ke kanan, dalam benaknya, kemeja dan jas berwarna putih ini merupakan hal yang paling indah yang pernah dilihatnya dengan potongan tegas di pinggang yang menjuntai hingga ke lantai serasi dengan korset yang bertatahkan payet mutiara dan manik-manik yang rumit. Dia tak pernah bermimpi menemukan pakaian yang indah untuk pengantin yang hamil, terutama dengan waktu yang singkat ini.
Tapi kini kala hari besar itu telah tiba, dia tidak terlalu yakin. ❝Ugh, aku rasa ini tepat untuk mengatakan aku mirip dengan Stay Puff Marshmallow Man,❞ keluhnya.
❝Oh tidak, kau tidak mirip!❞ bantah Seungmin, menyesuaikan mahkota berkilauan di atas kepala Jaemin.
Sepupu Jaemin, Seungmin, mengangguk kala dia membantu menata kerudung panjang dari bulu-bulu halus. ❝Jangan konyol, Jaem. Kau sangat menawan.❞
❝Jika aku dominan, aku sepenuhnya menginginkan calon mempelaiku terlihat seperti dirimu,❞ ucap Haechan, dengan senyuman nakal.
❝Oh Tuhan, kau mulai terdengar mirip seperti Jeno,❞ balas Jaemin.
❝Sekarang kau dengar mereka, manis. Kau tampak memesona!❞ tangis Granny di belakang Jaemin. Dia bahkan tidak berpaling untuk mengambil kotak perhiasannya untuk benda yang ❛dipinjam❜ untuk Jaemin. Renda putih yang terjalin dengan pengaitnya bernilai ❝klasik❞. Hari ini dia perlu merasakan kenyamanan sebagaimana sepatu itu pas di kaki bengkaknya dan tidak akan membuatnya terpeleset dan jatuh.
Jaemin mendesah. ❝Aku menghargai kalian mencoba membuatku nyaman, tapi serius, ini adalah paduan antara pria Stay Puff dan pria dalam logo ban The Michelin.❞
Seungmin mendengus. ❝Berhenti memancing pujian.❞ Meremas bahu Jaemin, Seungmin memutar tubuh Jaemin. ❝Kau adalah pengantin tercantik yang pernah aku lihat di sepanjang hidupku, dan aku termasuk seseorang di bayangan itu! Itu tidak masalah kau sedang hamil 7 bulan. Saat kau mulai menuju ke altar, kau akan membuat Jeno takjub.❞
Air mata menggenang di mata Jaemin karena pujian Seungmin. ❝Oh sialan, jangan menangis dulu dan merusak riasanmu!❞ Seungmin melambaikan tangannya spontan di depan wajah Jaemin.
Jaemin mendorongnya menjauh. ❝Oke, oke, aku takkan menangis.❞
❝Bagus.❞
Dengan menggenggam kalung mutiara di tangannya, Granny melangkah mendekati mereka. ❝Dapatkah kalian meninggalkan kami sebentar?❞
Seungmin tersenyum. ❝Tentu saja. Kami akan mengambil buket bunga dari kulkas.❞
❝Jangan pernah berpikir aku membiarkan kau memasangkan boutonniereku (korsase).❞
❝Dan kenapa tidak?❞
❝Karena pada akhirnya kau selalu menusukku!❞ jerit Haechan. Mereka terus saja berdebat saat keluar dari pintu.
Ketika mereka telah sendiri, Jaemin menaikkan alisnya berharap. Ekspresi wajah Granny sangat serius sehingga membuat Jaemin gelisah. Mencoba untuk mencairkan suasana, Jaemin bercanda, ❝kau tahu kau tak perlu berbicara tentang seks padaku lagi, bukan?❞
Granny melambaikan tangan kosongnya dengan acuh. ❝Aku tentu berharap tidak. Tentu saja, aku menganggap pembicaraan itu telah terjadi saat dengan Daniel.❞
Wajah Jaemin memerah sembari dia mengangguk. Tanpa banyak bicara, Granny pindah untuk berdiri di belakang Jaemin. Dia mengangkat tangannya melewati kepala Jaemin dan kemudian menyelipkan untaian kalung mutiara di leher Jaemin. Kalung itu menempel sedikit di bawah tulang kerah Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄
Fanfictionㅤㅤㅤㅤ♡· ᗯOᑌᒪᗪ YOᑌ ᗷE ᗰIᑎE ·♡ㅤㅤㅤ Setelah putus dengan FWB terakhirnya, hal yang Lee Jeno tidak inginkan adalah pertanyaan menjengkelkan dari keluarga besarnya tentang status bujangannya itu. C'mon, jangankan menikah, mempunyai kekasih saja ia tidak in...