Setelah pagi hari yang mewah di spa mendapatkan facial dan pijatan, rambut dan wajah seluruh pendamping pengantin telah selesai dirias. Jaemin tak dapat menahan tawa pada penampilan lucu Seungmin menggunakan pakaian formal ditambah riasan wajah yang tipis nan memukau.
Seungmin menatap ke bawah ke dirinya sendiri. ❝Apa? Kau tak berpikir ada yang salah dengan penampilan ini, kan? Aku berani bertaruh aku dapat berjalan ke Wal-Mart seperti ini, dan tak ada satu orang pun yang akan berkata apa-apa.❞
Jaemin meraih dompetnya. ❝Hmm, pujian yang tinggi memang dari para pembeli Wal-Mart.❞
Seungmin tertawa, ❝ayo, kita harus membawa bokong kita ke gereja.❞
Sambil memutar matanya, Jaemin berkata, ❝hanya kau yang bisa mengucapkan kata bokong dan gereja dalam kalimat yang sama.❞
❝Kau tahu kau mencintai mulut kotorku.❞
❝Aku mencintai apapun tentangmu, bestie.❞
Seungmin mengangkat tangannya. ❝Jangan ada komentar sentimentil seperti itu lagi, Jaem. Aku tak mau riasanku rusak.❞
Jaemin tertawa. ❝Baik. Aku akan menjadi orang dingin dan keras sepagian ini. Senang?❞
❝Sangat. Sekarang ayo.❞
Jaemin dan Seungmin, bersama dengan seluruh pendamping mempelai, menuju ke Gereja Katedral Christ the King. Itu merupakan gereja Bangchan sejak masih kanak-kanak, dan Jaemin berpikir itu menjadikannya tempat yang indah untuk acara pernikahan.
Setelah masuk ke dalam ruang persiapan, mereka sibuk membantu Seungmin merapikan tuxedo hitam berhiaskan corak merak perak yang dikenakannya. Jaemin mundur dan memperhatikan Seungmin. Janji yang semula terucap terlupakan saat air mata memenuhi mata Jaemin. ❝Kau terlihat menakjubkan!❞
Seungmin menuding Jaemin, ❝Jaem, kau berjanji!❞
❝Aku tak dapat menahannya. Hormon kehamilan ini yang membuat emosiku semakin gila!❞
❝Ugh, kau benar-benar harus menghentikan produksi air matamu atau kau akan membuatku menangis, dan semua makeup tahan air ini tidak akan bekerja selama itu,❞
❝Baik, aku akan mengenakan gaunku.❞
❝Bagus. Dan sementara kau sibuk dengan gaunmu, pikirkan tentang hal-hal menjijikkan, orang-orang yang membuatmu kesal—apa pun selain yang membuatmu menangis.❞
Jaemin meletakkan tangannya pada pinggangnya. ❝Tidakkah kau berpikir orang-orang akan bertanya-tanya kenapa pendampingmu yang perutnya sudah sangat buncit memasang tampang "persetan denganmu" di wajahnya?❞
Seungmin tertawa. ❝Selama kau tidak menangis, kita baik-baik saja.❞
❝Kau benar-benar tak dapat dipercaya,❞ Jaemin menggerutu seraya memasuki ruang ganti. Jaemin mengenakan jas berwarna biru yang telah dicustom agar muat dengan perut besarnya, dan setelah berusaha bergelut dengan ritsletingnya, Jaemin kembali ke kamar utama untuk mencari bantuan. Jeongin, adik laki-laki Seungmin yang berumur enam belas tahun, dengan senang hati membantu.
Jaemin sedang memperhatikan bayangannya di cermin saat sebuah ketukan terdengar. ❝Ini Jeno,❞ sebuah suara memanggil. Jeongin terkikik saat dia berlari untuk membukakan pintu.
Saat Jeno memasuki ruangan, pandangan Jeno menyapu ruangan untuk mencari Jaemin. Saat Jeno melihatnya, dia berbinar, ❝Kau terlihat cantik!❞
Jaemin tersenyum lebar. ❝Terima kasih.❞ Menatap ke arah gaunnya, Jaemin menggelengkan kepalanya. ❝Sebenarnya, saat ini aku merasa seperti Oompa Loompa!❞
❝Percayalah padaku, babe, kau sama sekali tak terlihat seperti salah satunya.❞ Saat Jaemin memberikannya pandangan ragu, Jeno mengedipkan matanya. ❝Dan aku pasti memiliki fetish dengan jas karena aku ingin melahapmu saat ini juga.❞
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 𝐉𝐉 [𝟏] 𝐖𝐎𝐔𝐋𝐃 𝐔 𝐁𝐄 𝐌𝐈𝐍𝐄
Fanfictionㅤㅤㅤㅤ♡· ᗯOᑌᒪᗪ YOᑌ ᗷE ᗰIᑎE ·♡ㅤㅤㅤ Setelah putus dengan FWB terakhirnya, hal yang Lee Jeno tidak inginkan adalah pertanyaan menjengkelkan dari keluarga besarnya tentang status bujangannya itu. C'mon, jangankan menikah, mempunyai kekasih saja ia tidak in...