51. Penyelamatan Kancil Betina dari Antah-Berantah

37 10 7
                                    

Perdebatan antara Serangga Malam dan Kancil Betina dari Antah-Berantah terus berlanjut. Terkadang satu-dua kekerasan diterima sang gadis. Namun seperti sudah-sudah, ia tetap berpegang pada pendiriannya.

Diantara para personil Serangga Malam, Kumbanglah yang paling beringas. Dia tidak akan puas menyiksa sampai sandera mau ikut dengan mereka.

"Kumbang cukup! Kupu-Kupu hanya membual, dia akan tetap ikut dengan keadaannya seperti ini." Belalang bersusah payah untuk menyeret rekannya agar tidak berulah lagi. Sayang gelar personil terkuat bukan usapan jempol semata, memang cocok tersemat kepada Kumbang. Sampai akhirnya Belalang meminta bantuan teman-temannya.

Hanya Kepik yang tergerak sementara Laba-Laba terbengong-bengong dan Capung berlagak bodo amat. Amarah Kumbang makin tersulut kala ia mendapati sang tawanan menatapnya sinis sambil menyunggung miring. Pemuda ini semakin gencar bergerak untuk terlepas dari boikot kedua rekannya. Hingga sampai emosi mencapai ubun-ubun, Kumbang mengerahkan semua kekuatannya sehingga Kepik serta Belalang terhempas begitu saja.

Kumbang dengan angkuh membuang langkah. Pemuda itu langsung bersitatap dengan tawanan.

Dor!

Satu lesatan peluru mengintrupsi semua orang. Serentak mereka menoleh ke arah datangnya tembakan, sedetik kemudian Kumbang tumbang. Atensi orang-orang kembali kepada pemuda tersebut. Butuh beberapa mili sekon bagi Serangga Malam untuk mencerna situasi, ketika kepala Kumbang mengeluarkan darah, saat itulah mereka menyadari sang rekan telah tewas.

Dalam kepanikkan, personil Serangga Malam yang tersisa harus mencari tempat persembunyian. Pasalnya setelah tembakan yang menewaskan Kumbang mereka diberondongi puluhan timah panas.

Begitu pula dengan si gadis kupu-kupu, ia mengusel-usel ikatan yang membelenggu ---berharap tali bisa mengendor. Nahas, saking kuat tekad sang gadis untuk terlepas malah membuatnya jatuh.

Belalang, Kepik, Capung dan Laba-Laba telah menemukan tempat berlindung. Personil termuda lantas mengeluarkan senjata api dan mulai membalas serangan. Laba-Laba adalah personil yang paling mahir dengan persenjataan.

Aksi tembak-tembakkan berlangsung sengit sekaligus menegangkan. Tidak ada kubu yang mengalah ---keduanya berusaha menyasar anggota tubuh lawan yang menyembul. Laba-Laba tiba-tiba kembali menyembunyikan diri setelah membalas tembakan.

"Belalang berpikir dong. Peluruku lama-lama habis!" Setelahnya dia kembali memerhatikan pergerakkan musuh.

Sebelum Laba-Laba memperingati'pun Belalang sudah memutar otak untuk menyelesaikan masalah mereka. Laki-laki berkaca mata itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Edaran tersebut baru berhenti kala bayangan pada matanya menangkap keberadaan sandera.

Gadis itu masih berusaha melepaskan diri. Namun bukan itu yang menjadi perhatian Belalang. Ia berada di ruang terbuka dengan peluru berterbangan. Tapi anehnya tidak ada satu peluru'pun yang menembus kulitnya bahkan peluru dari pihak musuh seperti sengaja tidak mengincar gadis itu.

Belalang mendapat sebuah ide. Ia lantas merogoh saku celana dan mulai merayap mendekati si tawanan. Ia bergerak amat hati-hati supaya musuh tidak menyadari keberadaannya. Setelah jarak tidak terlalu jauh, cekatan ia membuat kursi itu berdiri lengkap dengan sang gadis. Cekatan ia mengarahkan bagian tajam pisau ke leher tawanan.

"Hey, aku ngga tahu siapa kamu. Tapi sepertinya kamu mencoba melindungi gadis ini. Hentikan ini semua atau gadis ini akan mati!" Belalang berteriak nyalang.

Ajaib, ancaman Serangga Malam itu ternyata ampuh. Tidak ada lagi peluru yang mengincar mereka. Belalang lantas mengisyaratkan teman-temannya untuk keluar. Ia lalu kembali menatap tempat persembunyian musuh.

Dimas: From Zero To Villain.[Selesai, Belum Revisi.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang