55. Pelelangan Berdarah.

34 11 0
                                    

Tian menghirup udara sebanyak-banyaknya. Pemuda itu baru saja berlari dan kini sedang mengatur pernapasan. Dada pemuda itu berdegup sangat cepat, seandainya ada orang didekatnya sudah pasti orang tersebut dapat mendengar detak jantung Tian.

Dia lantas melepas headset dan mematikan volume musik yang diputar nyaring. Pemuda ini lantas menegakkan badan dan memutar tubuh. Tidak lama kemudian mulai melangkah menjelajahi lorong.

Sementara itu di belakang suara gaduh dan baku tembak mulai merajalela. Setiap orang berpikir satu, yakni mengamankan selembar nyawa mereka.

Kemampuan dou pedagang senjata ilegal tidak bisa dianggap enteng. Dalam waktu singkat, Jenifer dan Riska mampu menumbangkan puluhan anak buah Naufal. Saat ini keduanya memilih lari sambil terus menembakki musuh. Melepas amunisi asal, meski begitu keduanya mampu mengenai sasaran hampir delapan puluh persen.

Para Serangga Malam yang tak bersenjata tidak bisa membalas saat diberondong peluru, mereka merangkak dan berguling sesekali lalu bersalto dan akhirnya terpencar-pencar menyembunyikan diri.

Capung berhasil menumbangkan satu anak buah Naufal dengan lemparan vas yang langsung mengenai dahi laki-laki tersebut. Satu serangan mampu membuat kepala anak buah Naufal berdarah dan pada akhirnya pria tersebut roboh, entah pingsan atau tewas yang pasti kekuatan Capung sangat besar hingga vas tersebut ikut pecah. Teman-teman sang pria sempat tertegun beberapa saat.

Rupa-rupanya di belakang mereka Laba-Laba berdiri dan langsung menyerang tengkuk beberapa laki-laki tersebut dan pada akhirnya turut menyusul pingsan. Sementara itu, Kepik dan Belalang bertugas menjaga Dan.

Ironi sekali, Dan melatih anak-anaknya untuk bergerak lincah sementara dirinya sendiri tidak bisa membawa tubuh besarnya lebih baik lagi. Kepik dan Belalang terpaksa menyesuaikan, alhasil pergerakkan lambat mereka di sadari beberapa pria.
Kepik yang lebih dulu menyadari adanya pergerakkan dari arah berlawanan sekeketika tersentak pasalnya seseorang telah siap melepas tembakkan. Benar saja, amunisi itu langsung melayang kepada Dan.

Seketika insting Kepik aktif, dengan gagah berani ia mendorong tubuh Dan. Gadis itu rela mengorbankan diri, ia tertembak di area perut. Begitu melihat salah satu anaknya kembali tumbang Dan benar-benar murka, ia memberondong dengan sisa peluru di pistolnya. Serangga Malam yang tersisa ikut andil dalam pertarungan ini.

Satu lesatan api berhasil mengenai laki-laki itu di susul dengan berondongan timah panas lainnya hingga tangan, kaki, perut menjadi sasaran empuk. Laki-laki itu baru tumbang saat peluru mengenai lehernya.

Kematian Dan tentu hal itu memicu insting Serangga Malam yang tersisa bangkit. Tanpa sadar bola mata ketiga remaja itu berubah semerah darah, air mata mulai luruh di pipi masing-masing dan tatapan setajam elang mereka perlihatkan.

Lagi dan lagi Capung dan Laba-Laba harus menelan pil pahit, Pilar yang menjadi persembunyian Belalang roboh hingga menimbun pemuda itu.

Capung berteriak frustasi, sedangkan Laba-Laba yang menyadari kondisi semakin memburuk cepat merangkak kepada Capung , setelah menembakki para anak buah Naifal dengan beringas, ia mengangkat tubuh gadis itu layaknya karung beras. Mengindahkan tangis dari sang rekan, saat ini mencari persembunyian yang jauh lebih aman adalah jalan satu-satunya.

Di tempat lain, Maeda yang tak tahu apa-apa juga diserang membabi buta. Untung saja laki-laki itu bersenjata sehingga meski sempat kelabakan, dia berhasil menemukan tempat sembunyi dan membalas rentetan peluru terbang. Aksi berbalas amunisi di iringi dentingan selongsong yang berjatuhan.

Namun, Maeda sedikit mendapat bantuan kala perhatian anak buah Naufal terbagi. Di tempat lain Jenifer dan Riska memberondongi mereka cukup beringas. Maeda tersenyum kemampuan dou itu patut diacungi jempol. Merasa mempunyai kesempatan untuk kabur, Maeda bergerak perlahan menjauhi bentrokkan. Dia terus bergerak sambil mengawasi sekitar, melangkah perlahan dengan posisi siaga.

Dimas: From Zero To Villain.[Selesai, Belum Revisi.] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang