Follow dulu akun Fafa. Bantu share cerita ini supaya yang baca makin banyak.
Liat juga ke bawah. Ada bintang, kan? Lalu, klik. Makasih❤️
.
.
.
Happy ReadingSyifa menundukkan kepalanya. Untuk sekarang, hatinya belum bisa memaafkan perbuatan Alvin yang semalam. Syifa melihat Alvin menembak seorang wanita di dekat garasi. Syifa melihatnya dari atas balkon. Syifa ingin menghentikan aksinya. Namun, Alvin menembaknya tanpa aba-aba.
Syifa kecewa pada Alvin yang mengingkari janjinya. Syifa tidak suka jika janjinya diingkari, seharusnya Alvin berusaha untuk menahan keinginan hatinya walaupun Syifa tahu bahwa ini adalah kebiasaan Alvin yang sulit dihentikan.
Sedangkan di sisi lain, Alvin melihat Aarav yang baru saja selesai sarapan dengan memakai jas yang sudah terpasang rapi di tubuhnya. Alvin tidak nafsu makan, piring yang dibawakan Syifa tadi ia berikan kepada salah satu pembantu. Lagi pula, Alvin belum memakannya sama sekali, jadi tidak apa-apa.
"Kesal sekali!" ketus Alvin seraya duduk di kursi yang letaknya di samping Aarav.
Aarav menoleh ke samping. "Kenapa?"
"Syifa diam saja."
"Kau harus belajar bersabar. Jika tidak, kau akan kehilangannya, lagi," peringat Aarav.
Jika Alvin benar-benar kehilangan Syifa, Aarav mempunyai kesempatan. Namun, di saat dirinya bahagia pasti ada Alvin yang terluka. Mencintai dalam diam adalah cara terbaik untuk saat ini bagi Aarav, karena jika diungkapkan akan memberi masalah untuk banyak orang. Untuk kali ini, Aarav mebiarkan hatinya saja yang dijadikan korban.
"Biasanya, jika Evrita sedang marah, dia tidak akan mendiamkanku seperti ini. Pasti dja langsung mengatakan apa kesalahanku, lalu aku minta maaf. Masalah pun selesai."
Mendengar penuturan pria tidak tahu diri itu membuat mata Aarav menatap Alvin dengan sorot mata yang tajam. "Syifa adalah Syifa. Evrita adalah Evrita. Kau tidak bisa menyamakannya. Jika kau menyukai satu sisi dari diri Evrita, pergilah menjauh dari Syifa!"
Aarav berdecak kesal, lalu pergi ke luar rumah dan menjauh dari Alvin. Alvin menatap punggungnya yang mulai menjauh. Hari ini, semua orang mendadak menjadi aneh, pikir Alvin demikian. Tanpa Alvin sadari, ia merindukan sosok Evrita walaupun hatinya masih ada sisa-sisa rasa kecewa. Namun, satu-satunya obat rindu adalah bertemu.
Jadi, haruskah Alvin bertemu dengan mantan kekasihnya?
Di atas sana, Syifa mendengar penuturan Alvin yang tadi karena perkataan Alvin cukup menggema ke atas sana. Syifa tersenyum kecut di balik cadarnya. Di saat ia mulai takut kehilangannya, Alvin justru mulai merindukan sesosok wanita yang dahulu bersamanya. Syifa ingin membuang perasaannya yang sedikit ini. Namun, walaupun rasa cintanya masih teramat kecil, tetapi sulit untuk disingkirkan.
'Jika kau membandingkan sifatku dengan Evrita ... aku juga jauh lebih mampu membandingkan sifatmu dengan Aarav yang jauh berbeda. Aku baru mencintaimu dan ini perkataan yang kau lontarkan? Jangan membuatku berpikiran untuk menceraikanmu, Alvin,' batin Syifa.
Syifa juga manusia, Syifa mempunyai batas kesabaran. Syifa mencintainya dalam diam, biarkan Alvin berusaha agar ia tahu apa artinya perjuangan. Wanita itu menutup pintu kamar dan mengambil buku berwarna pink bergradasi ungu. Buku itu selalu Syifa simpan di lemari miliknya. Tepatnya di bawah tumpukan lipatan kerudung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Izin Mencintai (END)
Romance[Mau buat Fafa seneng gak? Follow sebelum membaca dan follow akun Instagram Fafa. Username: refafa0401] 🚫DILARANG PLAGIAT🚫 Alvino Daniel Sandjaya tidak pernah tahu senekat apa keputusannya ini. Dia menyuruh beberapa body guardnya untuk menculik se...