Jangan lupa vote ya. Happy reading ❤️
Diam-diam, Burhan menatap wajah Alvin. Sulit dipercaya, putranya bisa melindungi seorang wanita. Sekalipun jika urusannya dengan nyawa. Sedangkan di sisi lain, kelima body guard tengah menarik paksa seorang wanita. Siapakah dia?
Wanita itu memberontak sehingga membuat kelima body guard nyaris kewalahan. Wanita itu dibawa ke sebuah gudang. Gudang itu hanya pernah dimasuki oleh Alvin dan para body guard saja. Di dalamnya terdapat beberapa kepala terputus yang berjejeran di sudut ruangan. Bau anyir benar-benar membuat wanita itu mual.
Para body guard mendudukkan wanita tersebut ke sebuah kursi kayu dan mengikat kedua tangannya di belakang dan juga mengikat kedua kakinya. Wanita itu akan tersiksa tanpa disentuh karena bau anyir dan diperlihatkan kepala terputus di hadapannya yang terlihat sangat menyeramkan. Bayangkan saja, tujuh kepala mayat.
Setelah menyelesaikan tugasnya para body guard cepat-cepat keluar dari gudang tersebut. Tak lupa, mereka menguncinya.
"Buka ...!" teriak wanita itu dari dalam dengan suara yang lantang.
Wanita itu adalah mantan kekasih Alvin. Alvin meninggalkannya dua tahun yang lalu karena pria itu mulai mencintai Evrita. Wanita itu mengira bahwa wanita bercadar yang semalam adalah Evrita. Namun, nyatanya dia salah orang.
Dengan hati yang bersemangat, Bima menekan sebuah tombol dan tiba-tiba ....
"Aaaa ...!"
Teriakan nyaring yang tadi terdengar sampai luar kini tiba-tiba menghilang. Bisa dipastikan oleh para body guard bahwa wanita itu pingsan. Salah satu dari antara tujuh kepala yang terputus, ada sebuah kepala palsu alias mainan. Matanya bisa terbuka secara tiba-tiba. Siapa pun yang pernah memasuki ruangan tersebut pasti akan jatuh pingsan kala mainan tersebut diaktifkan oleh Bima. Mainan itu sangat realistis.
Orang yang masuk ke dalam gudang tersebut tidak boleh dimatikan begitu saja. Biasanya Alvin akan membiarkan korban untuk menderita terlebih dahulu. Setelah memuaskan hatinya, Alvin akan mengirimkan korbannya kepada Tuhan. Alvin sangat baik hati, bukan?
Kepala terputus yang dipajang di sudut gudang itu bukanlah korban biasa. Itu adalah kepala-kepala milik body guard yang tidak bersalah. Saking baiknya para body guard tersebut membuat Alvin ingin sekali memandang wajahnya ketika ia sedang merindukannya. Oleh karena itu, Alvin menebas kepala para body guard yang berjasa. Dia memang baik hati, tidak perlu kalian memujinya.
....
Pagi hari pun tiba, jam menunjukkan pukul sepuluh pagi. Namun, Alvin tak kunjung sadarkan diri. Fatimah dan Burhan baru saja pulang ke rumah Alvin untuk mengambil baju ganti Alvin jikalau Alvin sudah sadar karena sampai saat ini Alvin masih mengenakan baju rumah sakit. Fatimah tahu betul bahwa Alvin tidak menyukai baju tersebut.
Bayi kecil yang mengajak begadang tadi malam kini sudah terlelap tidur di pangkuan Syifa. Tangan kiri Syifa memegang lehernya dan tangan kanan Syifa menggenggam tangan Alvin. Syifa menunggu kesadaran Alvin. Apakah dokter memberikannya obat bius?
Tadi, dokter mengatakan jika Alvin belum sadarkan diri lewat jam dua belas siang, dokter akan membawanya untuk menanganinya kembali. Aneh betul, dokter saja sampai kebingungan. Harusnya, di jam lima pagi ini Alvin sudah sadarkan diri. Namun, ini tidak.
Tiba-tiba, ide cemerlang melintas di benaknya. "Aku mencintaimu, Alvin, hanya saja aku tak ingin berkata jujur karena aku ingin kau mengetahuinya ketika kau sudah berubah," lirih Syifa.
Mata Alvin tiba-tiba terbuka. "Benarkah?!"
Syifa membelakkan matanya. Wanita itu menyerka air mata yang baru saja terjatuh seraya berujar, "Sejak kapan kau bangun?"
Alvin memasang wajah kikuknya. "Jam tujuh, mungkin. Namun, tak sempat aku membuka mata, aku langsung tertidur kembali karena mengantuk," sahut Alvin dengan santai.
Sialan sekali. Tiga puluh menit sebelum jam itu dokter sudah memeriksa keadaan Alvin. Sekarang dengan santainya Alvin berujar bahwa ia tertidur? Lalu, untuk apa Syifa menangisinya selama tiga jam sedangkan Alvin sendiri tengah tertidur dengan pulasnya?
"Apa yang kau katakan tadi benar, Sayang?"
Syifa menggelengkan kepalanya sontak membuat Alvin menarik kedua sudut bibirnya ke bawah. "Kau senang sekali mempermainkan perasaanku."
Pandangan Alvin melengos dari mata Syifa. Namun, tiba-tiba ia menatap seorang bayi kecil yang tengah ada di pangkuan Syifa. "Aku ingin menggendongnya."
"Keadaanmu sedang seperti ini. Jangan mengada-ada!" omel Syifa.
"Tapi ...."
"Kau bisa menggendongnya nanti, Alvin."
Alvin mengangguk pasrah. Rasa nyeri di bagian punggung mulai terasa. Namun, ia sudah pernah seperti ini sebelum sehingga membuatnya tidak terlalu syok dengan rasa yang teramat sakit. Lebih-lebih lagi, pergerakan tubuhnya kini menjadi terbatas. Alvin hanya bisa rebahan dengan posisi menyamping atau tengkurap.
Posisi menyamping jauh lebih nyaman bagi Alvin karena jika tengkurap Alvin selalu merasa sesak. Sedari tadi, tangan Syifa masih digenggam oleh Alvin. Penuturan Syifa yang tadi membuat Alvin gembira walaupun hanya sesaat. Harusnya Alvin merekamnya, jadi ketika Alvin butuh hiburan ia hanya perlu mendengar rekaman suara itu saja.
Jarum jam terus berputar. Siang malam silih berganti sebanyak lima kali. Alvin sudah pulang dari sakit. Di rumah sakit Alvin benar-benar tersiksa karena hampir setiap malam perawat dan dokter masuk ke kamarnya sehingga Alvin terganggu dengan waktu istirahatnya.
Bayi kecil yang hari itu dititipkan kepada Syifa kini sudah ada di tangan orang tuanya. Jujur saja, Syifa belum sanggup untuk merawatnya lama-lama, lagi pula Syifa tak enak hati dengan orang tuanya yang baru-baru ini mempunyai seorang anak setelah penantian lima tahun lamanya. Pasti rasanya mereka selalu ingin berdekatan dengan buah hati kecilnya.
Alvin baru saja selesai makan malam. Sejak pagi, Alvin hanya di dalam kamar saja. Sesekali Alvin keluar. Namun, justru ia dijahili oleh Aarav. Aarav membawa hewan yang paling Alvin takuti, yaitu hamster. Di saat Alvin takut dengan hamster, justru Aarav menyukai binatang pengerat bertubuh kecil tersebut walaupun berkali-kali tangannya terkena gigitan karena hamster itu belum jinak.
_____
TBC
Username Instagram: faresyia_
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Izin Mencintai (END)
Romance[Mau buat Fafa seneng gak? Follow sebelum membaca dan follow akun Instagram Fafa. Username: refafa0401] 🚫DILARANG PLAGIAT🚫 Alvino Daniel Sandjaya tidak pernah tahu senekat apa keputusannya ini. Dia menyuruh beberapa body guardnya untuk menculik se...