SIM 53

838 140 12
                                    

BACA INI DULU BAIK-BAIK, YA.

HARI INI FAFA UP 3 PART SEKALIGUS KARENA UNTUK BEBERAPA HARI KE DEPAN GAK BAKAL BISA UP.

HAPPY READING ❤️
_____

Bima menembak langit-langit tinggi sehingga membuat suara yang kencang. Alvin tersenyum tipis, tumben sekali Bima mengerti apa yang diinginkan olehnya. Evrita terlonjak kaget sontak membuatnya terjatuh dari pohon. Akibat bajunya yang terbuka membuat paha mulusnya kini dilumuri oleh tanah yang basah akibat baru selesai disiram.

Para pembantu yang melihat Evrita terjatuh langsung menertawainya dengan kencang, termasuk Sarah. Sarah tak hanya bersaing dengan Syifa, tetapi juga dengan Evrita. Sarah bisa saja menang ketika bersaing dengan Evrita. Namun, jika Sarah bersaing dengan Syifa, dia melakukan usaha yang akan berujung sia-sia. Sarah tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Syifa.

"Diam! Biadab sekali kalian ini!" maki Evrita sembari menatap para maid Alvin.

Alvin mengode Bima agar mengeluarkan Evrita secara paksa. Bima menganggukkan kepalanya dan mengode para body guard lainnya untuk menggotong wanita tak tahu malu itu. Evrita memberontak. Namun, karena jumlah yang menggotongnya lumayan banyak sehingga membuat Evrita tidak bisa melepaskan diri.

"Lepaskan! Honey, tolong aku, Honey."

"Najis!" teriak Alvin.

Syifa menyenggol siku miliknya Alvin. Alvin cengar-cengir. "Lupa, Sayang."

"Ayok, masuk!" ajak Alvin.

Pasutri itu melangkahkan kakinya menuju rumah. Pandangan Syifa selalu tertuju ke belakang melihat Evrita yang digusur oleh para body guard. Hatinya menaruh belas kasihan pada wanita itu. Alvin menarik pipi milik Syifa agar wajah Syifa tak lagi menatap ke belakang. Alvin tidak senang jika Syifa merasa kasihan pada Evrita.

Alvin pergi ke kamar untuk bersiap-siap pergi ke kantor di jam tujuh pagi. Di saat Alvin ada di kamar, Syifa berada di dapur. Beberapa pembantu senantiasa berada di samping Syifa karena mereka tidak ingin jika Sarah berbuat macam-macam kepada istri dari tuan muda. Sedangkan Inem? Dia sedang mencuci baju. Jika Sarah berada di dekat orang yang ia benci, dia bisa melakukan apapun tanpa memikirkan risiko pada dirinya.

Tangan Sarah akan gatal jika orang yang ia benci sangat menantangnya. Untung saja Syifa hanya diam menanggapi Sarah yang selalu melontarkan tatapan bengisnya. Sarah hanya membenci Syifa, dia tidak mempunyai niat untuk melukainya. Walaupun, doanya selalu mengharapkan kesialan pada rumah tangga Syifa dan juga Alvin.

Selang beberapa menit kemudian Alvin dan juga Aarav baru saja selesai sarapan. Aarav berangkat lebih dahulu. Kini, Syifa tengah memakaikan dasi di baju Alvin. Alvin selalu memperhatikan manik mata milik Syifa. Awalnya, dahulu Syifa merasa risih. Namun, sampai pada akhirnya kini Syifa mulai terbiasa.

Syifa mengantarkan Alvin sampai ambang pintu rumah, seperti biasa. Syifa mencium punggung tangannya dan Alvin mencium kening milik Syifa. Senyuman manis benar-benar tidak pernah lepas dari wajah Alvin. Para body guard berpura-pura tidak melihat ketika Alvin mencium kening Syifa.

"Hati-hati, Alvin. Oh, ya, siang ini aku akan pergi ke rumah kak Anna," ucap Syifa.

"Akan kuantar."

Surat Izin Mencintai (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang