Kesebelas

275 38 10
                                    

Happy reading gengstaa.

Tok

Tok

"Papa masuk ya" Fugaku bersuara saat pintu kamar anaknya yang terbuka. Sasuke ada disana, terduduk disofa dekat jendela kamarnya. Fugaku menghampiri lalu mendudukkan diri disamping putrinya.

"Kangen Hinata?" Sasuke menoleh, lantas mengangguk dan menyenderkan kepalanya didada sang ayah.

Fugaku menatap anaknya, sang istri sudah menceritakan semuanya. Pagi ini ia memilih cuti bekerja untuk menemani Sasuke yang juga ijin dari sekolahnya.

"Boleh kamu kangen, tapi jangan murung begini ya?,"

"Hinata pasti sedih liat kakak yang paling dia sayang sedih begini," Fugaku mengelus kepala Sasuke

"Kamu mau Hinata sedih,hm? Sasuke mendongak menatap sang ayah yang juga menatapnya, ia menggeleng.

Fugaku memeluk anaknya "Papa mau kasih tau sesuatu, dulu, kata kakek kamu, kalau lagi sedih, kamu tinggal bayangin sesuatu yang bikin bahagia."

Fugaku menarik pelan bahu Sasuke agar wajahnya terlihat, ditatapnya wajah ayu anaknya "Sasu mau?" Sasuke mengangguk dan kembali menyenderkan kepalanya lalu mulai memejamkan mata

"Sasuke"

Ia tersentak dan spontan membuka matanya, ayahya masih menatapnya dari atas. Gadis itu menggeleng sekilas lalu mulai kembali memejamkan mata

"Sshh.. dingin, Naruto!"

"Hehe maaf.."

Ia kembali membuka matanya, kali ini tidak tersentak, ia membukanya dengan perlahan.

Melihat Sasuke yang kembali membuka matanya, Fugaku mengelus kepala anak perempuan satu-satunya itu, Fugaku adalah orang yang paling tahu tentang anaknya ini.

"Sudah sarapan, Tuan Putri?" Sasuke menggeleng.

"Mau sekarang, bareng Papa?"

"Duluan aja, Paa.."

Sasuke terdiam sejenak, mulai berfikir, kenapa dia? kenapa harus dia? Kenapa harus Naruto yang muncul?

"Yasudah, Papa keluar yaa"

Ayahnya mengecup puncak kepalanya lalu keluar meninggalkan Sasuke dengan pertanyaan kenapa dan kenapa-kenapa lainnya.

***

"Kudengar cucu mu bersekolah dia SMA Asia?" Suara Jiraya memecah keheningan yang sempat terjadi diruang makan. Semenjak datang, Jiraya yang adalah teman Roseline langsung digiring menuju ruang makan.

Jiraya duduk ditempat kepala keluarga biasa duduk, Minato disamping kirinya bersama Menma yang duduk berhadapan dengan Rosaline dan Sai.

Mendengar pertanyaan itu Naruto yang ingin masuk ke ruang makan memberhentikan langkahnya.

"Yaa, Menma memang pernah bersekolah disitu." Roseline tersenyum menatap Menma.

"Bukan cucu sulungmu, maksudku, cucu bungsumu." Jiraya meluruskan, yang mendapat tatapan tidak suka dari sahabatnya

"Entahlah." Roseline enggan memberi jawaban lebih.

"Ngomong-ngomong dimana dia? Kenapa tidak ikut makan?"

"Tidak usah pedulikan dia."

"Tidak biasanya kau seperti ini, dia membuatmu marah atau kecewa?" Rose mendengus mendengar pertanyaan dengan nada bercanda sahabatnya itu.

Apocryphal (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang