Happy Reading!
"Kapan kita akan merayakan?"
Minato terpaksa harus kembali ke negaranya setelah menerima laporan Kakashi perihal kasus tabrakan Kushina. Minato kemarin baru saja tiba di London untuk urusan bisnis dan sekarang harus kembali dengan penerbangan paling awal. Pria itu duduk didekat jendela, para pramugari mulai menyajikan minuman dan camilan untuk para penumpang VVIP ini.
Minato memperhatikan pria yang sedang membaca koran disebelahnya. “Bukankah kemarin kita satu penerbangan?” Tanyanya membuat pria berkacamata menoleh.
“Benar, saya harus kembali karena anak perempuan saya masuk rumah sakit,” Pria itu menjawab tanpa ditanya. Ternyata membaca koran hanya kedok menutupi raut panik yang tercetak jelas diwajahnya.
Minato mengangguk. “Semoga anak perempuan anda lekas sembuh, saya juga ada urusan mendesak perihal mendiang istri saya.” Minato menjawab seadanya karena memang Kakashi tidak memberitahukannya semua.
“Saya turut berduka cita. Saya Fugaku Amaris.” Fugaku menyerahkan tangannya mengajak berjabat.
“Terima kasih, saya Minato Wheeler.” Kedua pria paruh baya itu berjabat tangan untuk saling mengenal tanpa tahu kalau kepulangan mereka ini berkaitan erat.
Minato kembali memandangi jendela disampingnya yang memberikan pemandangan berupa gumpalan-gumpalan awan fajar. Perasaannya risau entah kenapa, apa sesuatu terjadi kepada ibunya? Menma? Atau Sai?
Bahkan, sampai saat ini Pria itu tidak juga mengingat anak bungsunya.
***
Cahaya matahari pagi menerobos masuk melalui jendela kamar rumah sakit yang ditempati Sasuke. Diruangan itu hanya ada Naruto dan Sasuke yang belum sadarkan diri, kata dokter gadis ini terlalu syok dan kelelahan jadi masih tertidur.Mikoto sudah pulang pagi-pagi sekali karena harus menyiapkan keperluan Sasuke. Dan Itachi ada panggilan mendesak dari kampusnya untuk acara olimpiade yang akan diadakan.
Naruto memandangi wajah damai Sasuke, pemuda itu terjaga semalaman menunggui gadis kesayangan. Ia genggam selalu tangan mungil yang begitu dingin kemarin malam, diusapnya lembut plaster luka yang menutupi pipi putih Sasuke. Sayang sekali ia dengan gadis ini.
Naruto merogoh saku jaketnya begitu teringat sesuatu, ia mengeluarkan botol obat pemberian dokter Daniel tadi malam saat mereka tidak sengaja bertemu. Naruto mengambil satu pil itu lalu menegaknya dengan air. Disaat-saat seperti ini ia harus tenang, ia tidak boleh kambuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Apocryphal (end)
Fanfiction[NARUFEMSASU] "Ada kalanya, seseorang pergi, namun takkan pernah pulang." -Apocryphal. "Kamu baik-baik aja, kan?" "Pergi, sial!" "Gimana cara bikin kamu bahagia, Sas?" lelaki itu menatap tepat pada mata gadis didepannya. "Mati saja." [BELUM DIREVIS...